news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pengaruh Islam dalam Budaya Berbangsa di Indonesia

Syaefunnur Maszah
Sedang riset IM Doktoral Unpak, Sekretaris Jenderal Parsindo, & Wakil Ketua DPC Peradi.
9 Maret 2025 16:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syaefunnur Maszah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Islam di Indonesia  (Sumber: Alim. Free to use under the Unsplash License)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Islam di Indonesia (Sumber: Alim. Free to use under the Unsplash License)
ADVERTISEMENT
Islam memiliki pengaruh mendalam dalam budaya politik dan sosial di Indonesia, terbukti sejak masa kerajaan Islam hingga era modern. Sejak kedatangan Islam melalui jalur perdagangan pada abad ke-13, nilai-nilai Islam telah berasimilasi dengan budaya lokal, membentuk identitas nasional yang unik. Antropolog Martin van Bruinessen dalam karyanya Islamic State or State Islam? Fifty Years of State–Islam Relations in Indonesia mencatat bahwa Islam di Indonesia berkembang dalam beragam bentuk, dari Islam sufistik hingga Islam politik, yang semuanya memberikan kontribusi signifikan terhadap tata kelola negara dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam perspektif antropologis, Islam telah membentuk sistem nilai yang menopang kehidupan sosial bangsa. Konsep musyawarah dan keadilan sosial, yang berakar dari ajaran Islam, telah menjadi bagian dari budaya politik Indonesia. Proses akulturasi ini tampak dalam praktik demokrasi deliberatif di tingkat lokal, seperti musyawarah desa dan keputusan berbasis mufakat dalam organisasi sosial. Dengan demikian, Islam tidak hanya berfungsi sebagai agama, tetapi juga sebagai sistem etika yang mengatur interaksi sosial dan politik.
Secara sosiologis, Islam memainkan peran kunci dalam pembentukan norma sosial yang mendasari kehidupan berbangsa. Pendidikan Islam yang diselenggarakan oleh pesantren, madrasah, dan organisasi keislaman seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah membentuk karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. Studi Bruinessen menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi agen perubahan sosial yang membentuk etos kerja, disiplin, dan kepemimpinan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam sistem tata negara, pengaruh Islam terlihat dalam konstitusi dan perundang-undangan yang mengakomodasi nilai-nilai keislaman. Misalnya, Undang-Undang Perkawinan dan Perbankan Syariah menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip Islam diintegrasikan dalam hukum nasional tanpa bertentangan dengan Pancasila. Selain itu, pengaruh Islam juga tampak dalam kebijakan publik yang mendorong kesejahteraan sosial, seperti zakat sebagai instrumen redistribusi ekonomi yang dilembagakan dalam Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Islam juga berkontribusi dalam membangun harmoni sosial di tengah keberagaman Indonesia. Meskipun terdapat berbagai etnis dan agama, nilai-nilai Islam tentang toleransi dan ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) telah menjadi perekat sosial. Prinsip "rahmatan lil ‘alamin" yang banyak dikedepankan ulama moderat telah mendorong inklusivitas dalam kehidupan berbangsa. Ini menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas sosial dan mencegah konflik berbasis agama.
ADVERTISEMENT
Implikasi positif Islam dalam pembangunan Indonesia tidak hanya terbatas pada aspek sosial dan politik, tetapi juga ekonomi. Model ekonomi syariah yang berbasis keadilan dan keseimbangan semakin berkembang, mendorong pertumbuhan sektor keuangan Islam, UMKM berbasis syariah, serta filantropi Islam yang mendukung pengentasan kemiskinan. Islam juga berperan dalam membangun budaya kewirausahaan melalui konsep halalpreneurship, yang mendorong bisnis berbasis etika dan keberlanjutan.
Namun, dinamika hubungan Islam dan negara tetap menjadi tantangan, terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan modernisasi pemikiran. Tantangan ini menuntut reinterpretasi nilai-nilai Islam agar tetap relevan dalam sistem demokrasi modern. Pendekatan inklusif yang dilakukan organisasi Islam moderat dan akademisi menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara identitas Islam dan kebangsaan.
Dengan melihat jejak sejarah dan peran Islam dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat disimpulkan bahwa Islam merupakan elemen integral dalam pembentukan karakter bangsa Indonesia. Asimilasi Islam dengan budaya lokal telah menciptakan identitas nasional yang unik, memberikan stabilitas sosial, serta mendorong pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan.
ADVERTISEMENT