Konten dari Pengguna

Kehidupan Berpolitik Dalam Organisasi Kampus

Syahdira Maulana
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Ilmu Komunikasi
20 November 2024 12:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahdira Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber pribadi
ADVERTISEMENT
Kehidupan berpolitik tidak hanya terjadi di dalam sistem  pemerintahan sebuah Negara saja, namun juga bisa masuk  kedalam kehidupan sehari-hari kita, politik terlalu luas jika hanya disangkut pautkan ke dalam sistem pemerintahan, secara sederhana politik bisa di artikan sebagai cara kita hidup bersama dalam satu kelompok. Mulai dari keluarga, sekolah, universitas, tempat bekerja, hingga Negara, semuanya mengandung unsur politik. Politik sangat penting bagi kehidupan kita, karena politik memengaruhi cara hidup kita sehari-hari. Mulai dari kebijakan pemerintahan, Pemilihan Umum, hingga isu sosial yang dekat dengan kita. Dengan politik kita bisa lebih aktif berpastisipasi dalam kehidupan masyarakat umum dan memperjuangkan kepentingan kita.  ​
ADVERTISEMENT
Menurut Aristoteles, politik adalah aktivitas alami manusia untuk mencapai kebaikan bersama. Ia melihat Negara sebagai komunitas tertinggi yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dan sejahtera bagi seluruh warganya. Melalui
partisipasi dalam politik, individu dapat mengembangkan potensi dirinya dan mencapai kebahagiaan yang lebih tinggi. Namun, menurut Karl Marx, dia hanya melihat politik sebagai alat bagi kelas penguasa untuk mempertahankan kekuasaan dan mengeksploitasi kelas pekerja. Ia mengkritik sistem kapitalisme yang menurutnya menciptakan ketidakadilan sosial dan memisahkan masyarakat menjadi kelas-kelas yang saling berkonflik. Dari sini bisa disimpulkan bahwa politik adalah aktivitas yang kompleks, tidak ada satu definisi tunggal yang dapat mencakup semua aspek politik, selain melibatkan kepentingan individu, kelompok, bahkan sebuah negara, politik pun dapat di pengaruhi oleh nilai-nilai seperti nilai keadilan, kebebasan dan persamaan memainkan peran penting dalam kehidupan berpolitik. Meskipun ada banyak tantangan dan masalah dalam kehidupan berpolitik, namun politik tetap menjadi hal yang penting bagi masyarakat. Melalui politik, kita bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik. ​
ADVERTISEMENT
Didalam Kampus sendiri ada kehidupan berpolitik yang dilakukan oleh Mahasiswa atau organisasi Mahasiswa, kampus sendiri bisa dianggap sebagai miniatur sebuah Negara karena terdapat banyak komunitas dan organisasi yang hidup di dalamnya, dengan berbagai macam peraturan dan aturan yang harus di patuhi, dan juga memiliki berbagai macam struktur dan hierarki. Ada beberapa organisasi kampus yang berperan penting dalam kehidupan berpolitik di kampus, seperti contohnya:
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) 
BEM adalah sebuah organisasi mahasiswa yang bertugas untuk menjalankan kegiatan-kegiatan mahasiswa di tingkat universitas atau fakultas. BEM universitas bisa diartikan sebagai seorang  presiden dan kabinetnya dalam sistem Negara, sementara BEM fakultas dalam sistem Negara setara dengan seorang gubernur.  
ADVERTISEMENT
DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) 
DPM adalah sebuah organisasi badan legislatif yang berfungsi sebagai forum mahasiswa dan sarana mahasiswa untuk mewakilkan aspirasi mereka di tingkat fakultas dan universitas. Didalam sistem negara setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di tingkat fakultas ada DPM fakultas yang setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan pada tingkat universitas ada DPM universitas atau setara dengan DPR-RI. Tugas DPM adalah mengawasi kinerja BEM atau setiap lembaga di tingkat universitas atau fakultas dan memberi aspirasi atau saran kepada pimpinan universitas sebagai contohnya rektorat, dekanat, kaprodi, beserta jajarannya. 
•HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)
HMJ atau HIMA adalah organisasi mahasiswa di tingkat jurusan atau prodi yang memiliki tujuan yang baik, salah satunya mengembangkan minat dan bakat mahasiswa di jurusan tersebut di bidang akademik maupun non akademik, HMJ juga bisa disebut sebagai Himpunan Mahasiswa (HIMA). HMJ di sistem pemerintahan sebuah Negara setara dengan seorang walikota. Tugas dari HMJ adalah menyelanggarakan kegiatan mahasiswa jurusan berupa kegiatan akademin dan non akademik, menyelanggarakan advokasi, membangun relasi dan solidaritas antar mahasiswa jurusan, menampung aspirasi mahasiswa jurusan, dan membuat program yang bermanfaat bagi mahasiswa jurusan.     
ADVERTISEMENT
Ketiga organisasi di atas adalah organisasi mahasiswa atau biasa disebut ORMAWA yang bersifat internal di lingkungan kampus, ORMAWA juga memegang peran penting dalam kehidupan berpolitik di kampus. Ajang mahasiswa untuk berpolitik dan berdemokrasi di kampus adalah Pemilihan Raya yang biasa di sebut PEMIRA atau di beberapa kampus memiliki sebutan yang berbeda, sepertinya halnya pemilu di kampus pun terdapat pemilihan calon pemimpin, PEMIRA mencakup pemilihan ketua BEM dan ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA). Sama halnya seperti politik nasional, di dalam dinamika politik kampus juga para mahasiswa saling membuat kubu atau koalisasi dan tak jarang sering terjadi masalah antar kubu demi mendapatkan sebuah kekuasaan dan tujuan tertentu agar terus tetap “hidup”. Bahkan banyak yang menerapkan sistem partai politik bagi mahasiswa yang biasa disebut organisasi eksternal, bahkan istilah black campaign yang kita ketahui saat pemilu juga terjadi di kampus, istilah demokrasi seperti koalisasi, oposisi dan istilah lainnya ternyata bukan hanya sekedar teori, namun sudah menjadi hal lumrah dalam kehidupan berpolitik organisasi kampus.  ​ 
ADVERTISEMENT
Pemira merupakan pilar demokrasi di lingkungan kampus dan juga menjadi panggung bagi seorang calon pemimpin muda untuk unjuk gigi. Disini, mereka tidak hanya bersaing untuk mendapatkan sebuah jabatan, tetapi juga mempertaruhkan ide-ide serta gagasan untuk kemajuan kehidupan berpolitik dalam organisasi kampus. Melalui pemira, mahasiswa dapat secara langsung berpartisipasi dalam proses pengambilan sebuah keputusan, memilih seorang pemimpin yang representatif, serta menyalurkan aspirasi mereka, pemira juga menjadi sebuah ajang bagi mahasiswauntuk mengasah kemampuan kepemimpinan, berorganisasi dan berdemokrasi. Namun, pemira juga bisa menjadi ajang adu gengsi dan persaingan yang tidak sehat. Pemira kerap dihadapkan pada berbagai tantangan seperti rendahnya partisipasi mahasiswa, money politics, intervensi pihak luar, dan black campaign. Oleh karena itu diperlukan upaya bersama dari seluruh civitas akademika untuk menciptakan pemira yang berkualitas, jujur, dan adil. Dengan demikian, pemira dapat menjadi sarana yang efektif untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas dan mampu membawa perubahan positif bagi kehidupan berpolitk dalam organisasi kampus.
ADVERTISEMENT