Menggali Potensi Desa Wisata Edukasi Agrowisata Desa Wantilan oleh KKN UPI

Foto sawah Desa Wantilan Subang

Desa Wantilan kecamatan Cipeundeuy Subang memiliki geografis yang masuk dalam rencana program Subang Smartpolitan. Dengan banyaknya indutri-industri yang berada di Desa Wantilan ditakutkan mata pencaharian warga pribumi akan kegeser karena masyarakat wantilan yang Sebagian besar berprofrsi sebagai pertanian sedangkan lahan pertanian dan perkebunan mengalami pembebasan untuk kawasan industry dan Subang Polytanlitan.

Hal ini diungkapkan oleh kepala desa Wantilan sendii beliau membuat rencana program untuk membuka lapangan kerja baru selain pertanian dan peternakan yaitu dengan program desa Wisata Edukasi AgroIndustri.

Dengan adanya program KKN atau kuliah kerja nyata dari Universitas Pendidikan Indonesia yang diupayakan mampu membantu semaksimal mungkin upaya pembangunan Wisata Edukasi Agroindustri di Desa Wantilan.

Survai untuk pemetaan destinasi wisata edukasi agroindustri oleh mahasiswa kkn Upi Bandung

Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UPI terkhusu yang dari program studi Pariwsata melakukan survai terhadap calon destinasi wisata yang akan dijadikan dayatarik dari Wiata Edukasi Agroindutri nantinya.

Berdasarkan rencana dari pihak desa ada beberapa daya tarik yang dapat dimaksimalkan sebagai destinasi wisata seperti pengolahan samapah desa atau TPS 3R, pertanian, perkebunan, peternakan, beberapa industry di Desa Wantilan yang dikabarkan telah siap menerima wisatawan.

Tim KKN Teatik Universitas Pendidikan Indonesia yang menggali potensi wisat Desa Wantian

Dengan bantuan mahasiswa KKN UPI yang telah melakukan survai dan peninjauan lokasi, kemudian diterbitkan proposal rintisan desa Wisata Edukasi Agroindustri Desa Wantilan.

Proposal tersebut berisi potensi dan masalah-masalah dasar yang harus diperbaiki oleh pihak desa agar terbentuk dayatarik wisata yang khas. Selain itu, proposal tersebut nantinya akan menjadi acuan untuk membuat blueprint Desa Wisata Edukasi Agroindustri Wantilan yang rencananya akan didiskusikan kembali oleh para akademisi di Universitas Pendidikan Indonsesia.