Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyelisik Srimi, Produk Mie Lokal Desa Sriharjo yang Sehat dan Rendah Gluten
7 Februari 2024 17:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Muhammad Surya Kukuh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Warga kalurahan Sriharjo patut berbangga dengan hadirnya produk UMKM lokal yang bernama Srimi. Srimi merupakan akronim dari Sriharjo mie, produk mie yang berbahan utama tepung mocaf. Hadirnya produk Srimi berawal dari adanya pendanaan melalui Dana Istimewa (Danais) yang dikucurkan pemerintah DI Yogyakarta kepada kalurahan Sriharjo di tahun 2022 lalu.
ADVERTISEMENT
Kesempatan ini kemudian dikembangkan untuk melakukan riset dan mengembangkan rumah produksi Srimi. Melalui proses riset, pelatihan dan Pembangunan rumah produksi, pada Desember 2023 produk Srimi dengan resmi dilaunching.
Produk srimi sendiri menggunakan tepung mocaf sebagai bahan utama. Tepung mocaf merupakan hasil olahan dari fermentasi singkong yang kemudian disulap menjadi produk srimi. Produk Srimi ini merupakan olahan lokal yang kaya serat dan rendah gluten sehingga baik untuk Kesehatan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ibu Tutik selaku penanggung jawab bidang produksi, proses pembuatan Srimi memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan training sehingga menemukan rasa yang otentik.
“Proses produksi dan percobaan memerlukan beberapa kali percobaan sampai kita menemukan rasa yang cocok,” ujarnya ketika diwawancarai beberapa waktu lalu. Hal ini juga berangkat dari idealis warga sriharjo yang juga menanam singkong sehingga diharapkan Srimi yang berbahan utama dari fermentasi singkong dapat dimanfaatkan secara massal untuk kedepannya.
Sebelumnya, melalui proses riset para warga yang dilibatkan mengikuti pelatihan dan studi banding dengan produk serupa untuk mengetahui proses pembuatan produk mie. “Kami mengikuti proses pelatihan dan datang diproses produksi mie untuk mengetahui cara pembuatan dan dicatat,” ungkap Ibu Titik selaku Penanggung Jawab bagian produksi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini tercatat lima orang warga Sriharjo yang tergabung dalam PKK bekerja sebagai karyawan produksi Srimi. Walaupun saat ini Srimi belum diproduksi secara masih, harapan untuk kedepannya telah ada target yang ditentukan dari pihak kalurahan untuk proses produksi dan pemasaran produk Srimi.
Adapun saat ini produk Srimi memiliki beberapa varian diantaranya Mie mocaf Cup, mie ekonimi dan instan dengan pilihan rasa bakso dan ayam bawang. Saat ini produk srimi bisa didapatkan di Toko oleh-oleh Sriharjo yang terletak didekat kantor Kalurahan Sriharjo, sekaligus rumah produksi Srimi.
Demikian pula dengan harga yang ditawarkan berkisar Rp8000 untuk varian Srimi instan, Rp6000 varian Srimi ekonomi dan Rp5000 untuk varian cup. Saat ini proses produksi juga dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama dengan penyesuaian jadwal.
ADVERTISEMENT
Produksi dimulai dari proses pengolah bahan tepung mocaf dan bahan lainnya. Kemudian dilakukan penghalusan dan pencetakan hingga berbentuk mie. “Adapun proses produksi memiliki SOP dan standar masing masing untuk menemukan rasa yang khas hingga proses packaging,” ungkap Ibu Tutik.
Sementara dalam proses pemasaran produk Srimi, hingga saat ini sedang melakukan proses pengembangan dan promosi produk baik secara offline maupun online. Pemasaran secara offline diharapkan mampu menarik minat dan daya beli masyarakat lokal Sriharjo untuk mengonsumsi produk Srimi, misalnya dapat memanfaatkan kegiatan masyarakat dengan menggunakan produk srimi sebagai bagian dari konsumsi.
Sementara dalam proses pemasaran secara online dilakukan melalui promosi media sosial website, Facebook, dan Instagram. Saat ini dilakukan proses pembuatan produski beberapa konten, pembuatan conten planner serta melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak dalam melakukan promosi melalui channel Online. “Beberapa waktu yang lalu, Produk Srimi juga masuk ke dalam beberapa pemberitaan online dan peliputan dari Kominfo,” ujar Ibu Tutik.
ADVERTISEMENT