Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Islam dan Modernitas: Menjawab Tantangan Zaman
13 Februari 2025 19:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syaefunnur Maszah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Islam bukan sekadar sistem kepercayaan, tetapi juga jalan hidup yang telah membentuk peradaban dunia selama berabad-abad. Sejarah mencatat bagaimana Islam tidak hanya berkembang sebagai agama spiritual, tetapi juga sebagai kekuatan besar dalam ilmu pengetahuan, budaya, ekonomi, dan politik. Dari Baghdad hingga Andalusia, dari Ottoman hingga Nusantara, Islam telah menjadi sumber inspirasi bagi sistem hukum yang adil, ekonomi yang inklusif, serta pemerintahan yang menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan kesejahteraan rakyat. Namun, di era modern ini, umat Islam menghadapi tantangan besar, bukan hanya dari dalam, tetapi juga dari narasi global yang sering kali tidak adil terhadap Islam.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan terbesar bagi umat Islam adalah bagaimana mempertahankan Islam sebagai sistem kehidupan yang komprehensif di tengah arus modernitas yang sering kali dipaksakan dengan standar Barat. Islam tidak boleh sekadar mengikuti perkembangan dunia tanpa arah yang jelas, tetapi justru harus kembali menegaskan posisinya sebagai sumber nilai yang mampu membimbing peradaban global menuju keadilan dan kesejahteraan. Modernitas bukan sekadar tentang kemajuan teknologi dan ekonomi, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai universal seperti keadilan, kesejahteraan sosial, dan persaudaraan manusia dapat ditegakkan—nilai-nilai yang sejak lama telah diajarkan dalam Islam.
Dalam bukunya Islamic Thought in the Twentieth Century, Muhammad Qasim Zaman menguraikan bagaimana pemikir Muslim sepanjang abad ke-20 berusaha menyeimbangkan antara tradisi dan modernitas. Mereka tidak sekadar menerima modernitas secara pasif, tetapi juga mengkritisinya, membangun pemikiran yang relevan, dan menawarkan solusi berbasis nilai-nilai Islam. Zaman menyoroti bagaimana para ulama dan intelektual Muslim merespons perubahan sosial, politik, dan ekonomi dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip Islam. Perjuangan ini menunjukkan bahwa Islam bukanlah ajaran yang tertinggal dari zaman, tetapi justru memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi tanpa kehilangan identitasnya.
ADVERTISEMENT
Stereotip negatif terhadap Islam di media global juga menjadi tantangan besar yang harus dihadapi umat Islam. Islam sering kali digambarkan sebagai agama yang kaku, tertutup, bahkan dikaitkan dengan ekstremisme. Padahal, jika melihat sejarah, Islam justru merupakan agama yang membawa kemajuan dan membuka ruang dialog antara berbagai budaya. Ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Al-Khawarizmi telah memberikan kontribusi besar dalam ilmu kedokteran, filsafat, dan matematika yang masih digunakan hingga kini. Dunia harus lebih adil dalam menilai Islam, termasuk dalam penyebaran informasi dan representasi media, agar narasi yang berkembang tidak didominasi oleh kepentingan tertentu yang merugikan umat Islam.
Selain dalam ilmu pengetahuan dan budaya, Islam juga telah menawarkan sistem politik dan ekonomi yang adil. Model pemerintahan Islam di era klasik menunjukkan bahwa sistem keadilan dapat berjalan dengan baik ketika kepemimpinan dijalankan dengan amanah. Konsep syura (musyawarah) dan keadilan sosial dalam Islam menjadi prinsip yang menginspirasi banyak pemikir politik di dunia. Begitu pula dalam ekonomi, konsep zakat dan larangan riba telah membuktikan bagaimana sistem ekonomi Islam dapat menciptakan distribusi kekayaan yang lebih adil dan mencegah eksploitasi. Jika prinsip-prinsip ini diterapkan secara luas, maka krisis ekonomi global yang berbasis spekulasi dan kesenjangan yang semakin melebar dapat diatasi.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa populasi Muslim terus tumbuh di berbagai belahan dunia juga menjadi bukti bahwa Islam bukanlah agama yang semakin ditinggalkan, melainkan semakin diterima. Di Eropa dan Amerika, semakin banyak orang yang tertarik dengan Islam karena menemukan nilai-nilai yang mereka anggap lebih memberikan makna dalam kehidupan. Ini membuktikan bahwa Islam bukan sekadar warisan budaya, tetapi memiliki daya tarik universal yang dapat menjawab kegelisahan manusia modern. Namun, penerimaan ini sering kali tidak sejalan dengan kebijakan global yang masih melihat Islam dengan kecurigaan.
Dunia harus lebih objektif dalam menilai peran Islam, bukan hanya dalam sejarah, tetapi juga dalam potensi masa depan. Islam telah terbukti menjadi kekuatan peradaban yang membawa ilmu, keadilan, dan kesejahteraan bagi dunia. Namun, umat Islam juga harus lebih aktif dalam membangun narasi mereka sendiri, menegaskan bahwa Islam bukan sekadar agama yang harus mengikuti perubahan dunia, tetapi merupakan sistem kehidupan yang menawarkan solusi nyata bagi berbagai tantangan global.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, umat Islam perlu terus memperkuat pemahaman mereka terhadap ajaran Islam yang murni dan menjadikannya sebagai panduan dalam menghadapi tantangan zaman. Islam bukan hanya sekadar bagian dari dunia, tetapi memiliki peran sentral dalam membentuk arah peradaban global. Dengan memperkuat pendidikan, memperbaiki ekonomi, serta membangun komunikasi yang lebih baik dengan dunia, Islam dapat kembali menjadi kekuatan utama dalam menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan bermartabat.