Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Inspiratif, Bawaslu Gunung Kidul Bentuk GPM dan Kawal Pemilu 2024
1 Juli 2022 11:05 WIB
Tulisan dari Susi Hassanudin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Kidul – Dalam rangka melakukan agenda Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang terdiri dari Dinul Qoyimah, Neng Susi, Maulana Rifki Wardana, Alifya Fathiya dan Daniel dengan Dosen Pembimbing Sakir, melakukan penelitian di Gunung Kidul mengenai model kolaborasi yang dilakukan antara Bawaslu Kabupaten Gunung Kidul dengan Gerakan Perempuan Mengawasi (GPM). Bawaslu Gunung Kidul yang menginisiasi terbentuknya GPM sebagai bentuk pemberdayaan perempuan di daerah Gunung Kidul yang dibentuk pada tanggal 1 Oktober 2020.
ADVERTISEMENT
Rini selaku perwakilan dari Bawaslu Gunung Kidul sekaligus sebagai penginisiasi GPM, mengungkapkan mengapa tertarik membentuk GPM di Gunung Kidul.
"Berangkat dari keinginan saya memberdayakan perempuan dan melihat bagaimana maraknya money politics dalam pemilu yang mana perempuan termasuk kelompok rentan, yang bisa saja diiming-imingi oleh sesuatu yang sebetulnya sangat sederhana, misalnya sembako karena tidak sedikit ibu-ibu menyukai dan menerimanya. Oleh karena itulah saya tertarik membentuk GPM di satu sisi sebagai pengedukasian bagaimana pentingnya melek politik dan menyemangati kelompok perempuan untuk terus berdaya dan berkembang." Tambah Rini selaku penginisiasi GPM, Selasa (21/06).
"Saya menjadi lebih peka terhadap permasalahan politik, bahkan jika mulai terindikasi politik uang dalam pemilu, kami sudah tahu bagaimana harus bertindak dan kemana harus melaporkannya" Ungkap Fujiastuti sebagai anggota GPM, Jum’at (24/06).
ADVERTISEMENT
GPM ini dibentuk dengan model gerakan kesukarelaan tanpa adanya paksaan dan kebanyakan yang tergabung dalam GPM adalah perempuan-perempuan yang juga aktif di gerakan atau komunitas-komunitas sosial seperti kelompok PKK, Kader kesehatan, Kelompok Tani Wanita, Koperasi, Relawan pengelola sampah dan lain sebagainya.
Sehingga penyebaran informasi mengenai GPM yang mereka sebut "Sebar Virus Positif" bukan virus yang membahayakan tubuh tetapi virus yang bisa membangkitkan gairah dalam menciptakan pemilu yang sehat menjadi lebih mudah ketika mereka sedang berkumpul bersama.
Ketika GPM ini dibentuk untuk melakukan pengawasan pertama kali pada pilkada 2020, Ibu Yani sebagai perwakilan Panwascam menjabarkan, bahwa "Masyarakat menjadi lebih paham dan mengerti alur melaporkan ketika ada tindakan-tindakan pelanggaran selama penyelenggaraan pemilu berlangsung" Terang Yani perwakilan Panwascam ketika diwawancarai oleh kelompok PKM dari Mahasiswa UMY (24/06).
Gerakan Perempuan Mengawasi ini dapat menjadi salah satu model percontohan yang dapat dilakukan juga oleh Bawaslu-Bawaslu lain, karena GPM ini menjadi yang pertama ada di Kabupaten Gunung Kidul. Besar harapan agar GPM ini lebih bersinergi lagi dalam pengawasan partisipatif pemilu 2024 kedepan dalam rangka menciptakan pemilu yang sehat dan bersih dari politik uang dan dapat melaksanakan pesta demokrasi dengan khidmat.
ADVERTISEMENT