Petualangan Sherina 2, Berkelana Penuh Nostalgia

Syahra Maharani
Mahasiswi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
29 September 2023 15:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahra Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster dan tiket film Petualangan Sherina 2 di bioskop. (Dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Poster dan tiket film Petualangan Sherina 2 di bioskop. (Dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Petualangan Sherina 2 resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia pada Kamis, 28 September 2023. Dua puluh tiga tahun berlalu, akhirnya Sherina mengajak penonton bertualang kembali. Film ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat sejak perilisan trailer-nya yang diunggah pada bulan Juli 2023. Bagaimana tidak, kita diajak berkelana kembali dengan penuh nostalgia bersama Sherina, artis cilik kondang pada masanya yang kini sudah dewasa.
ADVERTISEMENT

Sinopsis Petualangan Sherina 2

Cerita diawali dengan gambaran keseharian Sherina (Sherina Munaf) yang kini sudah dewasa. Layaknya ketika masih kecil, Sherina adalah pribadi yang penuh ambisi dan ceria. Jurnalis kondang di suatu televisi, itulah pekerjaan Sherina sekarang. Dia sangat antusias dengan proyek dari kantornya yang akan mengirim dia liputan ke Swiss. Hingga akhirnya, ia dipindahtugaskan untuk meliput orang utan di Kalimantan.
Sesampainya di Kalimantan, ia bertemu Sadam “Yayang” (Derby Romero)—sahabat masa kecilnya. Sherina sangat senang bertemu Sadam kembali setelah sekian lama putus kontak. Sadam kini menjabat sebagai atasan di OUKAL (Orang Utan Kalimantan), sebuah lembaga konservasi orang utan di Kalimantan. Mereka berdua pun merajut kembali kedekatan sebagai seorang sahabat sambil menjalankan tugasnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Di tengah menjalankan tugas, mereka tertimpa masalah genting. Sherina yang tidak berubah sejak dulu, langsung mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di situlah Sherina dan Sadam mengajak kita bertualang kembali. Film tersebut sungguh mengajak penonton berkenala dengan penuh nostalgia.

Ulasan

Alur yang dibawakan pada film ini sepenuhnya alur maju. Walau tidak ada kilas balik ke masa lalu, ada banyak adegan dan dialog yang membawa kita nostalgia ke film Petualangan Sherina 1. Inti dan rangka dari film ini sama dengan film sebelumnya tetapi dikemas dengan cerita dan isu baru yang menarik. Ceritanya ringan tapi lebih berat dibanding film sebelumnya.
Film ini juga mempertahankan beberapa tokoh lama sehingga penonton terasa dekat dengan tokohnya. Tentunya, ada banyak tokoh baru yang mewarnai cerita di film ini. Penokohan dari masing-masing tokoh juga cukup kuat sehingga terdapat karakter khas di tiap tokohnya. Perkembangan karakter tokoh utama pun sudah apik sesuai jalan cerita dengan tetap membawa karakter khas sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Ciri khas film ini tetap dipertahankan, yaitu kental adegan musikal. Lagu-lagu yang dibawakan pada adegan musikal mayoritas adalah lagu baru. Namun, ada juga lagu lama yang liriknya diubah tanpa mengubah nada sehingga penonton bisa nostalgia. Selain itu, properti dan latar yang digunakan sangat menggambarkan Petualangan Sherina. Penonton pun jadi sepenuhnya nostalgia.
Isu yang dibawakan juga sangat membuka mata penonton untuk lebih peduli. Film ini sangat mengkritisi kepemilikan pribadi hewan liar yang dilindungi negara. Film ini juga tak ayal untuk menyentil pemerintah agar lebih tanggap menangani isu tersebut. Ini merupakan sindiran keras untuk pengkoleksi hewan liar yang dijadikan hewan peliharaan.
Sayangnya ada beberapa hal yang mengganjal hati penonton. Ada satu adegan yang terkesan agak dipaksakan dan kurang memanjakan mata. Pemecahan ekspetasi penonton juga terjadi ketika ada iklan yang disisipi di cerita. Pun, untuk kategori semua umur, adegan berkelahi di film ini juga rasanya agak terlalu eksplisit.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Walaupun begitu, film Petualangan Sherina 2 patut diacungi jempol. Film ini merupakan angin segar di tengah perfilman Indonesia yang mayoritas berfokus ke genre horor. Banyak penonton yang mengapresiasi kehadiran film ini, khususnya generasi 1990-an. Film ini juga merupakan ajang berkumpul dengan orang terkasih sambil nostalgia. Selebihnya, film ini worth it untuk ditonton.