Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.6
24 Ramadhan 1446 HSenin, 24 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Mengakarnya Bahasa Gaul di Masyarakat, Baik atau Buruk?
25 Januari 2023 14:05 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Syafitri Maharani Alfino tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bahasa gaul sudah banyak digunakan oleh masyarakat. mulai dengan menyingkat-nyingkat kata dan juga membolak-balikkan kata. Apakah ini merupakan hal buruk atau justru baik dan memperbanyak kosakata pada bahasa Indonesia?
ADVERTISEMENT
Terdapat sebuah bahasa yang sebenarnya sudah lama muncul, tetapi kebanyakan orang berpikir bahwa bahasa tersebut merupakan bahasa yang baru muncul. Bahasa tersebut adalah “bahasa prokem” atau lebih kita kenal sebagai bahasa gaul. Bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat umum (khususnya remaja).
Biasanya, bahasa gaul tercipta dengan cara membolak-balikkan huruf, menggabungkan arti dengan bahasa lain, dan hal-hal semacamnya. Bahasa tersebut menjadi pilihan utama para remaja untuk berkomunikasi karena kata-katanya yang memiliki karakteristik unik dan mudah untuk diucapkan.
Pada awalnya, bahasa gaul muncul pada tahun 1970-an dan hanya dimengerti beberapa kalangan saja. Kata-kata seperti bokap-nyokap (bapak-ibu), bokis (bohong), plokis (polisi), dan lain-lain merupakan kata yang populer pada tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Kemudian, di tahun 1980an, penggunaan bahasa gaul semakin meluas karena saat itu disebarkan melalui serial TV populer seperti Warkop DKI dan Catatan si Boy menggunakan bahasa yang unik. Beberapa kata populer dari tahun 80an yang masih digunakan sampai sekarang antara lain gokil (gila), bokek (tidak punya uang), dan pembokat (pembantu).
Seiring berkembangnya zaman, pada tahun 2010an adalah puncak dari era kemunculan bahasa gaul. Pada tahun tersebut remaja-remaja semakin kreatif dalam membuat bahasa gaul karena penyebarannya yang mudah melalui media sosial atau SMS. Biaya SMS yang dihitung per kata menjadi salah satu faktor utama kemunculan kata-kata baru seperti q (aku), t4 (tempat), leh (boleh), dan sebagainya.
Pada tahun 1970-an bahasa gaul atau prokem hanya digunakan oleh preman sebagai bahasa rahasia untuk berkomunikasi dengan preman-preman lainnya. Penggunaan bahasa tersebut tidak dilakukan secara rahasia, melainkan digunakan sebagai bahasa sehari di tempat umum.
ADVERTISEMENT
Masyarakat umum yang tadinya tidak mengerti bahasa tersebut dan dengan seiringnya waktu, masyarakat umum mulai mengikuti penggunaan bahasa tersebut karena pelafalan dan penggunaannya yang mudah digunakan. Oleh karena itu, bahasa rahasia yang pada awalnya hanya digunakan untuk berkomunikasi sesama preman menjadi bahasa gaul yang digunakan oleh masyarakat umum dan tidak menjadi bahasa rahasia lagi.
Pada tahun 2000-an, internet muncul dan masyarakat di masa tersebut mulai terhubung dengan dunia luar. Bahasa yang tadinya hanya muncul dari membolak-balikkan kata dan memodifikasi frasa kata-kata bahasa Indonesia mulai berkembang dengan menggabungkan beberapa unsur bahasa asing terutama bahasa Inggris salah satunya adalah frasa negara ber-flower (negara berkembang).
Kemudian, di masa sekarang, penyebaran bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari seorang remaja atau mungkin kalangan dewasa sudah terbilang sangat mudah. Dalam penyebarannya, bahasa gaul dapat disebarkan melalui internet dengan menggunakan media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selain melalui media elektronik, media cetak juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyebarkan bahasa gaul seperti buku novel remaja yang di dalamnya menggunakan bahasa kekinian dan bercampur bahasa inggris. Selain itu, penyebaran juga bisa melalui lingkungan rumah dan sekolah melalui komunikasi dengan teman.
Dalam penggunaannya, bahasa tersebut memiliki perbedaan dari zaman ke zaman. Oleh sebab itu, biasanya dalam menggunakan bahasa tersebut hanya dilakukan oleh orang yang hidup di generasi yang sama saja. Sebagai contoh, remaja yang lahir pada tahun 2000-an tidak bisa menggunakan bahasa yang muncul di generasinya kepada orang yang lahir di tahun 1960-an begitu juga sebaliknya.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa gaul walaupun berbeda generasi karena perkembangan teknologi yang memudahkan seseorang untuk mempelajari bahasa gaul walaupun tumbuh di zaman yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Selain di kota-kota besar, setiap daerah juga memiliki bahasa gaulnya masing-masing. Setiap daerah memiliki kata atau frasa dengan keunikannya sendiri. Beberapa bahasa gaul yang terdapat di Indonesia antara lain adalah suku Jawa dan Sunda.
Dari suku Jawa sendiri terdapat kata Cenglu (bonceng telu) yang berarti bonceng bertiga dan tursinah (turu sing genah) yang memiliki arti tidur yang betul. Kemudian Sunda yang terdapat beberapa kata seperti kumsia (kumaha sia) yang berarti terserah kamu; wae yang berarti saja; dan julid yang berasal dari kata binjulid dan memiliki arti iri atau dengki.
Setiap hal pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, termasuk penggunaan bahasa gaul. Sebagian besar pengguna bahasa gaul adalah remaja yang masih mengenyam pendidikan. Kebiasaan seseorang dalam menggunakan bahasa gaul dapat memengaruhi kemampuan dalam berbahasa formal atau bahasa Indonesia dalam bersekolah.
ADVERTISEMENT
Sekolah atau lembaga pendidikan lainnya menuntut seorang siswa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam melakasanakan pendidikan. Jika seorang siswa lebih sering menggunakan bahasa gaul dibandingkan bahasa Indonesia, maka kemungkinan besar siswa tersebut memiliki kekurangan dalam berbahasa Indonesia.
Terlepas dari kekurangannya, kelebihan menggunakan bahasa gaul adalah memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karakteristik kata yang unik juga bisa membuat seseorang untuk menjadi lebih kreatif dalam menciptakan kata-kata baru yang bisa digunakan juga untuk orang lain.
Dengan kemunculan bahasa gaul, sudah menjadi kewajiban diri kita masing-masing untuk tetap mempertahankan atau mempelajari bahasa Indonesia. Sebab bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional kita sebagai masyarakat Indonesia.
Kemunculan bahasa gaul sendiri bisa dikatakan sebagai kemajuan bahasa Indonesia karena di antara kata-kata baru yang muncul secara tidak langsung bisa memperkaya kata-kata yang terdapat di bahasa Indonesia. Selain itu, hal tersebut juga menunjukkan bahwa negara ini memiliki banyak generasi muda yang kreatif.
ADVERTISEMENT
Bagai pedang bermata dua, bahasa gaul juga bisa mengikis ketertarikan masyarakat untuk menggunakan bahasa Indonesia karena lebih mudah digunakan. Oleh karena itu, menjaga dan mempertahankan bahasa Indonesia adalah tanggung jawab besar bagi kita sebagai generasi muda Indonesia.