news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Nabila Syakieb dan Suami Besut Startup Berkuda Djiugo

Konten Media Partner
14 November 2017 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nabila Syakieb dan Suami Besut Startup Berkuda Djiugo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Selebritas Nabila Syakieb dan suaminya Reshwara Radinal, atlet berkuda ketangkasan (equestrian) Indonesia, hari ini meluncurkan Djiugo, aplikasi pertama di dunia yang menyediakan informasi dan layanan lengkap untuk peminat olahraga berkuda.
ADVERTISEMENT
Reshwara membagikan cerita di balik berdirinya Djiugo. Ia mengatakan, selama berkecimpung di industri berkuda, ia menemukan tantangan besar untuk mendapatkan akses informasi dan layanan yang diperlukan para peminat olahraga berkuda. "Dari situ, muncul ide untuk menciptakan sebuah platform yang dapat menjadi solusi untuk menjawab seluruh kebutuhan seputar dunia berkuda," ungkapnya .
Aplikasi Djiugo, saat ini ia klaim merupakan pionir di industri berkuda dunia. Djiugo hadir sebagai one stop shopping place untuk memenuhi semua kebutuhan terkait kuda bagi seluruh kalangan, baik atlet, penunggang profesional, atau keluarga yang tertarik untuk berkuda. "Djiugo menghubungkan pengguna dengan sesama pecinta kuda dari berbagai komunitas berkuda di seluruh dunia," dia menjelaskan.
Sebagai one stop window untuk aktivitas berkuda, Djiugo menyediakan berbagai kebutuhan berkuda dengan standar kualitas terjamin, termasuk jasa pelatih kuda internasional, konsultasi jual beli kuda, paket tur berkuda di berbagai negara, serta produk-produk perawatan kuda yang selama ini tidak selalu mudah ditemukan di Indonesia. Pengguna juga dapat mengakses berbagai berita dan ulasan terkait kuda, baik dari dalam maupun luar negeri. Aplikasi Djiugo saat ini sudah dapat diunduh melalui Appstore dan akan segera tersedia di Google Playstore.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 18-19 November mendatang, Djiugo akan menyelenggarakan Djiugo Riding School Championship 2017-2018. Berbagai sekolah berkuda dari wilayah Indonesia akan bertanding untuk memperebutkan Djiugo Riding School Trophy pertama. "Kami senang sekali melihat makin banyaknya sekolah-sekolah berkuda yang berdiri di Indonesia. Semoga dengan kompetisi ini, akan memotivasi kemunculan bibit-bibit ungul atlet berkuda Indonesia," ungkap Reshwara .
Sementara itu, Nabila  yang juga hobi berkuda berharap keberadaan Djiugo dapat memperluas minat keluarga Indonesia terhadap berkuda. Menurut dia, berkuda masih identik dikenal sebagai olahraga yang mahal dan eksklusif untuk kalangan atas. Padahal, memiliki hobi berkuda bukan berarti harus memiliki kuda sendiri. "Sekarang sudah semakin banyak klub berkuda, bahkan tempat rekreasi yang dapat mengakomodir hobi berkuda dengan biaya terjangkau," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Aktivitas berkuda juga kadang dianggap berisiko tinggi, terutama bagi anak usia dini. Padahal, berkuda adalah olahraga yang tidak hanya bermanfaaat untuk fisik, namun juga psikis. "Berkuda mampu mendorong pembentukan karakter bertanggung jawab dan percaya diri. Untuk anak, berkuda juga salah satu alternatif terapi autisme yang efektif," tambah Nabila.
Rahmat Natsir, Head Coach dan General Manager Anantya Riding Club, yang hadir dalam acara peluncuran Djiugo turut menjelaskan terapi menunggang kuda untuk pengidap autisme, atau dikenal dengan istilah equine therapy, memang belum banyak dilakukan di Indonesia. Namun menurut berbagai riset, equine therapy mampu menstimulus kemampuan emosional, sensorik dan motorik pengidap austisme. Hal ini karena interaksi dengan kuda, seperti memberi makan, menyisir rambut dan ekor, serta menunggang kuda dapat membantu membangun konsentrasi serta mendorong kemampuan komunikasi pengidap austisme.
ADVERTISEMENT
"Banyak pembelajaran luar biasa yang dapat dipelajari seseorang dari berkuda. Olahraga ini bukan sekadar menunggangi hewan. Namun melibatkan emosi antara penunggang dan kuda. Keberadaan platform Djiugo kami harapkan memudahkan akses masyarakat untuk menemukan informasi-informasi tersebut," tambahnya.
Kualitas atlet berkuda Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan negara lain. Namun untuk unggul di kancah internasional, diperlukan pembinaan berkualitas serta akses informasi yang mendukung. "Djiugo memudahkan para pelaku cabang olahraga berkuda untuk terhubung dan berinteraksi dengan berbagai komunitas olahraga berkuda di negara-negara lain, sehingga dapat selalu update dengan perkembangan olahraga berkuda internasional, "jelas Fachtul Anas, perwakilan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi).
Editor : Eva Martha Rahayu
ADVERTISEMENT
www.swa.co.id