Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Serial The Crown Menarik Generasi Milenial?
14 Januari 2025 17:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Surya Ganda Syah Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Serial The Crown, yang mengangkat kehidupan keluarga kerajaan Inggris, telah menjadi salah satu tontonan populer di kalangan generasi milenial. Meski tema utamanya adalah sejarah dan monarki, serial ini berhasil menjangkau audiens muda yang sering dianggap lebih tertarik pada konten modern atau budaya pop kekinian. Apa yang membuat The Crown begitu relevan dan menarik bagi generasi yang lahir di era digital ini?
Narasi Sejarah yang Menggugah dan Relevan
ADVERTISEMENT
Generasi milenial dikenal sebagai kelompok yang haus informasi. Mereka tidak hanya ingin hiburan, tetapi juga ingin belajar dari apa yang mereka konsumsi. The Crown menawarkan perspektif mendalam tentang sejarah Inggris melalui cerita keluarga kerajaan yang penuh intrik. Namun, serial ini tidak sekadar menyajikan fakta sejarah; ia menampilkan sisi manusiawi dari para tokoh besar seperti Ratu Elizabeth II, Putri Diana, dan Pangeran Philip.
Bagi milenial, konflik internal dalam keluarga kerajaan—seperti tekanan sosial, perjuangan menjaga citra publik, dan dilema antara tugas dan keinginan pribadi—terasa relevan dengan tantangan hidup modern. Kisah tentang tanggung jawab besar yang diemban sejak muda, seperti yang dialami Ratu Elizabeth II, juga mencerminkan pengalaman banyak milenial yang harus menghadapi beban ekspektasi di usia dini.
ADVERTISEMENT
Representasi Isu Kontemporer dalam Bingkai Sejarah
The Crown tidak hanya mengangkat sejarah monarki Inggris, tetapi juga menyentuh isu-isu global yang tetap relevan hingga kini, seperti gender, relasi kekuasaan, dan peran media. Generasi milenial yang tumbuh di era kebangkitan gerakan feminisme dan kesetaraan gender dapat melihat bagaimana Ratu Elizabeth II menghadapi tantangan sebagai perempuan pemimpin dalam dunia yang didominasi laki-laki.
Selain itu, hubungan keluarga kerajaan dengan media, terutama dalam menggambarkan perjuangan Putri Diana menghadapi tekanan paparazzi dan opini publik, sangat dekat dengan pengalaman milenial yang hidup di era media sosial. Serial ini seolah memberikan cermin bagi mereka tentang bagaimana citra diri dapat membentuk dan menghancurkan kehidupan seseorang di era digital.
Estetika Visual dan Kualitas Produksi Tinggi
ADVERTISEMENT
Milenial dikenal sebagai generasi visual yang sangat menghargai estetika. The Crown menawarkan sinematografi yang menawan, desain kostum yang detail, dan latar yang megah. Produksi ini menciptakan pengalaman menonton yang imersif, seolah-olah audiens benar-benar diajak masuk ke dalam istana Buckingham atau peristiwa penting lainnya.
Selain itu, pemilihan aktor yang sempurna, seperti Claire Foy, Olivia Colman, dan Emma Corrin, membuat karakter-karakter dalam serial ini terasa hidup dan autentik. Bagi milenial yang menghargai seni dan estetika, The Crown adalah perpaduan sempurna antara hiburan dan seni visual berkualitas.
Menghidupkan Cerita di Balik Tabir Kekuasaan
Generasi milenial memiliki ketertarikan terhadap cerita-cerita yang menggali sisi manusiawi dari tokoh-tokoh besar. The Crown memberikan sudut pandang baru tentang kehidupan di balik tembok istana yang megah. Serial ini menggambarkan bagaimana keluarga kerajaan juga menghadapi konflik internal, tekanan mental, dan perjuangan emosional yang sering kali tidak terlihat di permukaan.
ADVERTISEMENT
Kisah-kisah ini membuat milenial merasa terhubung secara emosional dengan karakter-karakter dalam serial. Mereka tidak hanya melihat keluarga kerajaan sebagai simbol kekuasaan, tetapi juga sebagai individu dengan perjuangan dan kelemahan yang dapat mereka pahami.
Kritik Terhadap Kekuasaan yang Berbobot
Di era modern, banyak milenial yang kritis terhadap struktur kekuasaan, termasuk institusi monarki. The Crown tidak hanya menjadi pengagungan terhadap keluarga kerajaan, tetapi juga mengkritisi kekuasaan dan dampaknya terhadap individu serta masyarakat. Serial ini mengajak audiens untuk memikirkan ulang relevansi monarki di era modern tanpa mengesampingkan nilai sejarah dan budayanya.
Kritik yang disampaikan The Crown terasa halus tetapi mendalam, seperti bagaimana keputusan-keputusan keluarga kerajaan sering kali lebih memikirkan stabilitas institusi daripada kesejahteraan individu. Kritik ini sangat relevan bagi milenial yang sering mempertanyakan otoritas tradisional dan memperjuangkan perubahan sosial.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan Minat Terhadap Budaya Populer Inggris
The Crown juga berperan dalam mempopulerkan kembali budaya Inggris di mata milenial global. Dari tradisi kerajaan hingga aksen British yang khas, serial ini membangkitkan minat terhadap aspek-aspek budaya Inggris yang mungkin sebelumnya dianggap kaku atau kuno.
Bagi milenial yang terbiasa mengonsumsi budaya pop global, The Crown adalah cara yang menarik untuk memahami budaya Inggris dalam konteks sejarah dan modernitas.
Serial The Crown tidak hanya sukses sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat edukasi dan refleksi sosial bagi generasi milenial. Dengan menggabungkan narasi sejarah yang kuat, estetika visual yang memukau, dan relevansi isu-isu kontemporer, The Crown berhasil menciptakan koneksi emosional dan intelektual dengan audiens muda.
ADVERTISEMENT
Bagi generasi yang terus mencari makna di tengah kebisingan informasi, The Crown menawarkan perpaduan sempurna antara pelajaran sejarah, kritik sosial, dan hiburan berkualitas. Tidak heran jika serial ini menjadi salah satu favorit di era streaming.