Konten dari Pengguna

Generasi Phi dan Infrastruktur Holtekamp

Adi Wibowo AS
ASN KPPN Muara Bungo
22 Desember 2022 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Wibowo AS tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Train Infrastructure. Foto: Michael Morse/ Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Train Infrastructure. Foto: Michael Morse/ Pexels.com
ADVERTISEMENT
Generasi muda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Saat Indonesia mencapai kejayaannya, dengan GDP diprediksi mencapai 10 triliun USD. Menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat dunia di 2030. Namun di setiap kejayaan ada syarat dan ketentuannya. Dibutuhkan generasi yang kuat untuk melahirkan pemimpin yang hebat, demi mewujudkan mimpi itu.
ADVERTISEMENT
Generasi Phi, yaitu para pemuda yang masa remajanya di awal abad 21 dan lahir antara 1982-2004. Meliputi Millenial dan sebagian Centennial, dalam pengelompokkan generasi versi Biro Sensus Amerika. Dalam buku "Generasi Phi-Memahami Milenial Indonesia" karya M. Faisal pendiri Youth Laboratory Indonesia, disebutkan sebagai generasi "outlier" yang mampu mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi. Menjadi logis, mengingat jumlah mereka mencapai 50% atau sekitar 65 juta jiwa dari total penduduk usia produktif pada periode 10 tahun ke depan.
Selain dominasi jumlah, ada statistik unik lain generasi ini yang menjadi insight menarik dari perspektif perbendaharaan negara khususnya Pembiayaan APBN. Pembiayaan APBN dibutuhkan untuk mengatasi defisit anggaran karena kebutuhan belanja negara lebih besar dari pendapatan. Defisit bisa terjadi akibat melonjaknya dana untuk pembangunan infrastruktur demi tercapainya pertumbuhan ekonomi. Kejadian luar biasa seperti pandemi covid19 juga bisa menjadi trigger kebijakan defisit demi menjaga ekonomi tetap bertahan sekaligus sebagai solusi penyelamatan jiwa warga negara.
ADVERTISEMENT
Sumber pembiayaan anggaran fokus kita, Surat Berharga Negara (SBN) khususnya Sukuk Berbasis Proyek/ Project Financing Sukuk (PFS) berkode SBSN dalam APBN. PFS dimaknai satu-satunya sumber pembiayaan proyek dalam APBN adalah SBSN (earmarked). Prosesnya diawali dari pengusulan proyek di Bappenas lalu di Kementerian Keuangan, kemudian dicantumkan dalam dokumen APBN, lalu proyek tersebut baru bisa dieksekusi oleh satker penerima dana SBSN.
Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) atau Sukuk Negara didefinisikan sebagai sertifikat/ bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN yang diterbitkan oleh badan hukum sesuai dengan Undang-Undang. Sukuk menjadi salah satu instrumen utama pembiayaan APBN, di luar Surat Utang Negara (SUN). Satu pembeda paling mendasar antara SUN dan SBSN adalah, harus adanya underlying asset berupa Barang Milik Negara sebagai asset SBSN yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebelum SBSN diterbitkan. Sehingga, SBSN bukanlah instrument hutang biasa (money for money). Di titik inilah salah satu konsep syariah diimplementasikan.
ADVERTISEMENT
Sejak SBN ritel dijual online pada 2018 hingga tahun 2022, baik seri sukuk ritel (SR) maupun sukuk tabungan (ST), sekitar 40-50% investor berasal dari generasi ini. Penjelasan fenomena ini yaitu kemudahan dan kepraktisan bertransaksi melalui gadget sesuai kebiasaan digital native serta karakter unik mereka, spending with noble purpose, pertimbangan harus adanya dampak sosial yang positif atas investasi/ pengeluaran mereka. Disadari atau tidak, generasi ini memiliki andil cukup signifikan dalam pembangunan infrastruktur berbasis SBSN.
Berikut ini beberapa contoh untuk kita telisik lebih dalam. Berlokasi di provinsi Jambi, terdapat proyek peningkatan kapasitas berupa penambahan panjang runway Bandara Muara Bungo di tahun 2022. Proyek 24 miliar ini bagaikan oase atas masalah kemacetan panjang setiap hari di jalur lintas kabupaten. Peningkatan demand batubara sebagai sumber energi yang murah dan mudah pengolahannya, membuat truk pengangkut melonjak mencapai 5000-an armada. Nantinya runway sepanjang 1500 meter diproyeksikan membuat banyak pesawat berbadan lebar yang lebih mampu mengatasi kendala cuaca saat landing, bisa singgah. Ini menjadi solusi warga kabupaten Sarolangun, Bungo, Darmasraya dan Tebo yang harus segera terbang ke Jakarta, untuk bisa segera take off tanpa perlu mengular dalam antrian kemacetan ribuan truk. Selain meningkatkan perekonomian regional, ada potensi benefit lain berupa efisiensi waktu penumpang pesawat sekaligus berkurangnya polusi udara dari konsumsi pembakaran BBM saat macet, jika harus ke bandara Jambi.
