Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Strategi Ekspansi FamilyMart saat Gerai Ritel Berguguran
4 Juli 2018 12:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Di tengah tren tutupnya sejumlah gerai convenience store, FamilyMart justru terus menambah cabang tokonya. Sampai akhir tahun 2018 ini, merek dagang ritel asal Jepang tersebut menargetkan akan menambah 20 toko baru di area Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Wirry Tjandra, CEO FamilyMart Indonesia, dalam sambutannya di acara pembukaan toko ke-100 yang berlokasi di Gran Rubina, Jakarta, mengatakan bahwa FamilyMart akan mencapai 120 toko di Jabodetabek sampai akhir tahun 2018.
"FamilyMart mulai hadir sejak 2012, sekarang telah mencapai toko ke-100, ini membuktikan perkembangan bisnis kami yang positif. Hingga akhir tahun ini kami menargetkan 20 toko lagi sehingga total 120 toko di Jabodetabek. Dalam jangka 5 tahun ke depan target 600 toko," ujar Wirry.
Ia menambahkan, FamilyMart juga telah mengambil alih sejumlah tempat bekas gerai Seven Eleven dan Star Mart. "Kami telah men-take over 13 Sevel, dan 49 Star Mart. Ke depannya kami berencana akan membeli lagi bekas Sevel itu," tambahnya. FamilyMart membukukan growth sebesar dua digit dari tahun lalu dari jumlah toko yang sama.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang membuat Familymart bisa terus berekspansi? Gunung Tjahjaputra, Head of Retail Operation FamilyMart Indonesia, mengungkapkan, FamilyMart memiliki pendekatan yang berbeda dengan gerai sejenisnya yang tutup. Ia mengatakan FamilyMart mengusung fleksibilitas. Produk yang dijual di setiap gerai disesuaikan dengan karakteristik konsumen di area masing-masing.
"Kami sangat fleksibel, kami memperhatikan lokasi, misalkan di perkantoran karakteristik kebutuhan orang di sana seperti apa, barang yang dijual akan berbeda dengan yang di apartemen misalnya. Jadi ada beberapa tipe store. Kalau gerai yang tutup itu kan produk yang dijual sama semua di seluruh area," kata Gunung.
Ia mengaku FamilyMart masih percaya diri karena potensi dalam bisnis ini masih besar terutama di daerah yang memiliki high income.
ADVERTISEMENT
"Data terakhir kan menunjukkan GDP untuk VCS sebesar US$ 7 ribu ke atas perkapita. Jadi potensinya masih luar biasa, terutama di daerah yang high income, maka kami 50% lebih banyak hadir di segitiga emas, selebihnya ada di apartemen dan perkantoran lain," katanya.
FamilyMart juga baru saja meluncurkan metode pembayaran baru menggunakanT-cash yang bekerja sama dengan Bank BNI. Waralaba FamilyMart saat ini dimiliki oleh FamilyMart Company Limited dengan jumlah toko lebih dari 20 ribu yang tersebar di Jepang, Tiongkok, Taiwan, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Lisensi FamilyMart di Indonesia dimiliki secara tunggal oleh PT Fajar Mitra Indah.
Editor: Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id