Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Masa Depan Hubungan Indonesia-Türkiye: Romantisme Periodesasi Erbakan & Habibie
16 Agustus 2023 11:12 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari M F Syafiq Rizqullah S IP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Türkiye dan Indonesia merupakan dua negara yang memiliki banyak kemiripan. Terutama dari sturktur sosial masyarakat yang sama-sama berlatar belakang Islam membuat kedua negara memiliki kedekatan emosional yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Apabila dilihat dari konteks Sejarah Türkiye dan Indonesia memiliki hubungan yang cukup intens dan baik meskipun jarak yang cukup jauh memisahkan kedua negara ini. Di masa lalu Türkiye yang pada saat itu masih berbentuk pemerintahan Türkiye Utsmani merupakan emperium yang memiliki andil besar terhadap perjuangan Indonesia melawan berbagai penindasan yang dilakukan pihak kolonial di Indonesia.
Türkiye Utsmani pada saat itu memberi dukungan baik secara materil maupun pasukan tentara guna membantu memerdekakan Indonesia. Dan tentu saja hal tersebut merupakan sesuatu yang spesial bagi Türkiye dan Indonesia yang bukti sejarahnya hingga saat ini masih dapat dilihat di Indonesia tepatnya di provinsi Aceh. Sehingga, secara Sejarah Türkiye dan Indonesia sudah memiliki kedekatan sejak dahulu yang mana hubungan tersebut terus mengalami dinamika hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Hubungan Indonesia dan Türkiye sempat renggang disebabkan perbedaan fokus kebijakan politik luar negerinya. Setelah berakhirnya masa Türkiye Ustmani dan berakhirnya masa kesultanan di Indonesia. Türkiye dan Indonesia memiliki fokus dan tujuannya masing-masing.
Republik Türkiye yang didirikan oleh Mustafa Kemal memfokuskan kebijakannya untuk memodernisasi dan mengusahakan agar Türkiye bisa masuk ke dalam pusaran politik dan ekonomi negara-negara Eropa dan Indonesia, pada saat itu sedang fokus memperjuangkan kemerdekaannya dari koloni Belanda dan Jepang.
Pada intinya pada era ini Türkiye dan Indonesia memiliki tujuan masing-masing yang keduanya tidak dipertemukan atas dasar kepentingan yang sama.
Hingga pada akhirnya hubungan mulai kembali terbangun pada tahun 1949 di mana pemerintah Türkiye mengakui kemerdekaan Indonesia yang disusul pada tahun 1950 hubungan diplomatik kedua negara terbangun dan pada tahun 1957 kantor kedutaan Türkiye dibangun di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian hubungan antara Türkiye dan Indonesia pada awal-awal hubungan kedua negara tidak memiliki kedekatan yang spesial. Sehingga, kedekatan kedua negara masih bersifat formalitas.
Dan pada tahun 1959 Ir. Soekarno melakukan kunjungan awalnya ke Türkiye dan disambut dengan sangat meriah sekaligus didampingi oleh Perdana Menteri Adnan Menderes.
Pada saat itu Soekarno mengatakan bahwa beliau telah belajar banyak dari Mustafa Kemal sebagai pendiri republik Türkiye terkait konsep di dalam mendirikan suatu identitas bangsa dan negara.
Di Universitas RWTH Aachen German seorang berkebangsaan Türkiye dan Indonesia dipertemukan dikarenakan keduanya sama-sama menjalankan ibadah salat.
Dua orang yang memiliki latar belakang negara yang berbeda ini sama-sama memperjuangkan untuk bagaimana kampusnya dapat memberikan fasilitas tempat sholat yang layak pada saat itu. Dua sosok ini lah yang kemudian menjadi pemimpin bagi kedua negara baik untuk Türkiye maupun Indonesia.
Sosok Nezmetin Erbakan dan B.J Habibie adalah dua pemimpin yang terkenal memiliki kontribusi besar bagi masing-masing negaranya. Tidak ada yang menduga bahwa dua sahabat yang sama-sama berkuliah ketika di German ini menjadi pemimpin bagi kedua negara.
ADVERTISEMENT
Dan pada saat keduanya memimpin maka di situlah yang menjadi asal mula kembalinya kedekatan Türkiye dan Indonesia yang akhirnya menjadi lebih akrab dan dekat. Salah satu bukti konkret yang dilahirkan dari kedua pemimpin negara ini adalah tercetusnya pertemuan D-8 yang mengumpulkan negara-negara Islam dan berkembang yang akhirnya berkontribusi terhadap beberapa aspek penting khususnya perekonomian.
Pada saat Erbakan menjadi PM Türkiye beliau juga memberikan hadiah tanah dan rumah kepada B.J Habibie yang saat ini menjadi wisma duta besar KBRI Ankara yang menjadi simbol kedekatan bagi kedua negara.
Hubungan kembali terjalin ketika terjadinya bencana Tsunami di Aceh 2004. Kapal-kapal bantuan Türkiye adalah bantuan yang pertama kali mendarat di Aceh dan memberikan pertolongan terhadap masyarakat Indonesia di Aceh pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Di saat yang bersamaan gempa besar Turkiye di tahun 2023 ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan banyak bantuan dan pertolongan bagi masyarakat dan pemerintah Turkiye.
Sehingga, hubungan kedua negara menjadi semakin spesial dan menjadikan Türkiye dan Indonesia sebagai negara yang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat baik Türkiye maupun masyarakat Indonesia itu sendiri.
Abad ke 21 adalah abad bagi negara di Asia. Perkembangan ekonomi telah bergeser dari Eropa dan Amerika. Negara-negara Asia menjadi negara yang pesat pertumbuhan ekonominya termasuk dengan negara Indonesia.
Hal tersebut cepat disadari oleh pemerintah Türkiye yang menangkap peluang berbagai potensi kerja sama bagi kedua negara. Duta Besar Türkiye untuk Indonesia Talip Kucukcan menyatakan bahwa “Indonesia adalah negara yang krusial dan penting dalam geopolitik di Asia-Pasifik.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut harus dapat dibaca oleh Türkiye untuk bisa memasifkan berbagai kerja sama di berbagai bidang seperti kerja sama ekonomi, pertahanan, pembangunan dan sektor-sektor penting lainnya”. Talip juga menyatakan bahwa “Periodesasi ini akan menjadi era baru kebijakan Türkiye di kawasan Asia Pasifik yang akan berpotensi memberikan banyak manfaat terhadap kedua negara”.
Hal ini juga disambut baik oleh kedua pemimpin negara baik oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan maupun Presiden Joko Widodo. Sehingga, periode baru hubungan Türkiye dan Indonesia berpeluang untuk kembali mengulang masa romantis ketika PM Erbakan dan Habibie menjadi pemimpin bagi kedua negara.