Konten dari Pengguna

Pengelolaan Obat dengan DAGUSIBU & Bijak Gunakan Antibiotik! KKN Undip di Jimus

Swietenia Desanda Narwasti Suwandi
3rd Year Pharmacy Student at Diponegoro University
15 Agustus 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Swietenia Desanda Narwasti Suwandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Edukasi Pengelolaan Obat melalui DAGUSIBU dan Bijak Penggunaan Antibiotik oleh Mahasiswi KKN Tim II Undip di Desa Jimus

Kegiatan edukasi DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang obat dengan benar) dan bijak gunakan antibiotik bersama Ibu–Ibu PKK di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten (08/08/2024) (foto: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan edukasi DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang obat dengan benar) dan bijak gunakan antibiotik bersama Ibu–Ibu PKK di Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten (08/08/2024) (foto: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten (08/08/2024) – Mahasiswi KKN Tim II Universitas Diponegoro di Desa Jimus yakni Swietenia Desanda Narwasti Suwandi kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap warga Desa Jimus dengan mengadakan program kerja bertajuk “Edukasi tentang DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang Obat dengan Benar) dan pemaparan bijak penggunaan antibiotik”. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan obat yang benar dan penggunaan antibiotik secara bijak sehingga pengobatan berjalan dengan rasional.
ADVERTISEMENT
Tingginya tingkat pengobatan mandiri di masyarakat telah menjadi isu yang perlu diwaspadai. Tanpa adanya pengawasan medis, risiko terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat dan terapi yang tidak sesuai menjadi sangat tinggi. Sekitar 40% dari pengobatan mandiri yang dilakukan oleh masyarakat terbukti tidak rasional. Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menyimpan obat di rumah untuk keperluan pengobatan sendiri sangat umum, yang berpotensi meningkatkan risiko penggunaan obat yang tidak tepat. Data penggunaan antibiotik yang salah menunjukkan bahwa sekitar 60% pasien tidak menyelesaikan pengobatan antibiotik yang diresepkan, dan 20% menggunakan antibiotik tanpa resep dokter. Selain itu, 30% masyarakat mengaku menggunakan antibiotik untuk mengobati infeksi virus, meskipun antibiotik tidak efektif terhadap virus. Hal ini menambah risiko resistensi antibiotik dan mengurangi efektivitas pengobatan di masa depan. Upaya yang dapat dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai pengelolaan dan penggunaan obat yang rasional melalui prinsip DAGUSIBU dan bijak gunakan antibiotik.
ADVERTISEMENT
Program edukasi yang berlangsung di Balai Desa Jimus pada hari Kamis (08/08/2024) dihadiri oleh lebih dari 40 warga yang merupakan Ibu–Ibu PKK. Edukasi dilakukan menggunakan media powerpoint dan video yang ditampilkan dengan proyektor, serta media leaflet yang dibagikan kepada peserta. Materi edukasi yang disampaikan terbagi menjadi dua sub materi, yakni DAGUSIBU dan bijak gunakan antibiotik. Materi DAGUSIBU yang disampaikan meliputi pengertian DAGUSIBU, cara mendapatkan obat dengan benar, penggolongan obat, cara menggunakan obat dengan benar, cara menyimpan obat dengan benar, cara membuang obat dengan benar, dan demonstrasi cara membuang obat dengan benar. Materi bijak gunakan antibiotik yang disampaikan meliputi pengertian antibiotik, contoh antibiotik, efek samping antibiotik, cara dan aturan pakai antibiotik dengan benar, resistensi antibiotik dan bahayanya, penyebab antibiotik, dan cara untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
ADVERTISEMENT
Peserta yang mengikuti program edukasi terlihat sangat antusias ditandai dengan aktif mengajukan pertanyaan seputar cara membuang obat dan penggunaan antibiotik. Melalui program edukasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan penggunaan obat dengan benar agar pengobatan berjalan dengan rasional, selain itu juga meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya menggunakan antibiotik dengan bijak untuk mengurangi resiko kejadian resistensi antibiotik di Desa Jimus.
Ketua PKK Desa Jimus, Ibu Titik Subandini dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada anggota tim KKN atas inisiatifnya dalam memberikan edukasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Jimus. “Kegiatan ini sangat membantu Ibu–Ibu PKK untuk lebih memahami pentingnya pengelolaan obat yang benar dan penggunaan antibiotik yang bijak. Harapannya, setelah ini, warga bisa lebih berhati–hati dalam menggunakan obat dan antibiotik, sehingga pengobatan yang sedang dijalankan dapat berjalan dengan efektif dan aman,” ujarnya.
Pembagian leaflet DAGUSIBU dan Bijak Gunakan Antibiotik kepada Ibu-Ibu PKK di Desa Jimus
Pada akhir kegiatan, sebagai bentuk upaya berkelanjutan diberikan poster mengenai DAGUSIBU dan Bijak Gunakan Antibiotik kepada Ibu Sulis selaku Bidan yang bertugas di Poskesdes Jimus sehingga poster tersebut dapat ditempelkan di Poskesdes dan masyarakat yang datang dapat menerima informasi mengenai DAGUSIBU dan bijak penggunaan antibiotik, dengan begitu masyarakat mampu menerapkan prinsip pengelolaan dan penggunaan obat dengan benar. Selain itu, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengelola obat-obatan dan turut serta dalam upaya mencegah resistensi antibiotik di Indonesia.
Penempelan poster DAGUSIBU dan Bijak Gunakan Antibiotik di Poskesdes Desa Jimus
Penulis : Swietenia Desanda Narwasti Suwandi (Mahasiswi Farmasi KKN Tim II Universitas Diponegoro 2023/2024)
ADVERTISEMENT
Dosen Pembimbing Lapangan : (1) Prof. Dr. Eng. Agus Setyawan S.Si., M.Si., (2) A. H. Condro Haditomo, S.Pi., M.Si., Ph.D., (3) Riandhita Eri Werdani, S.M.B., M.S.M.
Lokasi : Desa Jimus, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah