Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Literasi Digital dalam Komunikasi Ilmiah: Eksploitasi, Elaborasi, dan Eksplorasi
20 Agustus 2023 5:23 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Syahiduz Zaman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era digital saat ini, kita tidak bisa menafikan bahwa literasi digital merupakan keterampilan esensial bagi setiap individu. Tidak hanya membantu dalam berinteraksi, bekerja, dan belajar di dunia yang terus berkembang, literasi digital juga menjadi fondasi bagi keberhasilan dalam lingkungan akademik, terutama dalam komunikasi ilmiah.
ADVERTISEMENT
Tiga konsep kunci dalam literasi digital-eksploitasi, elaborasi, dan eksplorasi-menempati posisi sentral dalam memfasilitasi keberhasilan sarjana dalam komunikasi ilmiah.
Pemahaman terhadap literasi digital menjadi penting tak hanya untuk para sarjana, tetapi juga bagi masyarakat luas. Konsep-konsep eksploitasi, elaborasi, dan eksplorasi menciptakan kerangka kerja yang memungkinkan kita untuk memahami, beradaptasi, dan memanfaatkan teknologi digital dengan lebih efektif dan efisien.
Eksploitasi dalam literasi digital merujuk pada penguasaan mendalam dan kemampuan untuk memaksimalkan penggunaan teknologi. Mirip dengan seseorang yang bukan hanya mampu mengendarai mobil di jalanan lurus, tetapi juga di medan yang beragam, dalam berbagai kondisi cuaca, dan memanfaatkan fitur-fitur canggih yang disediakan.
Dalam dunia digital, hal ini bukan hanya tentang mengetahui dasar penggunaan komputer. Orang-orang yang benar-benar menguasai teknologi dapat mengoptimalkan proses kerja mereka, menciptakan solusi inovatif, dan bahkan memimpin inovasi.
Contohnya, dalam desain, seseorang yang mahir menggunakan Adobe Photoshop atau Ilustrator tidak hanya membuat gambar, tetapi mengoptimalkan alur kerja dengan plugin dan integrasi. Dalam analisis data, seorang analis dengan keterampilan di Excel, R, atau Python tidak hanya memasukkan data, tetapi membersihkan, menganalisis, dan memvisualisasikannya dengan efektif.
ADVERTISEMENT
Di bidang pendidikan, guru yang terampil dengan teknologi meningkatkan pengalaman belajar dengan mengintegrasikan alat digital ke dalam pengajaran. Sehingga, eksploitasi literasi digital lebih dari sekadar penguasaan dasar; itu tentang integrasi cerdas teknologi ke dalam kehidupan kita.
Elaborasi dalam literasi digital menekankan pentingnya kedalaman pemahaman terhadap informasi. Di era digital saat ini, kita seringkali dihujani dengan arus informasi dari berbagai platform seperti media sosial, situs berita, blog, dan forum.
Contohnya, saat muncul isu terbaru tentang perubahan iklim, seseorang mungkin menemukan berbagai artikel, infografis, video, dan tweet mengenai topik tersebut. Masing-masing sumber mungkin memberikan perspektif yang berbeda, ada yang berdasarkan fakta ilmiah, pendapat pribadi, atau bahkan disinformasi.
Elaborasi memungkinkan seseorang untuk menyaring informasi yang relevan, membandingkan data dari sumber yang berbeda, dan menarik kesimpulan berdasarkan analisis yang kritis.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, elaborasi juga berarti memiliki kemampuan untuk menggali lebih dalam ke dalam sumber informasi. Ambil contoh seorang mahasiswa yang sedang meneliti tentang dampak teknologi pada kesejahteraan mental.
Ia tidak hanya puas dengan artikel-artikel permukaan, tetapi juga mencari jurnal ilmiah, wawancara dengan ahli, dan studi kasus untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Dalam prosesnya, mahasiswa tersebut mungkin menemukan korelasi antara penggunaan media sosial dengan tingkat kecemasan, namun dengan elaborasi yang baik, ia dapat membedakan antara korelasi dan kausalitas.
Dengan kata lain, melalui elaborasi, kita dilatih untuk tidak hanya menerima informasi apa adanya, tetapi untuk mendekonstruksi, mengevaluasi, dan merekonstruksinya dalam kerangka pemahaman kita sendiri.
Eksplorasi dalam literasi digital adalah tentang proaktivitas dalam mengejar inovasi dan adaptasi terhadap perubahan. Sebagai contoh, beberapa dekade yang lalu, kaset adalah media utama untuk penyimpanan data dan musik.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan munculnya CD, kemudian flash drive, dan sekarang penyimpanan awan, mereka yang tidak eksploratif mungkin menemukan diri mereka kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru. Selain itu, media sosial seperti Friendster dan MySpace pernah dominan, namun sekarang telah digantikan oleh platform lain seperti Instagram dan TikTok.
Eksplorasi memungkinkan individu untuk terus-menerus mengupdate diri dengan tren terbaru, menjaga relevansi mereka dalam era digital yang selalu berubah.
Adapun pentingnya eksplorasi juga tercermin dalam sektor profesional. Dalam bidang pemasaran, misalnya, pemasar yang eksploratif akan terus mempelajari platform iklan digital baru, metrik, dan alat analitik untuk mencapai audiens target mereka dengan lebih efektif.
Di dunia medis, dokter dan perawat yang terus menerus mengeksplorasi teknologi medis terbaru dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan inovatif kepada pasien mereka. Dengan demikian, eksplorasi tidak hanya mempersiapkan kita untuk tantangan masa depan, tetapi juga memberi kita keunggulan kompetitif dalam berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Komunikasi Ilmiah
Literasi digital tidak hanya berarti kemampuan membaca dan menulis tetapi juga memahami dan menguasai teknologi. Ketika kita berbicara tentang literasi digital dalam konteks akademik, eksploitasi, elaborasi, dan eksplorasi muncul sebagai pilar-pilar penting yang mendukung keberhasilan komunikasi ilmiah.
Eksploitasi, merupakan pendorong utama produktivitas dalam dunia akademik. Dengan memanfaatkan teknologi dengan optimal, sarjana dapat mengakses informasi lebih cepat, memvisualisasikan data dengan lebih efisien, dan menyajikan temuan dengan cara yang lebih menarik.
Bayangkan seorang peneliti yang memanfaatkan basis data untuk mendapatkan ratusan artikel terkait dalam hitungan detik, atau seorang akademisi yang mempresentasikan temuannya dengan infografik yang interaktif. Kemampuan eksploitasi mempercepat proses penelitian dan memperkuat penyajian temuan.
Elaborasi, menjamin integritas dan kedalaman penelitian. Di dunia yang serba cepat ini, seringkali kita terjebak dengan informasi yang berlebihan, dan tidak semuanya kredibel. Kemampuan untuk mendalaminya, membandingkannya, dan menganalisanya adalah kunci untuk menghasilkan penelitian yang kredibel dan berbobot.
ADVERTISEMENT
Sarjana yang mampu melakukan elaborasi dengan baik akan meningkatkan kepercayaan dan pengakuan dari komunitas ilmiah, sebab karya mereka tercermin sebagai hasil pemikiran kritis yang mendalam.
Eksplorasi, memastikan bahwa sarjana tidak tertinggal dalam lomba kemajuan teknologi. Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, metode analisis data tertentu mungkin belum ada, namun dengan eksplorasi, sarjana mampu memanfaatkan metode baru tersebut untuk meningkatkan kualitas risetnya.
Selain itu, eksplorasi juga memungkinkan sarjana untuk memperluas jaringan kolaborasi, memanfaatkan platform publikasi baru, dan meningkatkan dampak serta jangkauan penelitiannya.
Dengan mengintegrasikan ketiga pilar ini dalam pendekatan mereka, sarjana tidak hanya meningkatkan kualitas dan relevansi penelitian mereka, tetapi juga mengkonfirmasi posisi mereka sebagai pemikir kritis dan inovator di dunia akademik yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, literasi digital yang mendalam didasarkan pada tiga pilar-eksploitasi, elaborasi, dan eksplorasi. Ketiganya berperan penting dalam memastikan bahwa sarjana dapat berkomunikasi dengan efektif dalam dunia ilmiah yang semakin digital. Dengan mengintegrasikan ketiga konsep ini, kita dapat mempersiapkan sarjana untuk berkontribusi dengan maksimal dalam komunitas ilmiah yang semakin terintegrasi dan dinamis.