Konten dari Pengguna

Rahasia Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Peran Strategis Industri Pengolahan

suriadi
Statistisi Ahli Pertama BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
14 Februari 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari suriadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah tantangan deindustrialisasi, industri pengolahan merupakan sektor kunci dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, serta ekspor nonmigas. Pada tahun 2024, sektor ini menyumbang 18,98 persen terhadap PDB nasional, meningkat dari tahun sebelumnya. Hampir 90 persen output industri ini berasal dari perusahaan berskala besar dan menengah, sementara sisanya dari industri kecil dan rumah tangga. Salah satu indikator pertumbuhan industri pengolahan adalah Purchasing Managers' Index (PMI), yang pada triwulan IV-2024 mencapai 51,58 persen, menandakan ekspansi sektor ini. Peningkatan PMI ini didorong oleh meningkatnya volume pesanan, produksi, dan persediaan barang jadi. Selain itu, industri pengolahan juga berperan besar dalam ekspor nonmigas, dengan kontribusi lebih dari 79 persen terhadap total ekspor nasional. Produk unggulan seperti minyak sawit, tekstil, elektronik, dan otomotif terus menunjukkan daya saing tinggi di pasar internasional.
ADVERTISEMENT
Selain kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan ekspor, industri pengolahan juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja. Subsektor seperti makanan dan minuman, tekstil, otomotif, serta industri kimia dan farmasi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Untuk mendukung perkembangan ini, pemerintah terus mengembangkan program pelatihan vokasi dan sertifikasi tenaga kerja guna meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja Indonesia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing industri pengolahan di tingkat global.
Peluang dan Masa Depan Industri Pengolahan
Meskipun industri pengolahan terus berkembang, sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah ketergantungan terhadap impor bahan baku, seperti bahan kimia, logam, dan komponen elektronik, yang membuat industri dalam negeri rentan terhadap fluktuasi harga dan nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan penggunaan bahan baku lokal melalui pengembangan industri hulu guna mengurangi ketergantungan ini. Selain itu, persaingan global semakin ketat, terutama dari negara-negara seperti China, Vietnam, dan Thailand yang memiliki biaya produksi lebih rendah serta ekosistem industri yang lebih maju. Ketidakstabilan ekonomi global akibat perang dagang dan krisis energi juga turut memengaruhi daya saing industri nasional.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, adopsi teknologi di sektor pengolahan masih belum optimal. Meskipun konsep Industri 4.0 mulai diterapkan di beberapa perusahaan, pemanfaatan otomatisasi, Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan Big Data masih terbatas, terutama di kalangan industri kecil dan menengah (IKM). Regulasi dan infrastruktur juga menjadi tantangan yang perlu diatasi. Biaya logistik yang tinggi serta regulasi yang kompleks sering kali menghambat perkembangan industri. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu melakukan reformasi kebijakan serta meningkatkan pembangunan infrastruktur, seperti pengembangan kawasan industri dan fasilitas ekspor, guna mempercepat pertumbuhan industri pengolahan.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, industri pengolahan juga memiliki peluang besar untuk terus berkembang. Salah satu peluang utama adalah peningkatan investasi dan kebijakan hilirisasi yang didorong oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri. Sektor seperti pengolahan nikel, kelapa sawit, dan petrokimia memiliki potensi besar dalam mendukung ekspor serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. Selain itu, transformasi digital dan penerapan Industri 4.0 membuka peluang bagi industri pengolahan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui otomatisasi serta sistem berbasis data. Dengan penerapan teknologi yang lebih canggih, industri pengolahan Indonesia dapat lebih kompetitif di pasar global.
ADVERTISEMENT
Keunggulan lain yang dimiliki Indonesia adalah pasar domestik yang besar, dengan lebih dari 270 juta penduduk. Permintaan dalam negeri yang terus meningkat dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor industri pengolahan, terutama di bidang makanan dan minuman, farmasi, serta otomotif. Pemerintah juga terus memperkuat dukungan bagi sektor ini dengan berbagai insentif, seperti keringanan pajak, subsidi energi, dan program pembiayaan bagi industri kecil dan menengah. Kebijakan ini bertujuan untuk menarik investasi serta memperkuat daya saing industri nasional.
Meskipun dihadapkan pada berbagai hambatan, industri pengolahan tetap menjadi sektor strategis dalam perekonomian Indonesia dengan potensi besar untuk terus berkembang. Melalui inovasi teknologi, peningkatan daya saing, serta dukungan kebijakan yang tepat, sektor ini dapat terus tumbuh. Dukungan pemerintah dalam bentuk insentif, investasi, serta penguatan infrastruktur dan digitalisasi menjadi faktor kunci dalam memperkuat industri ini.
Wawancara Pelaku UMKM kerajinan Bidai Rotan di Kalimantan Barat, Sumber : Koleksi Pribadi
.
ADVERTISEMENT
Sumber : Berita Resmi Statistik No. 13/02/34/Th. XXVII, 5 Februari 2025, BPS 2025
Suriadi- Statistisi BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta