Potensi Energi Angin di Indonesia Sebagai Solusi Listrik di Pesisir Pantai

Konten dari Pengguna
15 Desember 2020 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahrul Sony Tri Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia dengan ribuan pulaunya, menduduki negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang ke-2 sedunia. Dilansir di laman Kementrian Kelautan dan Perikanan, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 99.093 kilometer. Begitu banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dengan keuntungan geografis seperti ini. Mulai dari sektor perikanan, pariwisata, jasa kelautan ataupun industri maritim. Pengoptimalan potensi di pantai menjadi sesuatu yang sangat membantu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di masyarakat pesisir pantai. Dalam pengoptimalan potensi yang ada di pantai, listrik menjadi salah satu faktor utama untuk menunjang berbagai kebutuhan di pesisir pantai. Namun kenyataannya masih terdapat pesisir pantai yang belum teraliri listrik.
ADVERTISEMENT
Membahas
Membahas tentang pentingnya listrik dalam kehidupan, kami teringat sebuah perkataan dari salah satu tokoh politik di India, Piyush Goyal. Beliau berkata “Electricity can transform people's lives, not just economically but also socially”, yang dapat diartikan bahwa listrik dapat mengubah kehidupan seseorang, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga secara sosial. Pernyataan yang disampaikan oleh beliau memang terlihat simple, tetapi jika dimaknai maka akan muncul banyak sekali persoalan yang ditemukan dengan tanpa adanya listrik di suatu dareah. Akses di malam hari menjadi sulit, minimnya akses informasi, peralatan yang menggunakan energi listrik tidak dapat dioperasikan dan permasalahan kecil lain yang mungkin tidak pernah terbesit dalam pikiran kita.
Diambil data dari Kementrian ESDM, kapasitas pembangkit listrik di Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Juni 2020, kapasitas pembangkit di Indonesia sebesar 70.964 megawatt (MW). Penyebaran pembangkit listrik di Indonesia juga belum tersebar merata. Dari jumlah keseluruhan kapasitas pembangkit, 63% pembangkit listrik berada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip Kementerian ESDM, saat ini terdapat 68.516.427 rumah tangga dan yang sudah dialiri listrik sebanyak 68.037.004. Sementara sisanya terdapat 479.423 rumah tangga yang belum teraliri listrik. "Dari 82.190 desa di Indonesia, sebanyak 42.352 desa belum berlistrik," ungkap Said Sidu, selaku Ketua Satuan Tugas Program Indonesia Terang (PIT) dalam Sarasehan bertajuk “Sinergi Kementrian ESDM Wujudkan Kedaulatan Energi melalui Konservasi Energi dan Program Indonesia Terang” di Bogor. Sebagian besar dari daerah yang belum teraliri listrik berada di Provinsi Papua dan kawasan timur dimana sebagian besar adalah pulau-pulau kecil. Selain di daerah tersebut, seperti yang dilansir di laman Republika, terdapat 89 pulau di Kepulauan Seribu yang juga belum teraliri listrik.
ADVERTISEMENT
Penggunaan energi yang bersumber dari fosil masih menduduki posisi pertama penyumbang energi listrik di Indonesia. Kementrian ESDM mencatat bahwa penggunaan energi fosil mencapai 85,31% dari total kapasitas pembangkit terpasang nasional. Penggunaan batubara menjadi sumber utama dengan prosentase sebesar 49,67% dari total kapasitas pembangkit nasional. Tingginya penggunaan energi yang bersumber dari fosil menyebabkan beberapa permasalahan lingkungan. Dalam proses pembakarannya, energi fosil melepaskan gas-gas seperti CO2, NO2, dan SO2 yang menyebabkan pencemaran udara. Gas-gas yang dilepaskan tersebut, akan menyebabkan permasalahan diantaranya, hujan asam dan penipisan lapisan atmosfer yang mengakibatkan naiknya suhu bumi dan naiknya permukaan air laut. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengurangi dampak tersebut, pengembangan dan penggunaan energi bersih dapat menjadi alternatif atau bahkan pilihan utama dalam mengurangi kerusakan alam yang disebabkan oleh penggunaan energi fosil.
ADVERTISEMENT
Pergerakan semu matahari setiap 3 bulan menyebabkan adanya perpindahan panas di permukaan bumi. Hal ini berdampak pada munculnya perbedaan tekanan udara di bumi bagian utara dan bagian selatan. Perbedaan tekanan udara tersebut menyebabkan adanya pergerakan udara. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mendapatkan keuntungan sebagai daerah lintasan pergerakan angin yang disebut angin muson. Fenomena angin muson yang juga didukung oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari 70% wilayah perairan yang menyebabkan Indonesia memiliki potensi energi angin yang besar.
Potensi angin yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik adalah potensi angin dengan kecepatan minimum 4,16 m/s. Dalam 2 data satelit yaitu QuikScat dan WinSat yang diperoleh dari Asia Pacific Data Research Center (APDRC), didapatkan data kecepatan angin dalam kurun waktu 11 tahun (1999-2009) untuk satelit QuikScat dan 11 tahun (2004-2014) oleh satelit WinSat. Rata-rata kecepatan angin yang didapatkan dalam rentang tahun 1999 – 2009 memiliki kecepatan yang cukup besar khususnya wilayah selatan khatulistiwa dengan kecepatan minimum 6 m/s dan kecepatan maksimum 12 m/s. Wilayah yang memiliki kecepatan angin terbesar berada di Laut Hindia hingga Perairan Nusa Tenggara, Laut Arafuru hingga Laut Banda dan Laut Jawa hingga Selat Karimata. Sedangkan pada rentang tahun 2004 – 2014, memiliki kecepatan angin dari 5 m/s hingga 10 m/s. Sebagian besar wilayah perairan Indonesia memiliki kecepatan angin diatas 8 m/s yang berarti lebih besar dari kecepatan angin minimum untuk pembangkit tenaga angin.
ADVERTISEMENT
Akan menjadi hal yang luar biasa bagi pemerintah untuk menetapkan regulasi mengenai pembatasan penggunaan energi yang bersumber dari bahan bakar fosil dikarenakan pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh emisi CO2, NO2, dan SO2 yang semakin meningkat. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia terutama energi angin harus segera direalisasikan
Data Kecepatan Angin di Indonesia
Referensi :
Azizi, Naufal. 2018. Potensi Pengembangan Listrik Tenaga Angin Indonesia, Berikut Sebaran Lokasinya. https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/potensi-pengembangan-listrik-tenaga-angin-indonesia-berikut-sebaran-lokasinya (diakses tanggal 22 Oktober 2020)
Dida, Hero & Suparman, Sudjito & Denny, Widhiyanuriyawan. (2016). Pemetaan Potensi Energi Angin di Perairan Indonesia Berdasarkan Data Satelit QuikScat dan WindSat. Jurnal Rekayasa Mesin. 7. 95-101. 10.21776/ub.jrm.2016.007.02.7.
Handayani, Sri. 2020. 89 Pulau di Kepulauan Seribu Belum Teraliri Listrik. https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/03/20/p5w7z6354-89-pulau-di-kepulauan-seribu-belum-teraliri-listrik (diakses tanggal 24 Oktober 2020)
ADVERTISEMENT
Kementrian ESDM. 2020. Sebaran Pembangkit Listrik di Indonesia. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/09/28/sebaran-pembangkit-listrik-di-indonesia (diakses tanggal 24 Oktober 2020)