Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tari Saman : Keunikan Tarian Tradisional Khas Aceh Yang Memukau
25 November 2024 11:42 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syahla Raihanah Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
24 November - Tari Saman adalah Tarian Tradisional yang berasal dari Suku Gayo Yang ada di dataran Tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Tari Saman salah Satu Tarian yang paling Populer di Indonesia hingga seluruh Belahan Dunia karena keunikannya. Tarian ini juga dikenal dengan sebutan “Tarian Seribu Tangan” karena gerakannya yang dinamis, seragam, dan harmonis, menciptakan ilusi gerakan tangan yang memukau. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 24 November 2011, Tari Saman telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB). Tari Saman biasanya ditampilkan dalam perayaan penting suatu adat dan sering kali dipertunjukkan untuk merayakan hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.
Bagiamana asal-usul Tari Saman berawal dan siapa sih yang menciptakannya?
Sejarah Tari Saman
Tari Saman berasal dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh, dan dikembangkan oleh Syekh Mohammad as-Samman, seorang Ulama Tasawuf Aceh yang berasal dari Madinah, pada abad ke-14 Masehi. Tari Saman pada awalnya merupakan sebuah permainan rakyat Aceh yang dikenal dengan nama Pok Ane. Seiring waktu, permainan ini berkembang dengan penambahan syair-syair yang berisi pujian kepada Allah SWT. Syair tersebut dilantunkan dengan penuh khidmat, diiringi oleh tepukan-tepukan ritmis dari para penari. Pada masa penyebaran Islam di Aceh, Tari Saman dimanfaatkan sebagai salah satu media dakwah yang efektif untuk menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, Tari Saman hanya ditampilkan dalam acara-acara tertentu, khususnya untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Maulid Nabi. Namun, seiring perkembangan zaman, penggunaan Tari Saman semakin meluas. Tarian ini kini tidak lagi terbatas pada peristiwa tertentu atau upacara adat, melainkan dapat dipentaskan kapan saja oleh siapa pun, tanpa harus menunggu momen khusus.
Tari Saman biasanya ditampilkan dengan dipandu oleh seorang syekh, yang berperan sebagai pemimpin dalam mengatur irama, tempo, dan dinamika gerakan tarian. Kolaborasi antara para penari dan syekh memegang peranan penting untuk memastikan gerakan yang seragam dan kompak. Kekompakan ini menjadi ciri khas Tari Saman, mencerminkan nilai-nilai kerja sama dan keharmonisan yang melekat dalam budaya masyarakat Aceh.
ADVERTISEMENT
Gerakan Tari Saman
Tari Saman memiliki keistimewaan tersendiri karena mengandalkan gerakan tangan, badan, dan kepala, tanpa melibatkan gerakan kaki. Tarian ini biasanya dilakukan dalam posisi duduk berbaris, mencerminkan kesederhanaan namun tetap energik dan dinamis.
• Gerakan pertama : Gerakan tepukan yang dilakukan dengan menepuk dada atau paha secara teratur.
• Gerakan kedua : Gerakan pukulan, di mana tangan dipukulkan ke lantai atau paha untuk menciptakan suara ritmis.
• Gerakan ketiga : Gerakan goyangan, yaitu pergerakan kepala dan badan secara bersamaan ke berbagai arah.
• Gerakan Keempat : Gerakan gelombang yang menciptakan efek visual memikat melalui gerakan berurutan dari para penari.
Penari Tari Saman
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, Tari Saman ditarikan oleh belasan hingga puluhan laki-laki, dengan jumlah penari yang harus ganjil. Namun, seiring perkembangan zaman, tarian ini juga sering dibawakan oleh perempuan. Biasanya, Tari Saman yang ditarikan oleh perempuan melibatkan sekitar 8 hingga 10 penari, dengan tambahan 2 orang syekh yang berperan memberikan aba-aba serta melantunkan syair-syair pengiring tarian.
Makna Tari Saman
Tari Saman terkenal tidak hanya karena gerakannya yang indah dan harmonis, tetapi juga karena memiliki filosofi yang mendalam. Tari Saman lebih dari sekadar pertunjukan seni; tarian ini menjadi simbol budaya dan persahabatan. Melalui gerakan yang kompak dan ritmis, Tari Saman menggambarkan keindahan alam serta kebersamaan yang menjadi inti kehidupan masyarakat Aceh.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tari ini juga berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan moral, seperti pentingnya kerja sama, kedisiplinan, dan rasa persatuan. Keunikan tersebut menjadikan Tari Saman sebagai salah satu warisan budaya yang tidak hanya menarik untuk disaksikan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tari Saman memiliki pesan-pesan spiritual, terutama melalui syair-syair yang dibacakan selama pertunjukan, yang mengandung pujian kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, serta ajaran-ajaran Islam.