Viva Cosmetics, Pelopor Industri Kosmetik Tropis dari Surabaya

Konten Media Partner
12 September 2019 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Viva Cosmetics, Pelopor Industri Kosmetik Tropis dari Surabaya

Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm, Produsen Viva Cosmetic
zoom-in-whitePerbesar
Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm, Produsen Viva Cosmetic
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum produk kecantikan seperti Sariayu, Mustika Ratu, dan Wardah dikenal orang, sebuah perusahaan kosmetik dari Surabaya telah memelopori ekspansi ke seluruh pelosok negeri. PT Vitapharm, demikian nama perusahaan tersebut. Berdiri pada 1962, perusahaan farmasi ini awalnya bernama PT General Indonesian Producing Centre. Kemudian, tahun 1964 berganti nama menjadi PT Paberik Pharmasi Vita; lalu mulai 1998 menggunakan nama PT Vitapharm hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Di tangan generasi penerus, Vitapharm mempertahankan visinya: menjadi perusahaan kosmetik tropis terkemuka dan produksinya dipercaya oleh masyarakat global. Perusahaan ini sejak awal memang hanya membuat produk perawatan dan kecantikan yang sesuai untuk daerah tropis. Dalam perjalanan waktu, guna menghidupkan kesinambungan, para penerus memperkuatnya dengan mengambil berbagai langkah strategis.
Pertama, meningkatkan kualitas kerja dan mutu perusahaan, Vitapharm mengantongi sertifikat CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) sebagai bukti kualitas produk yang mereka hasilkan untuk pembuatan krim, lipstik, dan likuid pada tahun 2008, serta powder dan compact powder pada tahun 2009. Dengan demikian, produk Vitapharm terjamin mutunya karena melewati beberapa tahap quality control, analisis, dan mikrobiologi yang ketat guna mempertahankan kualitas produk.
Kedua, menghasilkan produk berkualitas yang senantiasa mempercantik wanita Indonesia, Vitapharm sengaja mengganti mesin yang ada dengan mesin-mesin berteknologi canggih yang ramah lingkungan. Perusahaan keluarga ini juga memberdayakan warga sekitar untuk turut ambil bagian menjadi sumber daya manusia yang berpengaruh besar dalam proses produksi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, sebagai perusahaan kosmetik tertua asli Indonesia, Viva Cosmetics berupaya mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Caranya? Dengan melakukan revitalisasi. “Kami melakukan inovasi produk dan kemasan dengan mengikuti tren pasar,” ujar Susanto Nugroho, Direktur PT Vitapharm. Dari segi produk, Viva menciptakan formula baru untuk digunakan pada varian baru supaya lebih menarik bagi anak-anak muda. Adapun sebagian dari formula lama ada yang tetap dipertahankan, mengingat produk tersebut masih banyak penggemarnya. Viva juga memperbarui kemasan sehingga menjadi lebih menarik.
Yang tak kalah menarik, Vitapharm pun merevitalisasi distribusi dan penjualan. Dengan modal pengalaman panjang, mereka optimistis masih bisa bersaing dengan para pemain baru dan menjadi leader. Apalagi, urusan distribusi ditangani langsung salah seorang penerus, Yusuf Wiharto, yang menjadi Direktur PT Moga Djaja, perusahaan distribusi Viva Cosmetics untuk wilayah Timur. Kepada media, Yusuf mengatakan, pihaknya kini memperbesar penjualan melalui saluran online, dengan memanfaatkan media sosial atau website. Hal itu karena tren yang berkembang sekarang memperlihatkan penjualan secara online terus mengalami peningkatan signifikan.
ADVERTISEMENT
Susanto menambahkan, dengan spirit yang dibangun oleh penerus tersebut, penjualan produk kosmetik Viva di tahun 2018 berhasil naik dua digit. Diharapkan pada 2019 akan terjadi peningkatan serupa. “Tahun 2019 ini kami telah menyiapkan minimal lima varian produk baru, terutama untuk produk skin care,” ungkap Susanto yang bermimpi Vitapharm menjadi perusahaan kosmetik tropis terkemuka dan produknya dipercaya oleh masyarakat global.
Memang diakuinya, kendati potensi industri kosmetik lokal masih akan tumbuh besar, beberapa hal harus diwaspadai. Terutama, semakin maraknya pengaruh dunia digital dan makin berkembangnya beauty blogger dan MUA sebagai influencer. Kalangan-kalangan ini harus diperhatikan karena memberikan dampak yang sangat signifikan untuk menjangkau pasar generasi milenial. Kini Viva rajin membangun engagement customer melalui kegiatan meet & greet, juga meningkatkan kerjasama dengan berbagai lembaga dan institusi, antara lain dengan kegiatan beauty class dan continuous training dengan topik-topik kekinian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, generasi milenial menyukai hal baru atau inovasi baru. Misalnya: face mist yang dibuat dengan air mawar, sehingga bisa memunculkan demand dan pasar yang baru yang bisa mengganggu. Sehingga, hal itu mendorong Viva untuk terus memperbarui produk ataupun kemasannya dengan banyak mengeluarkan produk baru sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta mengganti desain kemasan untuk mengikuti selera pasar.
Intinya, Susanto menegaskan, tidak akan menyurutkan langkah. Sebaliknya, Viva akan terus melaju mengikuti tren-tren yang berkembang. Sebagai pemain lama dan pelopor di bidangnya, Susanto berjanji, Viva akan berusaha terus mengikuti perubahan yang dinamis tersebut. Mau tak mau, Viva menjadi bagian dari perubahan tersebut, sehingga untuk berpartisipasi, harus menyadari titik lemah yang dipersepsikan terhadapnya. “Tantangan yang kami hadapi adalah image yang melekat pada brand bahwa Viva Cosmetics hanya untuk generasi old, “ ujarnya terus terang. Persepsi tersebut, menurutnya, harus dijawab dengan inovasi-inovasi baru sehingga bisa diterima di kalangan milenial.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini Viva Cosmetics telah memiliki sekitar 500 varian produk kosmetik. Setiap tahun perusahaan mengeluarkan 5-10 produk baru. Rangkaian produk yang dimiliki, antara lain, Viva White dan Viva Queen. Untuk kalangan remaja, Viva mengeluarkan brand tersendiri, yaitu RedA. Kontribusi terbesar berasal dari jenis produk bedak sak dengan produksi mencapai 8 ton per hari. Selain itu, kehadiran RedA berhasil membuat Viva terlihat lebih muda dan menggairahkan industri kosmetik di Indonesia. (*)
Dyah Hasto Palupi/Vina Anggita