Wanita Asia Tenggara : Pernikahan dan Kelahiran

Surya Maulana Putra
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, universitas jember
Konten dari Pengguna
9 April 2024 9:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Surya Maulana Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rujukan Penulis (Sumber Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Rujukan Penulis (Sumber Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah Pernikahan dini sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, bahkan Dunia. Praktik pernikahan dini yang marak terjadi di Indonesia saat ini merupakan sebuah hal yang lumrah terjadi dari zaman dahulu. Tak hanya di Indonesia pernikahan dini juga merupakan hal yang sering terjadi di wilayah Asia Tenggara secara umumnya. Misalnya, di bali ketika Raja Bali merasa heran ketika melihat utusan Eropa yang belum menikah pada usia 23 tahun dan 25 tahun, sedangkan kaum pria di bali menikah pada usia 12 tahun dan wanita menikah pada usia 9 tahun.
ADVERTISEMENT
Pernikahan muda sulit dirujuk apabila hanya berpandangan pada kebebasan seksual sebelum perkawinan. Banyak hal yang mendasari terjadinya sebuah pernikahan dini pada masa tersebut seperti, pertama usia matang pada orang asia tenggara tampaknya tiba lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat Eropa. Hal ini disebabkan adanya sebuah konsekuensi iklim dan nutrisi. Crane melaporkan bahwa anak Indonesia sudah aktif seksual pada usia 12 dan 13 tahun. kedua. Adanya sebuah pernikahan mewah yang dilakukan oleh kalangan orang kaya, pernikahan pada usia muda yang dilakukan oleh bangsawan sudah cukup lama menarik perhatian para sejarawan muda. Orang tua berusaha menemukan seseorang yang dianggap pantas sebagai pendamping putrinya ketika dia masih muda. Hal ini terjadi khususnya pada kota-kota islam seperti aceh, Brunei dan Banten yang mana orang tua gadis akan akan mencari pasangan bagi anak mereka sejak anak mereka masih berusia dini. Data sensus di Indonesia masa modern mengatakan bahwa pernikahan dini banyak terjadi di daerah yang masyarakatnya mayoritas beragama islam yang taat. Contohnya adalah orang Madura muslim melakukan pernikahan pada usia sedikit di atas 14 tahun di tahun 1940. Sedangkan wanita hindu di bali setidaknya menunggu usia 18 tahun untuk melakukan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Rendahnya angka kelahiran di asia tenggara sendiri sudah terjadi dari zaman dahulu. Hal Tersebut disebabkan karena faktor ketidak amanan dari wilayah tempat masyarakat tinggal yang sering terjadi peperangan kecil. Tercatat pada lima abad terakhir jarak antara kelahiran sangat berbeda dengan. Eropa. Salah satu hal menyebabkan hal di atas terjadi adalah panjangnya masa menyusui anak mengakibatkan melambatnya pertumbuhan induk telur ibu. Seorang ibu di Asia Tenggara rata-rata menyusui anaknya selama dua tahun. di Siam seorang Ibu biasanya menyusui anaknya selama kurang lebih 2-3 tahun, bahkan ibunya tetap menyusui anaknya ketika mereka sudah mulai bisa memakan makanan pendamping asi seperti pisang. Sedangkan di daerah desa Luzon pada abad ke-19 menunjukan bahwa jarak antar kelahiran seorang ibu adalah 29 bulan yakni hamper sama dengan jarak alamiah seorang ibu menyusui. Tetapi demikian seorang ibu di Filipina rata-rata melahirkan enam orang anak.
ADVERTISEMENT