Konten dari Pengguna

Pengaruh Pariwisata dalam Kehidupan dan Perekonomian di Kampung Naga Tasikmalaya

Syahla Azqiya
Saya adalah seorang mahasiswa semester 2 di Universitas Pancasila
8 Juli 2023 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahla Azqiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Kampung Naga di Tasikmalaya (Sumber: difoto oleh penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Kampung Naga di Tasikmalaya (Sumber: difoto oleh penulis)
ADVERTISEMENT
Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang masih memegang nilai-nilai leluhur yang sangat kuat. Kampung Naga menggunakan tradisi adat sunda. Kampung ini terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menghubungkan Kota Garut dan Kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di tanah yang subur. Untuk akses masuk ke dalam Kampung Naga perlu melewati 444 anak tangga untuk mencapai pemukiman masyarakat Kampung Naga. Posisi Kampung Naga berada dibantaran sungai Ciwulan yang mengalir dari Garut, Gunung Cikuray sampai Pangandaran. Di sebelah barat Kampung Naga terdapat hutan keramat yang didalamnya terdapat makam para leluhur, kemudian disebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Naga. Masyarakat setempat masih menolak investasi dari pihak luar karena takut akan merusak pada kelestarian alam dan budaya. Selain itu, masyarakat setempat juga menolak masuknya aliran listrik karena ingin menjaga aturan adat dan meminimalisir terjadinya kebakaran karena pemukiman mereka yang terbuat dari bahan rumah bambu atau kayu.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Kampung Naga melakukan pertanian sebagai mata pencaharian utama dan membuat kerajinan untuk diperjualbelikan kepada wisatawan yang datang ke Kampung Naga. Selain itu, tak sedikit pula masyarakat yang bekerja diluar Kampung Naga. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga ingin merasakan pengalaman hidup dengan sederhana. Wisatawan juga dapat belajar dan mendalami budaya-budaya warisan leluhur di Kampung Naga sesuai dengan prinsip hidup masyarakat Kampung Naga yaitu “Mempertahankan gaya hidup, bukan hidup gaya” yang artinya masyarakat setempat tetap mempertahankan budaya leluhur dengan nilai kesederhanaan yang telah disediakan oleh alam, hidup dari alam dan kembali untuk alam.
Kampung Naga memiliki potensi yang besar dalam sektor pariwisata karena mampu menawarkan pemandangan alam yang asri dan indah. Selain itu, pengalaman yang berharga bagi wisatawan mengenai kehidupan dan menjadi tempat pembelajaran kebudayaan sunda di Kampung Naga. Daya tarik inilah yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Naga sehingga secara tidak langsung dapat meningkatan pendapatan masyarakat setempat seperti penyewaan rumah tinggal yang dijadikan homestay.
ADVERTISEMENT
Budaya Kampung Naga yang masih kental akan nilai-nilai leluhur membuat kampung tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan ditambah dengan kebiasaan hidup kesederhanaannya. Namun, sebagai wisatawan tidak lupa jika berkunjung ke Kampung Naga untuk turut serta dalam menjaga kelestariaan budaya dan alam dengan tidak mengubah apalagi merusak serta menghargai aturan yang berlaku disana.
Syahla Azqiya, Mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila