Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Bahasa Jawa Halus Mulai Pupus
9 April 2022 8:17 WIB
Tulisan dari Syahala YH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sekarang ini kita hidup di antara orang-orang yang menganggap bahasa adalah tren, bukan hanya sekadar alat komunikasi antara manusia satu dengan manusia yang lainnya. Apalagi di kalangan remaja, bahasa menunjukkan tingkat keakraban mereka. Terkadang semakin kasar bahasanya semakin dekat pertemanannya.
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai Negara Kepulauan tentu memiliki beraneka ragam bahasa yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah Bahasa Jawa, bahasa yang di dalamnya terkandung beberapa tingkatan, di antaranya ngoko, madya, dan kromo. Bahasa Jawa ini dinilai memiliki tingkat kesopanan dan keramahan yang tinggi. Mereka orang Jawa dalam pengaplikasiannya tentu memiliki ketentuan.
Bahasa ngoko digunakan untuk berbicara kepada orang yang lebih muda dari kita, madya digunakan untuk berbicara dengan orang yang sebaya dengan kita, seperti teman kita. Sedangkan kromo digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita, bisa karena umurnya maupun tingkat keilmuannya. Terkadang dengan orang yang lebih muda dari kita namun karena tingkat keilmuannya tinggi bisa juga menggunakan bahasa kromo.
ADVERTISEMENT
Kromo sendiri dibagi menjadi dua, kromo lugu dan kromo alus (halus). Kromo lugu hampir sama dengan madya namun lebih halus penuturannya. Sedangkan kromo halus terkesan lebih menghormati lawan bicaranya. Di dunia pesantren, kita banyak menjumpai kromo halus terutama dengan kiyai, bunyai, maupun dzurriyahnya.
Memang bahasa kromo halus memiliki daya tarik tersendiri, baik dari kosa katanya maupun cara penyampaiannya. Bahkan kata orang, orang Jawa kalau lagi marah menggunakan bahasa jawa kromo halus itu seperti bukan orang yang sedang marah tapi seperti orang yang memuji. Hal itu karena cara penyampaian bahasanya dilakukan dengan sopan dan santun.
Namun, dewasa ini dikalangan masyarakat umum bahasa Jawa kromo halus jarang diminati. Bahkan mereka tidak begitu tahu apa itu kromo halus. Kebanyakan dari mereka sedari kecilnya diarahkan menggunakan bahasa Indonesia. Bukan maksud apa-apa, memang Negara kita adalah Negara Indonesia. Namun sebelum menjadi Indonesia kita adalah Nusantara. Kepulauan-kepulauan yang terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya, salah satunya adalah bahasa. Sudah seharusnya kita sebagai orang Jawa tahu dan mengerti, lebih utamanya juga mengaplikasikannya dengan sepantasnya. Maksudnya, jika orang mengajak berbicara kita bahasa Indonesia yan kita jawab bahasa Indonesia, kalau kita menjawab dengan bahasa jawa ataupun sebaliknya mungkin akan terasa aneh, malah bisa dianggap tidak menghormati yang mengajak berbicara kita.
ADVERTISEMENT
Kromo halus sendiri memang kalau tidak dibiasakan sedari kecil akan terasa aneh pengucapannya. Terkadang kita yang kepada orang lebih tua seharusnya berbahasa kromo halus, karena tidak terbiasa sedari kecil akan sungkan dan malu dalam prakteknya langsung.
Lebih lagi sekarang ini dalam kurikulum terbaru pelajaran bahasa Jawa ditiadakan. Hal itu akan lebih membuat asing anak-anak zaman sekarang dengan bahasa Jawa khususnya kromo halus. Sekarang ini malah banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan bahasa Inggris. Disini saya bukan menganggap enteng bahasa Inggris, karena memang semua ilmu itu kan bermanfaat jika digunakan dalam radarnya. Maksud saya, bukankah lebih baik kita belajar dan paham serta praktik secara langsung dengan bahasa daerah kita sendiri sebelum belajar bahasa lain, ya walaupun bahasa lain tu mendukung kita dalam bersosialisasi dengan dunia luar yang sangat luas.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi di sini saya bukan menganggap enteng/ tidak penting bahasa Indonesia maupun yang lainnya. Sebab dalam bahasa Jawa kromo halus itu perlu pembiasaan sedari kecil agar tidak aneh dan sungkan bahkan malu dalam praktiknya. Sedangkan dengan bahasa Indonensia kita bisa menyesuaikan dengan sendirinya dengan seiring waktu.
Apa ruginya kita belajar bahasa Jawa khususnya kromo halus, hal itu malah akan menambah wibawa kita di depan orang lain. Selain itu dengan menggunakan bahasa Jawa kromo halus lebih terkesan menghormati yang kita ajak berbicara.
Kita sebagai calon orang tua generasi masa depan bukankah sudah seharusnya ikut serta melestarikan kekayaan Negara kita, yaitu bahasa salah satunya adalah bahasa Jawa. Keberadaan bahasa jawa khususnya kromo halus hampir punah dikalangan masyarakat umum dan tugas kita lah sebagai generasi muda melestarikannya, mempelajarinya, mempraktekkannya, serta mengajarkannya.
ADVERTISEMENT
Ayo kita mulai dari hal yang kecil, mencoba menerapkannya dalam lingkungan terdekat kita yaitu keluarga. Karena keluarga itu orang terdekat kita mungkin akan lebih aneh jika dari awal sedari kecil tidak dibiasakan. Maka dari itu kita mulai dari orang yang terdekat agar lebih terbiasa.
Semua membutuhkan proses yang tidak sebentar, jadi jangan menyerah untuk mencoba memulai belajar bahasa Jawa khususnya kromo halus. Mari kita lestarikan budaya kita bahasa Jawa agar tidak hilang dan lepas dari genggaman Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tidak ada yang akan rugi dengan kita mempelajari dan mempraktekan bahasa Jawa khususnya kromo halus karena itu akan membantu memperindah perbedaan budaya di antara kita.