Konten dari Pengguna

TPA Dadakan dan Amdal yang Terabaikan

Syahrul Silmi
Dr.(c). Syahrul Silmi, S.H., M.Kn., MH. Mahasiswa S3 Hukum Universitas Diponegoro
29 Juni 2023 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahrul Silmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sampah plastik di sungai. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sampah plastik di sungai. Foto: Eloisa Lopez/REUTERS
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, penanganan persampahan di Kota Sungai Penuh telah menjadi isu yang terabaikan dan tidak menemui jawaban yang memadai.
ADVERTISEMENT
Meskipun menjadi jualan politik dan janji manis bagi elite politik di ajang kontestasi politik, kenyataannya, kota ini masih belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang permanen. Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran serius terkait kerusakan lingkungan dan potensi dampak buruk di masa depan.
Salah satu kritik yang muncul adalah tentang penggunaan lokasi-lokasi TPA yang tidak strategis dan tidak memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (amdal) yang layak.
Keputusan menggunakan tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sementara, tanpa memperhitungkan akibat jangka panjang yang dapat merugikan masyarakat dan ekosistem sekitar.
Dokumentasi Peibadi
Dalam hal ini, elite politik telah gagal menjalankan tanggung jawabnya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan lingkungan dan kehidupan warga. Mereka lebih tertarik pada retorika politik yang menghasilkan popularitas sementara, daripada berfokus pada solusi nyata untuk persoalan penanganan persampahan.
ADVERTISEMENT
Dengan tidak memiliki TPA permanen, Kota Sungai Penuh rentan terhadap penumpukan sampah yang berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah, serta kemungkinan terjadinya bencana ekologis.
Lebih mengkhawatirkan lagi, tanpa adanya amdal yang memadai, pengelolaan persampahan di Kota Sungai Penuh tidak mencerminkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang dampak yang mungkin timbul dari kegiatan pembuangan sampah, masyarakat dan ekosistem rentan terhadap kerusakan yang lebih parah di masa depan.
Penting untuk menekankan bahwa penanganan persampahan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.
Ilustrasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Foto: ANTARA FOTO
Namun, elite politik sebagai pemimpin harus memimpin dengan contoh yang baik dan mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka harus menyadari bahwa janji manis tanpa tindakan nyata tidak akan mengubah situasi saat ini.
ADVERTISEMENT
Dalam menyusun kebijakan penanganan persampahan, elite politik harus memprioritaskan pemilihan lokasi TPA yang strategis dan aman, dengan mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang. Selain itu, mereka harus memastikan adanya amdal yang komprehensif untuk setiap tahap pembangunan dan pengelolaan TPA.
Langkah-langkah ini penting agar Kota Sungai Penuh dapat memiliki infrastruktur yang sesuai, menjaga kebersihan lingkungan, dan melindungi kesehatan masyarakat.
Kita sebagai masyarakat juga perlu mengingatkan elite politik bahwa mereka adalah wakil kita, yang harus bertanggung jawab atas keberlanjutan dan kualitas hidup di Kota Sungai Penuh.
Dukungan kita harus diberikan kepada mereka yang benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan masalah penanganan persampahan ini, dan bukan hanya kepada mereka yang membuat janji kosong semata.
Hanya dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, Kota Sungai Penuh dapat mencapai penanganan persampahan yang berkelanjutan dan lingkungan yang sehat.
ADVERTISEMENT