Konten dari Pengguna

Psikosis pada Remaja

Syahla Nur Azizah
Mahasiswa Sastra Inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung
30 November 2022 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahla Nur Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Psikosis remaja (sumber : https://www.pexels.com/photo/woman-sitting-by-lake-185939/)
zoom-in-whitePerbesar
Psikosis remaja (sumber : https://www.pexels.com/photo/woman-sitting-by-lake-185939/)
ADVERTISEMENT
Psikosis adalah kondisi atau gejala halusinasi, bukan penyakit. Masalah mental atau fisik, minum obat tertentu atau stres berat menjadi penyebab kondisi ini.
ADVERTISEMENT
Psikosis merupakan gangguan mental yang terjadi ketika orang mengalami delusi, halusinasi, dan kesulitan berpikir. Sayangnya, psikosis lebih sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dibandingkan pada orang dewasa yang lebih tua dan paruh baya.

Apa itu Psikosis?

Psikosis adalah istilah medis yang mengacu pada kondisi mental yang terganggu oleh delusi atau halusinasi. Psikosis adalah suatu kondisi di mana kita mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Kondisi ini tergolong masalah kesehatan mental yang serius.
Penelitian dari University of Cambridge dalam Psychological Medicine menjelaskan bahwa ketika penderita psikosis mengalami delusi, mereka memiliki kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu yang kuat. Meskipun keyakinan ini tidak didasarkan pada fakta atau kenyataan.

Psikosis pada Remaja dapat dikenali

Banyak hal yang dapat memicu psikosis, tetapi seringkali luput dari perhatian. Kondisi fisik tertentu, kurangnya kualitas dan kuantitas tidur, kerusakan otak, penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
ADVERTISEMENT
Lalu bisakah psikosi pada remaja dikenali ? Ternyata, psikosis pada remaja bisa di kenali. Berikut ini beberapa gejala yang dapat dilihat pada remaja yang mengidap psikosis :
•Kemampuan berbicara tidak teratur. Ketika berbicara dengan orang lain cenderung tidak dapat di pahami.
•Halusinasi, melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak nyata. Anak-anak terkadang terlibat dalam aktivitas yang menunjukkan perilaku halusinasi, seperti memiliki teman khayalan. Namun, kondisi ini tidak selalu mengarah pada psikosis dini.
•Delusi, perassaan yakin yang seringkali tidak terjadi pada kenyataannya. Misalnya, orang yang mengalami psikosis merasa bahwa orang lain memperhatikan mereka, pada hal itu tidak benar terjadi.
•Sulit untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga mereka biasanya menyendiri.

Penanganan Psikosis pada Remaja

Psikosis bisa diobati dengan obat-obatan dan psikoterapi. Pemberian obat antipsikosis harus berpedoman pada petunjuk dokter, karena setiap orang memiliki dosis yang berbeda-beda tergantung kondisi fisik dan usia.
ADVERTISEMENT
Tidak lupa bahwa dorongan dan dukungan dari orang tua dan orang-orang tersayang sangat berperan dalam mempercepat kesembuhan penderita psikosis. Dengarkan baik-baik keluhan yang dirasakan karena kemampuan mengatasi gejala psikosis yang dialami dapat menjadi penyemangat dan motivasi.
Ternyata, psikosis pada remaja bisa dikenali sejak dini jika mengetahui gejala awal yang mungkin terjadi. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan pemulihan dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Cara terbaik untuk mencegah gejala psikosis adalah dengan menghindari apa pun yang memicunya. Ini termasuk meminimalkan konsumsi alkohol dan stres melalui banyak aktivitas menyenangkan lainnya seperti berolahraga, mendengarkan musik, membaca buku, yoga, dan meditasi.