news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Dinamika Baru AS-Rusia: Peluang atau Ancaman Perdamaian Dunia?

Syaefunnur Maszah
Sedang riset IM Doktoral Unpak, Sekretaris Jenderal Parsindo, & Wakil Ketua DPC Peradi.
3 Maret 2025 19:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syaefunnur Maszah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Putin-Trump (Sumber: Jørgen Håland. Free to use under the Unsplash License)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Putin-Trump (Sumber: Jørgen Håland. Free to use under the Unsplash License)
ADVERTISEMENT
Perubahan drastis dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Rusia di bawah pemerintahan Trump, yang tampak jelas dalam konfrontasi di Kantor Oval antara Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kini membawa Washington semakin sejalan dengan Moskow. Pernyataan ini disampaikan oleh Kremlin pada hari Minggu, menandai pergeseran besar dalam geopolitik global yang selama ini didominasi oleh ketegangan antara kedua negara. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, AS telah menjadi pemimpin dalam menggalang dukungan untuk Kiev, memberikan miliaran dolar dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi. Namun, dengan perubahan sikap pemerintahan Trump, Moskow melihat peluang baru untuk membangun kembali hubungan yang lebih bersahabat dengan Washington, yang dapat mengubah arah konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana artikel berjudul "Washington now ‘largely aligns’ with Moscow’s vision, Kremlin says” yang diterbitkan oleh The Washington Post dan ditulis oleh Francesca Ebel, pergeseran ini terjadi seiring dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Ukraina. Dalam pertemuan di Kantor Oval, Trump secara terbuka mengkritik Zelensky karena dianggap kurang berterima kasih atas dukungan AS dan memperingatkan bahwa sikap keras Ukraina terhadap Rusia dapat berisiko memicu Perang Dunia III. Bagi Kremlin, ini menjadi momen yang menguntungkan, karena untuk pertama kalinya sejak invasi ke Ukraina, ada tanda-tanda bahwa Washington mulai mempertimbangkan jalur diplomasi yang lebih selaras dengan Moskow.
Dalam perspektif perdamaian dunia, perubahan ini memiliki implikasi yang kompleks. Di satu sisi, adanya dialog antara AS dan Rusia dapat membuka peluang untuk mengakhiri perang yang telah merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan kehancuran besar di Ukraina. Jika kedua negara adidaya ini dapat mencapai kesepakatan yang memungkinkan gencatan senjata atau bahkan penyelesaian konflik, maka stabilitas global akan lebih mudah dipertahankan. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa pendekatan baru AS ini justru dapat melemahkan posisi Ukraina dan memberikan Moskow lebih banyak ruang untuk memperluas pengaruhnya di kawasan.
ADVERTISEMENT
Dari sudut pandang hubungan bilateral AS-Rusia, perkembangan ini juga bisa menjadi titik balik yang penting. Sejak Perang Dingin, hubungan kedua negara selalu diwarnai oleh persaingan dan sanksi ekonomi yang saling dijatuhkan. Jika Trump benar-benar berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia, maka ini bisa menjadi awal dari perubahan besar dalam struktur geopolitik global. Rusia sendiri tampaknya menyambut baik kemungkinan ini, dengan Kremlin menyatakan bahwa jika ada kemauan politik dari kedua belah pihak, pemulihan hubungan dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Namun, faktor Ukraina dan Eropa tetap menjadi variabel yang tidak bisa diabaikan. Bagi Ukraina, perubahan sikap AS dapat dianggap sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka untuk mempertahankan kedaulatan dari ancaman Rusia. Sementara itu, bagi negara-negara Eropa, terutama anggota NATO, pergeseran kebijakan AS dapat menimbulkan dilema baru: apakah tetap berpegang pada strategi lama yang mendukung Ukraina secara penuh, atau mulai mempertimbangkan jalur diplomasi yang lebih pragmatis. Uni Eropa sendiri kemungkinan akan berada dalam posisi sulit untuk menyeimbangkan tekanan dari AS, Rusia, dan kepentingan mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Dari dinamika ini, ada beberapa pembelajaran penting bagi proses perdamaian dunia. Pertama, perdamaian tidak bisa dicapai tanpa adanya kesediaan dari pihak-pihak yang bertikai untuk berkompromi. Kedua, kekuatan besar seperti AS dan Rusia memiliki peran kunci dalam menentukan arah konflik global, dan perubahan kebijakan mereka dapat berdampak luas pada keseimbangan geopolitik. Ketiga, negara-negara kecil seperti Ukraina sering kali menjadi korban dari strategi kekuatan besar, sehingga mereka harus mampu membangun aliansi yang lebih fleksibel dan tidak hanya bergantung pada satu mitra.
Pada akhirnya, apakah pergeseran ini akan membawa perdamaian atau justru memperumit situasi, masih sangat bergantung pada langkah-langkah yang akan diambil oleh para pemimpin dunia. Jika AS dan Rusia benar-benar dapat mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan, maka ini bisa menjadi tonggak sejarah dalam diplomasi internasional. Namun, jika perubahan ini hanya merupakan strategi politik sementara tanpa solusi konkret, maka dunia hanya akan menyaksikan siklus konflik yang terus berulang dengan wajah yang berbeda.
ADVERTISEMENT