Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Karakter Pendidikan Siswa Ditentukan Oleh Lingkungan
29 Juni 2023 17:58 WIB
Tulisan dari Titin Susilawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karakter pendidikan siswa adalah sebuah bentuk laku yang memiliki kualitas moral atau apapun yang berkaitan dengan etika oleh siswa. Karakter ini terbentuk dari berbagai lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lainnya. Memang tak dapat dipungkiri bahwa seorang ibu adalah pendidikan paling pertama dan utama bagi seorang anak. Namun, jika seorang anak tersebut telah beranjak duduk di bangku sekolah, maka peran lingkungan pertemanan juga menjadi faktor yang utama pula.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang siswa, pendidikan karakter tentunya sedikit banyaknya terbentuk dari lingkungan sekolah. Jika kita melihat siswa sekolah dasar, tentunya sangat tertarik terhadap suatu hal yang baru, terlebih bersama teman sebayanya. Hal ini membuat mudahnya berbaur dan kemudian saling mempengaruhi dalam pergaulannya.
Misalnya, seorang anak pendiam namun suka bermain game online. Ketika bertemu temannya yang juga turut bermain game online yang sama, maka secara otomatis mereka akan berbaur dan kemudian bermain bersama. Bangku sekolah membawa pertemanan tak hanya di sekolah, melainkan juga membentuk teman bermainnya. Jika sudah begini, maka dalam permainan ini bisa saling mempengaruhi. Bisa saja yang sebelumnya seorang anak pendiam bermain game online sendirian dengan tenang, setelah bermain dengan temannya menjadi berisik dan ikut berteriak ketika mendapatkan kemenangan atau kekalahan. Ikatan yang terbangun di luar sekolah ini kemudian terbawa sampai lingkungan sekolah, dan kemudian membentuk sebuah karakter siswa dalam menempuh pendidikan. Misalnya, seorang anak yang telah menemukan teman bermain game onlinenya menjadi tidak fokus ketika belajar karena hanya membicarakan game online dan menanti jam pulang. Tanpa mempedulikan pelajaran, mereka bisa dengan senang membicarakan hal-hal seputar game online yang di update atau beberapa moment yang dilalui selama bermain.
ADVERTISEMENT
Dari sini kita dapat menelisiknya bahwa sebenarnya karakter pendidikan seorang siswa tidak hanya berasal dari bangku pendidkan. Melainkan juga terpengaruh dari beberapa faktor eksternal, seperti lingkungan bermain yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian lingkungan keluarga, dan lainnya.
Jika melihat dari lingkungan keluarga, Ibu menjadi pendidik pertama dan utama. Sehingga keluarga menjadi lingkungan terdekat dan yang dapat memberi keberpengaruhan yang dalam bagi karakter. Misal ditarik ke ranah pendidikan, maka terbentuklah sikap-sikap yang ditunjukkan selama di bangku pendidikan itu berasal dari keluarganya. Sebagai contoh, seorang anak yang jika di sekolah sangat takut dengan sebuah pertanyaan. Bisa jadi karena didikan orang tuanya berbeda seperti sekolahan. Orang tuanya bisa saja mendidik dengan tegas dan keras, jadi setiap pertanyaan yang diberikan harus dijawab sempurna dan tidak boleh salah. Jika salah maka akan mendapatkan hukuman. Maka dari itu, jika ini tertanam, bisa melahirkan sebuah pengalaman yang traumatis di sekolah. Ketika guru memberikan soal, anak tersebut malu untuk menjawab, sekalipun memang dalam pikirannya jawaban tersebut benar. Rasa khawatir salah itu terus tertanam dalam perkembangan usianya. Hal ini membuat, karakter siswa menjadi pemalu dan pendiam, cenderung tidak terlihat aktif.
Maka dari itu, peran lingkungan sangat mempengaruhi terbentuknya karakter pendidikan seorang siswa selama di bangku sekolah. Entah itu lingkungan keluarganya, lingkungan bermainnya, sampai lingkungan sekolahnya sekalipun. Setiap lingkungan perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan dari orang tuanya. Hal ini diperlukan untuk menuntut sebuah karakter anak menjadi yang lebih berpendidikan.