Konten dari Pengguna

Mengapa DeepSeek Tidak Menanggapi Diskusi Sensitif Seperti Tragedi Tiananmen

Syahrul Amri
Freelance with Sports enthusiast, interested in history, politically literate, studying tech. Bachelor of Informatics Engineering at Mataram University.
3 Februari 2025 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahrul Amri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi DeepSeek dan Sensor Informasi dari China. Foto: Shutterstock dan AI Image Creator
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi DeepSeek dan Sensor Informasi dari China. Foto: Shutterstock dan AI Image Creator
ADVERTISEMENT
Ditengah era digital yang semakin masif, sepak terjang Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bahkan sangat dekat dengan kehidupan manusia. Namun demikian, AI tidak hanya dibuat untuk meningkatkan kinerja teknis atau kreativitas, tetapi juga digunakan sebagai instrumen untuk memanipulasi data atau informasi bahkan fakta sekalipun. Salah satu contoh terbaru dari AI terbaru yang sedang booming saat ini adalah DeepSeek, sebuah model kecerdasan buatan buatan China yang sangat sensitif dan cenderung menjauhi pertanyaan terkait topik kontroversial yang bersinggungan langsung dengan pemerintahan China, seperti contohnya tragedi Tiananmen 1989.
Tangkapan Layar Ketika Pengguna Mencoba Prompt pertanyaan seputar Tragedi Tiananmen. Foto : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan Layar Ketika Pengguna Mencoba Prompt pertanyaan seputar Tragedi Tiananmen. Foto : Dokumentasi Pribadi
DeepSeek: AI dengan Peraturan Ketat
Ilustrasi Tampilan Antarmuka DeepSeek AI. Foto: Unsplash/John Cameron
DeepSeek merupakan salah satu AI buatan China yang dibuat dengan mempertimbangkan prosedur dan regulasi ketat dari pemerintah setempat. Berbeda dengan model AI lainya seperti halnya ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI, DeepSeek telah diprogram untuk memfilter dan menghindari diskusi mengenai topik yang dianggap melemparkan isu kontroversial atau sensitif yang dianggap rawan oleh pemerintah China. Hal ini bukanlah hal baru, karena China secara konsisten menegakkan penindasan konten yang ketat di jejaring sosial, web, dan beberapa antarmuka elektronik lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengapa Tiananmen Menjadi Topik Terlarang dan Sensitif?
Tentara membanjiri Lapangan Tiananmen Beijing pada 4 Juni 1989. Foto: Getty Images
Tragedi Tiananmen pada tahun 1989 adalah salah satu insiden paling sensitif dalam sejarah berdirinya Tiongkok Modern dalam beberapa tahun silam. Ribuan demonstran yang sebagian besar merupakan mahasiswa turun ke Lapangan Tiananmen untuk menuntut reformasi politik dan kebebasan. Namun, pemerintah China bereaksi dengan tindakan represif, termasuk pengerahan militer yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Hingga saat ini, pemerintah China masih menutup rapat data serta informasi mengenai peristiwa ini dan proaktif menyensor pembicaraan terkait Tiananmen di berbagai platform mereka.
Sebagai AI yang beroperasi di bawah pengawasan dan berkontrol penuh, DeepSeek tidak diizinkan untuk menjawab: DeepSeek adalah model AI yang beroperasi dalam kerangka kebijakan Partai Komunis Tiongkok dan salah satu poin kebijakannya adalah tidak memperdebatkan Tiananmen sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan politik setempat.
ADVERTISEMENT
AI dan Masa Depan Kebebasan Berbicara
Ilustrasi DeepSeek dan Fenomena Sensor AI di China. Foto: ChatGPT/DALL·E
Fenomena DeepSeek ini adalah contoh bagaimana AI dapat dikontrol agar sesuai dengan kepentingan politik suatu negara. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang lebih luas lagi tentang apakah kebebasan berbicara dapat terus berlanjut di era AI di masa depan. Jika AI terus dikembangkan pada batas-batas tertentu yang didasarkan pada kepentingan politik, AI tidak hanya menjadi alat inovasi, tetapi juga alat propaganda dan kontrol informasi dalam satu paket komplit. Di sisi lain, model AI yang dikembangkan di negara-negara dengan kebijakan yang lebih terbuka juga terbatas dalam menjawab pertanyaan sensitif atau berbahaya. Namun, perbedaan dasarnya terletak pada seberapa besar sensor diterapkan dan apakah pembatasan ini ditujukan untuk menjaga kepentingan umum atau hanya sekadar mempertahankan kekuasaan suatu rezim yang berkuasa.
ADVERTISEMENT
Fenomena DeepSeek adalah cerminan bagaimana AI dapat menjadi alat kontrol politik, terutama di tangan pemerintah yang memiliki regulasi ketat dan otoriter terhadap kebebasan berbicara. Masalah ini tidak hanya relevan di China tetapi juga menjadi perhatian global seiring dengan semakin meluasnya penggunaan AI di berbagai negara. Dengan boomingnya penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, diskusi mengenai transparansi, etika, dan kebebasan individu dalam berbicara mengenai pengembangan AI menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai alat represi informasi sehingga seharusnya dapat diakses secara bebas.