Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
78 Tahun Kemerdekaan dan Kondisi Kebijakan Luar Negeri Indonesia
23 Agustus 2023 14:20 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari M F Syafiq Rizqullah S IP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah yang besar. Negara yang lahir dari proses perjuangan para pahlawan-pahlawan yang memiliki berbagai latar belakang suku, budaya, dan agama yang berbeda-beda. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang unik yang tentu saja memiliki ciri khas keberagaman dalam bingkai persatuan dan perdamaian.
ADVERTISEMENT
Lahirnya Indonesia sebagai sebuah negara menjadi salah satu tanda dari berakhirnya berbagai tindakan-tindakan yang berkaitan dengan penjajahan dan juga emperialisme oleh para penjajah ataupun negara-negara Barat. Mereka berprinsip bahwa mereka layak untuk melakukan penjajahan, perbaikan dan melakukan berbagai banyak hal terhadap negara-negara non-Barat termasuk dengan melakukan penjajahan terhadap bumi Nusantara pada saat itu yang belum berwujud sebagai negara kesatuan Republik Indonesia.
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara yang saat ini sudah berumur 78 tahun merupakan negara percobaan yang terus berkembang pesat dan memberikan bukti kekuatannya di dalam politik internasional bahwa Indonesia mampu bermain peran dalam berbagai segi termasuk yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dunia. Sehingga, perlu untuk melihat bagaimana peran Indonesia di dalam berbagai hal termasuk di dalam politik internasional sebagai salah satu aspek penting di dalam melihat bagaimana kedigdayaan sebuah negara.
ADVERTISEMENT
Indonesia pernah menjadi inisiator persatuan negara-negara besar dunia. Konferensi Asia-Afrika adalah sebuah inisiatif besar yang dilakukan oleh Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno di dalam memberikan bukti bahwa Indonesia dapat menjadi negara yang memimpin bagi negara-negara yang lainnya. Indonesia pada saat itu mampu menjadi narator ulung terhadap kondisi negara-negara yang baru saja terbentuk setelah berakhirnya perang dunia kedua. Indonesia dapat mengumpulkan negara-negara yang memiliki nasib dan perasaan yang sama pada saat itu.
Yang lebih hebat lagi dari konferensi Asia-Afrika tersebut lahir berbagai kekuatan-kekuatan dunia baru yang tercipta atas dasar kerja sama yang mana salah satunya adalah hubungan yang terbentuk antara negara Tiongkok dan Mesir yang mana hubungan tersebut masih terus berlanjut hingga sekarang. Konferensi Asia-Afrika adalah sebuah momentum besar yang harus selalu diingat oleh bangsa Indonesia terutama bagi para pejabat negara yang memiliki singgungan dengan kebijakan luar negeri Indonesia untuk menjadi pengingat bahwa Indonesia pernah menjadi sebuah negara yang besar bukan hanya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) saja. Akan tetapi, Indonesia mampu membuat poros dunia untuk melawan sesuatu yang bertentangan dengan peri kemanusiaan dan keadilan sebagai mana yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) negara.
ADVERTISEMENT
Kebijakan luar negeri Indonesia saat ini masih belum terlihat jelas ke mana arahnya. Padahal dari momentum konferensi Asia-Afrika tersebut memberikan bukti bahwa Indonesia pernah memiliki kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap situasi global.
Hingga saat ini, Indonesia masih terus menggunakan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif yang dikemukakan oleh Muhammad Hatta di sekitar tahun 1940an pada saat itu. Yang tentu saja hal tersebut memberikan pertanyaan besar, apakah sebenarnya prinsip politik tersebut adalah prinsip satu-satunya yang relevan terhadap politik luar negeri Indonesia atau Indonesia yang hingga saat ini belum mampu melahirkan pemikir politik luar negeri yang akhirnya dapat mengangkat posisi Indonesia di dunia Internasional.
Periodesasi presiden Joko Widodo selama satu dekade terkahir hanya memberikan fokus politik luar negerinya untuk kepentingan pembangunan dan investasi ekonomi. Di saat yang bersamaan kepemimpinan dan keamanan kawasan masih belum terlihat jelas bagaimana politik luar negeri Indonesia mampu berperan pada tahapan tersebut. Sehingga, perlu untuk kembali memikirkan bagaimana seharusnya politik luar negeri Indonesia agar Indonesia dapat menjadi negara yang memiliki posisi yang diperhitungkan oleh masyarakat Internasional sebagaimana Turkiye yang diperhitungkan di kawasan Timur Tengah dan Tiongkok dalam skala Internasional.
ADVERTISEMENT
Indonesia sudah saatnya keluar dari masa lalunya dan membuat kebijakan luar negerinya yang baru. Sudah lama Indonesia berfokus hanya terhadap kebijakan luar negeri bebas aktif dan berbagai kebijakan yang sifatnya hanya mencari posisi yang aman. Di saat yang bersamaan ada banyak permasalahan yang segera butuh untuk diselesaikan dengan peran politik luar negeri.
Di saat yang bersamaan Indonesia juga memiliki banyak potensi yang besar yang juga sama membutuhkan politik luar negeri yang jelas untuk Indonesia. Kedua hal tersebut bertujuan untuk memberikan bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang mampu berperan di dalam mendukung berbagai terciptanya perdamaian dunia.
Serta memastikan bahwa Indonesia mampu terus berperan terhadap berbagai permasalahan-permasalahan dunia dan tidak hanya mengambil posisi yang selalu aman-aman saja. Sehingga, masa depan dunia internasional yang diprediksi akan terjadi di kawasan Asia dapat benar-benar terwujud dan Indonesia mampu menjadi aktor kunci dalam babak peradaban yang baru tersebut.
ADVERTISEMENT
Live Update