Konten dari Pengguna

Menyulap Limbah Minyak Cengkeh Jadi Bata Interlock

sutrisno abiarsyadi
Saya dosen, pernah aktif sebagai konsultan pengembangan wilayah, pegiat pemberdayaan masyarakat, menyukai adventure, tertarik pada pengembangan ekonomi pedesaan, desa wisata dan pengelolaan limbah pertanian
26 Juli 2024 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sutrisno abiarsyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bata interlock. Doc pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Bata interlock. Doc pribadi.
ADVERTISEMENT
Adi IAI Foundation adalah yang awalnya mempelopori pembuatan bata interlock di Samigaluh Kulon Progo Yogyakarta. Berbeda dengan bata lainnya, bata interlock terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan pasir dan semen, kemudian dicetak press dan tidak dibakar. Bata tanpa bakar ini mirip dengan beton press, atau yang dikenal oleh orang awam dengan nama conblok dan batako.
ADVERTISEMENT
Namun dia disebut bata interlock karena saat pemasangannya tidak butuh perekat (mortar) seperti bata merah pada umumnya. Biasanya dinding dari bata interlock juga tidak diplester.
Ada beberapa tahapan proses pembuatan bata interlock, yaitu pengumpulan bahan (hauling), penghancuran atau pelembutan bahan (milling), penyaringan atau pengayakan (sieving), pencampuran bahan sesuai komposisi (mixing), dan tahap terakhir yaitu pencetakan (pressing).

Limbah Minyak Cengkeh Jadi Bata, Emang Bisa?

Bahan bata interlock. Doc pribadi.
Bertolak dari pemikiran bahwa penggalian tanah liat yang terus-menerus bisa merusak ekologi dan ekosistem, pemilik Adi IAI Foundation, Fendi Adiatmono, berpikir untuk mengganti atau minimal substitusi tanah liat dengan material lain. Beberapa material sudah dicoba, misalnya tanah kapur, tanah merah dan limbah industri lain.
Di sisi lain, di Samigaluh ada sentra industri kecil pengolahan minyak atsiri dari daun cengkeh. Limbah daun cengkeh yang sudah disuling, menumpuk, membusuk, berubah jadi hitam dan sebagian dibuang ke sungai oleh pemilik UMKM produsen minyak atsiri tersebut. Timbullah pemikiran Fendi untuk memanfaatkan limbah tersebut. Dengan berbagai percobaan akhirnya jadilah bata interlock berbahan utama limbah daun cengkeh hasil penyulingan minyak atsiri.
Proses produksi dengan mesin bata interlock. Doc pribadi.
Bertemu dengan Tim UMY yang sedang melakukan pemberdayaan masyarakat di Samigaluh, yang melihat pencemaran lingkungan akibat produksi minyak atsiri dari daun cengkeh. Makin kuat tekad Adi IAI Foundation setelah berdiskusi dengan Tim Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang beranggotakan : Sutrisno, MP. (Prodi Agribisnsi), As'at Pujianto, MT, IPM, Asean Eng. (Prodi Teknik Sipil), serta Dr. Aris Slamet Widodo, MSc (Kepala Divisi KKN UMU) yang sedang menerjukan dan membimbing KKN di daerah Samigaluh.
ADVERTISEMENT
"Bertemu dengan Tim UMY adalah anugrah besar dalam produksi bata interlock dari limbah daun cengkeh. Tim UMY bisa mengkaji lebih lanjut dari aspek ekonomi bisnis, aspek engineering dan lain-lain termasuk pendaftaran paten," kata Fendi.
Tim UMY memandang bahwa temuan (invention) ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif material bangunan yang kuat, tahan gempa dan bernilai seni. Temuan ini perlu didukung oleh semua pihak agar bisa menjadi industri alternatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi sekaligus berkontribusi pada lingkungan.
Contoh instalasi bata interlock, tanpa perekat, saling mengunci (Sumber : dokumentasi pribadi)