Tanggapan Pemain DOTA 2 Terhadap Sistem DPC, Apakah Semakin Buruk?

Swara Unsada
Swara Unsada
Konten dari Pengguna
9 Januari 2022 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Swara Unsada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
                                                               sumber : ESL
zoom-in-whitePerbesar
sumber : ESL
ADVERTISEMENT
Game DOTA 2 merupakn nama yang sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan anak muda ataupun gamers, Dota 2 merupakan game yang dikembangkan oleh Valve. Dota 2 sering mengadakan turnamen untuk pemainnya dan mereka harus menggelar turnamen secara adil bagi seluruh team yang ikut berpartisipasi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Setelah berjalannya sistem DPC terbaru yang dikeluarkan Valve pada tahun 2020-2021 dan mengusung sistem liga regional, mereka mengklaim akan menjadikan sistem DPC lebih tertata. Akan tetapi setelah sistem baru tersebut diumumkan, malah banyak tanggapan negatif dari pemain itu sendiri.
Bukannya mendatangkan kabar baik malah banyak tanggapan negatif yang diungkapkan para pemain. Seperti tanggapan Kuro “KuroKy” Salehi Takhasomi, kapten dari team Nigma yang mengungkapkan bahwa penyelenggara pihak ketiga di sela pertandingan yang menghasilkan jadwal pertandingan hingga enam sampai tujuh minggu tidak ada lagi. Tanggapan lainnya disampaikan oleh Clement “Puppey” Ivanov, kapten dari team Secret yang mengungkapkan bahwa bermain di turnamen online sudah cukup basi dan tidak jelas arahnya mau kemana. Dan pada sistem ini pun setiap team dipaksa menang di setiap game jika ingin menang
sumber : liquidpedia
Tidak main-main memang tanggapan yang diberikan dari sistem DPC yang terbaru ini, bahkan ada pemain yang memutuskan di tahun 2022 menjadi tahun terakhirnya, bukan lain ialah Yawar “YawaR” Hassan yang bermain untuk Quincy Crew, “Saya pribadi sih bisa jadi kalau tahun ini (2022) akan menjadi tahun terakhir saya di DOTA 2, kecuali mereka (Valve) mengganti sesuatu di format kompetitif yang digunakan, karena sistem seperti ini sangat membuat saya bosan. Saya hanya akan memberikan segalanya, mencoba untuk meraih segalanya, menjuarai Major, menjuarai TI dan lepas dari ranah kompetitif DOTA 2 sepenuhnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun kita sebagai penikmat ranah kompetitif game satu ini bisa dibilang lebih diuntungkan dari segi para pemain itu sendiri, karena banyaknya turnamen yang diselenggarakan secara online ini bisa kita saksikan di manapun dan kapanpun. (Fadel/SU)