news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Mana Ada Lahan Kosong, di Sana Ada Mixue

Syarikah Akifah Adinda
Mahasiswa di Universitas Bina Nusantara
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 15:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarikah Akifah Adinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu varian minuman yang dijual di Mixue (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu varian minuman yang dijual di Mixue (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Perusahaan waralaba asal Tiongkok, Mixue, sedang menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat akhir-akhir ini. Meskipun sudah mulai beroperasi sejak tahun 1997, Mixue baru masuk ke Indonesia pada tahun 2020 dengan gerai pertama di Cihampelas Walk, Bandung. Dalam waktu dua tahun, brand ini mampu membuka ratusan cabang di seluruh penjuru Indonesia. Hal inilah yang menjadi bahan perbincangan masyarakat, hingga menciptakan banyak lelucon dan meme tentang gerai Mixue yang cepat menjamur di berbagai kota.
ADVERTISEMENT
Pesatnya perkembangan dan ekspansi bisnis Mixue di Indonesia tentu merupakan suatu hal yang menarik. Sebab, menu yang ditawarkan oleh Mixue sebenarnya bukan merupakan menu yang spesial atau belum pernah dilihat sebelumnya. Bisnis ini menjual berbagai varian es krim dan teh dengan harga terjangkau. Mixue berusaha menyasar golongan pelajar, mahasiswa, serta masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. Dikutip dari berbagai sumber, Mixue berhasil meraup keuntungan sebesar 20 miliar yuan atau Rp 40 triliun pada paruh pertama tahun 2021.
Dilansir dari situs Food Talks, Mixue pertama kali didirikan pada tahun 1997 oleh Zhang Hochao berbekal modal pinjaman dari neneknya. Pada saat itu, Zhang merupakan seorang mahasiswa tahun keempat yang bekerja paruh waktu di sebuah toko es serut. Gerai pertama Mixue didirikan di Zhengzhou. Namun, gerai tersebut bukan bernama Mixue, melainkan “Cold Stream Shaved Ice”.
ADVERTISEMENT
Dengan menawarkan berbagai varian es serut, es krim, serta smoothie, Zhang menghasilkan 100 yuan atau Rp 226 ribu setiap harinya. Sayangnya, gerai tersebut tutup karena dampak pergantian musim panas ke musim dingin. Zhang kemudian membuka bisnis keduanya dengan masih menawarkan produk es serut dan es krim. Bisnis inilah yang dinamakan Mixue Bingcheng dan merupakan cikal bakal dari gerai-gerai Mixue yang kini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Toko Ice cream mixue. Foto: Arief Syauqi/shutterstock
Di Indonesia, Mixue berada di bawah PT Zisheng Pacific Trading sebagai pemegang lisensi waralaba. Hingga saat ini gerai Mixue di Indonesia telah mencapai lebih dari 300 buah yang tersebar di berbagai daerah. Adapun lokasi gerai Mixue beragam, mulai dari pertokoan di tepi jalan raya, hingga di dalam mal dan pusat perbelanjaan.
ADVERTISEMENT
Mixue menjadi bahan perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia karena menjadi satu dari sedikit bisnis yang berhasil selamat dari potensi pailit dan kebangkrutan akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya itu, berbeda dengan bisnis waralaba lain yang umumnya hanya memiliki empat atau lima gerai dalam satu kota, Mixue bisa memiliki sepuluh gerai atau bahkan lebih dalam kota yang sama.
Lantas, bagaimana strategi ekspansi yang digunakan Mixue untuk dapat berkembang pesat hingga saat ini? Berikut beberapa caranya:

1. Melakukan Survei Wilayah Toko Sebelum Gerai Dibuka

Sebagai pemegang lisensi waralaba di Indonesia, PT Zisheng Pacific Trading akan melakukan survei wilayah toko sebelum gerai dibuka. Adapun kriteria kelayakan wilayah toko hanya ditetapkan berdasarkan kondisi lokasi, ukuran dan target pasar, serta jumlah permintaan dan minat masyarakat sekitar terhadap produk Mixue.
ADVERTISEMENT

2. Tidak Membatasi Radius atau Jarak Antar Toko

Strategi ekspansi gerai Mixue yang tidak menetapkan batas radius atau jarak antar toko dapat membawa keuntungan tersendiri bagi bisnis tersebut. Dengan banyaknya gerai yang terdapat di suatu kota, maka Mixue akan mampu meraup keuntungan semaksimal mungkin dan menjaring konsumen sebanyak mungkin. Selain itu, setiap gerai akan mampu memenuhi permintaan dan minat konsumen yang berada di sekitar masing-masing lokasi gerai.

3. Penggunaan Metode Trading Area

Meskipun gerai Mixue terdapat di banyak lokasi, bukan berarti gerai Mixue asal didirikan di segala jenis lahan kosong seperti yang tengah viral. Salah satu kesamaan yang bisa ditemukan dari lokasi seluruh gerai Mixue adalah penggunaan metode trading area. Metode ini sendiri merupakan strategi bisnis yang memanfaatkan daerah yang padat di kota-kota kecil. Oleh karena itu, kesuksesan Mixue tidak hanya terbatas pada kota-kota besar saja, tetapi juga telah merambah ke berbagai kota kecil dengan wilayah padat seperti fasilitas pendidikan.
ADVERTISEMENT

4. Menargetkan Golongan Pelajar, Mahasiswa, serta Masyarakat Kalangan Menengah ke Bawah

Jika sebuah bisnis menawarkan produk berkualitas dengan harga terjangkau, maka besar kemungkinan tidak hanya target pasar saja yang menjadi konsumen, melainkan juga masyarakat dari kalangan menengah ke atas yang sejatinya bukan merupakan target pasar awal. Dengan peningkatan konsumen, maka diperlukan jumlah gerai yang dapat melayani seluruh konsumen tersebut. Nah, kebijakan Mixue untuk membuka gerai sebanyak-banyaknya di setiap lahan atau lokasi yang tersedia juga didukung oleh strategi pemasaran dengan target pasar yang tepat.
Tentu saja, kebijakan Mixue yang tidak membatasi radius atau jarak antar toko tidak akan sukses jika tidak ada pihak franchise atau pewalaraba yang tidak berminat. Oleh karena itu, untuk menarik minat pewalaraba untuk menjalin kemitraan, pihak Mixue menawarkan pinjaman tanpa bunga setiap tahunnya. Pinjaman ini dapat digunakan oleh orang-orang yang berminat menjadi pewalaraba Mixue tetapi menghadapi kendala finansial. Dengan demikian, Mixue dapat dengan cepat melakukan ekspansi bisnis dan mampu menguasai pasar es krim dan makanan penutup atau dessert di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Nah, berikut merupakan beberapa strategi ekspansi yang dilakukan oleh Mixue sebagai salah satu gerai es krim dan dessert yang mulai merambah di Indonesia. Sudah siap mencoba salah satu menu dari mereka?