Konten dari Pengguna

Industri Game Online Lokal: Potensi Besar yang Masih Terpendam

Surya Ganda Syah Putra
Saya adalah mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Saya berasal dari Kediri, Jawa Timur. Saat ini saya terjun di bidang kajian budaya yang berfokus pada isu class, gender, race, dan age. Saya biasa membua
9 Januari 2025 10:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Surya Ganda Syah Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia, negeri dengan 270 juta penduduk dan penetrasi internet yang terus meningkat, seharusnya menjadi surga bagi industri game online. Namun, realitasnya berbeda. Meski pasar game online di Tanah Air terus berkembang pesat, ironisnya, kita masih menjadi konsumen, bukan produsen utama. Mengapa negara dengan talenta kreatif melimpah ini belum mampu unjuk gigi di kancah global?
Potret kumpulan game online dan konsol game. Foto: StefanCoders/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Potret kumpulan game online dan konsol game. Foto: StefanCoders/pixabay.com
Potensi yang Menggiurkan, Realisasi yang Mengecewakan
ADVERTISEMENT
Data terbaru menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar game terbesar di Asia Tenggara dengan nilai mencapai $1,9 miliar pada 2022. Angka fantastis ini sayangnya tidak berbanding lurus dengan kiprah developer game lokal di pasar global. Dari ribuan game yang beredar di platform distribusi digital, hanya segelintir yang berasal dari Indonesia.
Lantas, apa yang menghambat industri game online lokal untuk berkembang? Setidaknya ada tiga kendala utama yang perlu kita soroti.
1. Pendanaan: Mimpi Besar, Kantong Tipis
Membuat game berkualitas tinggi membutuhkan investasi besar. Sayangnya, akses pendanaan masih menjadi momok bagi sebagian besar developer lokal. Venture capital dan angel investor masih enggan berinvestasi di industri yang dianggap berisiko tinggi ini. Alhasil, banyak studio game indie terpaksa beroperasi dengan dana seadanya, membatasi kemampuan mereka untuk berinovasi dan bersaing di level internasional.
ADVERTISEMENT
2. Infrastruktur: Pondasi yang Belum Kokoh
Kualitas dan kecepatan internet menjadi tulang punggung industri game online. Meski pemerintah telah berupaya meningkatkan infrastruktur digital, masih banyak daerah di Indonesia yang belum terjangkau internet cepat. Hal ini tidak hanya menghambat akses pemain, tapi juga membatasi kemampuan developer dalam mengembangkan dan menguji game mereka.
3. Apresiasi: Ketika Karya Anak Bangsa Kurang Dihargai
"Gak level main game lokal!" Kalimat ini mungkin terdengar familiar. Ada stigma bahwa game buatan lokal kalah kualitas dibanding produk luar negeri. Pandangan ini tidak hanya menyakitkan bagi developer, tapi juga menciptakan lingkaran setan. Kurangnya dukungan membuat developer sulit berkembang, sehingga sulit menghasilkan game berkualitas tinggi, yang pada akhirnya semakin memperkuat stigma negatif tersebut.
ADVERTISEMENT
Membuka Katup Potensi: Langkah Strategis Menuju Kejayaan
Meski tantangan berat menghadang, bukan berarti industri game online lokal tidak memiliki harapan. Ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil untuk membuka katup potensi ini:
1. Kolaborasi Pemerintah-Swasta dalam Pendanaan
Pemerintah perlu mengambil peran lebih aktif dengan menyediakan skema pendanaan khusus untuk industri kreatif digital, termasuk game online. Ini bisa berupa hibah, insentif pajak, atau program kemitraan dengan sektor swasta. Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) bisa menjadi motor penggerak inisiatif ini.
2. Peningkatan Infrastruktur Digital
Percepatan pembangunan infrastruktur digital, terutama di daerah-daerah terpencil, harus menjadi prioritas. Selain itu, penyediaan co-working space dengan fasilitas internet cepat khusus untuk developer game bisa menjadi solusi jangka pendek.
ADVERTISEMENT
3. Edukasi dan Kampanye "Cintai Produk Lokal"
Perlu ada gerakan masif untuk mengedukasi masyarakat tentang kualitas dan potensi game lokal. Ini bisa dilakukan melalui festival game, kompetisi, atau bahkan integrasi game edukasi buatan lokal ke dalam kurikulum sekolah.
4. Pelatihan dan Pengembangan SDM
Kualitas SDM adalah kunci. Pemerintah dan pelaku industri perlu berkolaborasi dalam menyediakan pelatihan berkualitas tinggi, mulai dari desain game, programming, hingga manajemen proyek dan pemasaran internasional.
5. Kebijakan yang Mendukung
Regulasi yang tepat bisa menjadi katalisator pertumbuhan industri. Misalnya, kebijakan yang mewajibkan minimal 30% konten lokal dalam platform distribusi game di Indonesia, atau insentif khusus bagi perusahaan teknologi asing yang berkolaborasi dengan developer lokal.
Saatnya Bertindak: Dukung Game Anak Bangsa!
ADVERTISEMENT
Industri game online bukan sekadar hiburan. Ini adalah ladang ekonomi kreatif yang berpotensi mendatangkan devisa besar bagi negara. Lebih dari itu, kesuksesan di industri ini bisa menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing di era digital global.
Untuk itu, mari kita bergerak bersama. Bagi pemerintah, sudah saatnya melihat industri game online sebagai sektor strategis dan memberikan dukungan nyata. Bagi pengusaha dan investor, ini adalah kesempatan emas untuk berinvestasi di industri yang sedang booming. Dan bagi kita semua sebagai masyarakat, mulailah dengan hal sederhana: berikan kesempatan pada game buatan anak bangsa.
Bayangkan, suatu hari nanti game "Made in Indonesia" menjadi hits global, diunduh jutaan kali, dan menjadi kebanggaan nasional. Impian ini bukan hal mustahil. Dengan potensi yang ada dan langkah strategis yang tepat, Indonesia bisa menjadi raksasa baru dalam industri game online global. Saatnya kita bersama-sama mewujudkan mimpi ini!
ADVERTISEMENT