ADVERTISEMENT
Proyek Strategis Nasional Double-Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang, di mana pada tahun 2022 telah dilakukan peresmian operasionalisasi Stasiun Cikarang. Total alokasi pembiayaan dengan sumber dana SBSN selama tahun 2022 adalah 532 miliar. Proyek multiyears sejak 2014 sampai 2023 tersebut diharapkan memberi dampak positif dari sisi konektivitas transportasi dan ekonomi berupa peningkatan pelayanan untuk mobilitas penduduk maupun logistik antar kota maupun antar provinsi khususnya dari dan ke Jabodetabek. Harapannya tingkat perekonomian masyarakat akan lebih baik. Proyek ini sejalan dengan pemenuhan target dari Sustainable Development Goals atau SDGs, tujuan ke-9 yakni peningkatan industri, inovasi dan infrastruktur.
Beralih ke pulau Dewata, terdapat infrastruktur Tukad Mati sebagai proyek pengendalian banjir di daerah wisata, berupa Bendungan untuk drainase wilayah perkotaan khususnya kota Denpasar dan Badung. Proyek ini sebagai mitigasi terjadinya banjir, agar wisatawan tetap aman, nyaman dan bisa terus berdatangan. Selain fungsi utamanya, kawasan sekelilingnya dimanfaatkan untuk hutan mengrove sebagai pengikat CO2. Keberadaannya adalah solusi atas produksi CO2 yang sangat besar dari bandara Ngurah Rai di sebelahnya. Adanya jogging track juga menjadi daya tarik tersendiri sebagai pusat wisata baru yang diharapkan berpengaruh positif untuk perekonomian regional.
ADVERTISEMENT
Multiplier effect proyek 319 miliar ini menjadikannya ajang showcase kesuksesan Green Sukuk Indonesia pada G20 Summit. Green Sukuk merupakan pembiayaan khusus proyek infrastruktur yang mendukung transisi menuju pembangunan ekonomi rendah emisi dan ramah lingkungan. Selain itu, proyek ini sejalan dengan target dari Sustainable Development Goals atau SDGs, tujuan ke-13 yakni Penanganan Perubahan Iklim. Bendungan Tukad Mati ini merupakan succes story yang sangat perlu direplikasi.
Terakhir tapi tidak kalah penting adalah Jembatan Holtekamp yang monumental di atas teluk Youtefa. Landmark Papua yang diresmikan presiden 28 Oktober 2019. Pembangunan proyek bernilai total 1,8 triliun itu memiliki beberapa tujuan strategis. Efisiensi waktu tempuh, dari awalnya 2,5 jam menjadi 1 jam jadi yang utama. Selanjutnya, sebagai sarana pendukung Pekan Olahraga Nasional (PON) serta stimulus pengembangan titik-titik perekonomian baru sekaligus pusat wisata bahari di teluk Youtefa yang sungguh elok tidak terperi.
ADVERTISEMENT
Tersebarnya infrastruktur dari SBSN dan lainnya, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote menjadi bukti implementasi fungsi APBN, yakni fungsi Distribusi. Juga pembuktian janji presiden, membangun negeri dari pinggiran. Melalui penyediaan infrastruktur dasar penunjang perekonomian seperti jalan dan jembatan.
Pembangunan infrastruktur dasar dan digital penunjang pencapaian target pertumbuhan ekonomi adalah kebutuhan. Namun yang tidak kalah penting, tersedianya Human Capital berupa generasi yang handal dan peduli dengan permasalahan bangsanya. Berkaca dari statistik bahwa generasi muda kita menjadi investor utama SBN Retail, saat banyak tawaran investasi yang jauh lebih menguntungkan seperti Peer to Peer Lending (P2P Lending) dan saham, optimisme kita patut meningkat. Harapan agar generasi Phi Indonesia termasuk generasi pembangun negeri yang peduli kemajuan bumi pertiwi, bukan lagi sekedar mimpi.
ADVERTISEMENT