Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Dosa Politik Masyarakat
31 Maret 2018 9:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Suyito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suksesi kepemimpinan didaerah selalu melibatkan masyarakat. Karena masyarakat merupakan kumpulan individu-individu yang akan menentukan pilihan terhadap suksesi tersebut. Calon penguasa yg diusung dengan mekanisme partai politik, saat ini tidak dominan lagi. Karena sudah ada alternatif lewat calon independent. Apapun mekanisme dlm pemilihan calon kepala daerah,semenjak demokrasi perwakilan digantikan dengan demokrasi langsung. Maka rakyatlah dominan menjadi penentu kemenangan calon pemimpin. Rakyat harus berdaulat memilih pemimpin dengan indikator pengalaman menjadi pemimpin, integritas tidak tercela, amanah, bisa dipercaya dan tidak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Pengalaman menjadi pemimpin suatu keharusan, jika ingin mencalonkan kepala daerah. Sebab kalau tdk ada pengalaman, berarti masih belum bisa diterima jadi pemimpin. Coba bayangkan kalau terpilih, agenda perubahan apa yg mau dilakukannya. Akhirnya hanya melanjutkan pemimpin sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat harusnya peka thdp calon pemimpin seperti ini. Tetapi karena politik uang sangat dominan mempengaruhi masyarakat, akhirnya terpilih pemimpin yg minus pengalaman. integritas yang tidak tercela dari calon pemimpin merupakan syarat mutlak yg harus dipenuhi. Karena kalau pilih pemimpin yg track recordnya tukang rampok, sangat membahayakan pemerintahan yg dipimpinnya. Apalagi rekam jejaknya pernah menjadi pecandu narkoba tentu harus ditolak dan tidak boleh dipilih. Integritas harus benar-benar teruji dimasyarakat, tidak hnya sembunyi dibalik topeng kepalsuan. Masyarakat jangan sampai salah memilih, sekali salah memilih maka akan menerima dosa politik selama lima tahun.
Masyarakat sudah seharusnyalah punya komitmen utk tidak memilih pemimpin yg tidak punya integritas. kriteria pemimpin amanah, sangat dibutuhkan masyarakat hari ini. Karena akan membuat kepercayaan masyarakat thdp pemimpinnya. Pemimpin amanah akan komitmen menjalankan mandat masyarakat yg memilihnya. Amanah masyarakat untuk dijaga dan dijalankan dengan komitmen tetap berpihak pada masyarakat umum. Bukan sebaliknya justru tidak amanah, dan split personality. Kepribadian yg terbelah akibat sifat munafik pemimpin yang berbeda-beda bicaranya, baik dipanggung depan maupun dipanggung belakang masyarakat. Dalam tata kelola pemerintahan jngn dipilih pemimpin yg sangat mementingkan kerabatisme da pertalian darah. Sebab dlm sumpah jabatan harus berlaku seadil-adilnya, tanpa diskriminatif. Kalau pemimpin seperti ini mencalonkan kembali, perlu dievaluasi sebab sering tdk bertanggungjawab terhadap mandat yg diberikan rakyat. pemimpin yg terpilih harus bermoral baik, karena pemimpin dimanapun adalah menegakkan tata aturan moral yg telah lama menjadi kesepakatan yg dipatuhi segenap warga masyarakat. Jadi Pemimpin pada akhirnya penjaga moralitas publik. jangan pilih pemimpin yang selalu mengandalkan pencitraan. Sebab kekuatan pencitraan itu sangat rapuh.
ADVERTISEMENT
Masyarakat jangan salah pilih, krn pemimpin seperti itu nantinya tidak produktif bekerja utk masyarakat, karena andalkan citra saja. masyarakat harus memilih pemimpin dengan spirit Bijak Ki Hadjar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tuladha (didepan sebagai contoh), ing madya mangun karso (ditengah memberi semangat), tut wuri handayani (dibelakang memberikan dorongan). Itulah landasan filosopis dalam karakteristik kepemimpinan ideal. Dengan kata lain, pemimpin yg ideal adalah seseorang yg memiliki karakter kuat, punya visi, inspirstif, dan mampu memberi harapan ditengah kesulitan masyarakat. Terlalu ideal mungkin, Tapi tiap kelompok masyarakat tentu akan menuntut yg terbaik dari siapapun yang menjadi pemimpin mereka. kemudian krisis kepemimpinan menurut James MacGregor Burns dalam Leadershif (1978), menyatakan krisis kepemimpinan ditandai oleh kemerosotan kualitas kepemimpinan politik dalam organisasi. Burn melihat pentingnya pertanggungjawaban kepemimpinan. Jadi, masyarakat harus mengevaluasi kinerja kepemimpinan penguasa didaerah sebelum dipilih kembali. Apakah disaat berkuasa punya pengaruh dimasyarakat dan berkualitas, karena ini penting untuk dijadikan parameter oleh masymasyarakat .
ADVERTISEMENT
Penulis Suyito, M.Si Dosen Stisipol Raja Haji/Direktur IAI/Wasekum Kahmi Provinsi Kepri.