Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kerja Nyata Mengubur Stereotip Negatif ASN
14 April 2021 10:50 WIB
Tulisan dari syaiful azhary tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin bagi sebagian orang melihat ASN identik dengan kerja santai dan hanya melakukan pekerjaan rutin. Hal ini terjadi karena diberbagai kesempatan masyarakat menyaksikan ulah oknum PNS yang lagi asyik belanja di pasar ataupun melakukan aktivitas sosial lainnya di jam efektif kantor. Dan hal ini pun juga sering di ekspose oleh media massa maupun elektronik. Menjadi hal yang wajar ketika masyarakat memberikan stereotip jelek pada profesi PNS. Kerja santai gaji bulanan tetap dan rutin. Hal ini membuat masyarakat berlomba lomba mendaftar dan ikut tes CPNS.
ADVERTISEMENT
Masyarakat juga melihat ASN dan instansi pemerintah kurang profesional dan birokrasi yang berbelit. Hal ini disebabkan karena ASN hanya mengerjakan tugas rutin untuk menggugurkan tugas dan rantai birokrasi yang cukup panjang serta berbelit sehingga masyarakat merasa layanan yang diberikan tidak memenuhi harapan mereka yang butuh layanan cepat dan profesional. Budaya kerja dan gaya hidup ASN akan selalu menjadi sorotan masyarakat. Tuntutan masyarakat harus kita jawab dengan prestasi yaitu hasil kerja yang bisa dilihat dan dirasakan masyarakat.
Tapi realitas yang terjadi saat ini sudah jauh berbeda. Saat ini ASN dituntut untuk mampu meningkatkan kinerjanya dan memenuhi target sasaran kinerja pegawai (SKP) yang di buat di awal tahun. Hampir mirip dengan pegawai BUMN atau swasta yang harus mencapai target kinerja yang telah ditentukan oleh instansi ataupun atasan mereka. Ada konsekuensi tersendiri apabila target SKP tidak terpenuhi dan ditambah lagi sangsi disiplin yang ketat apabila ASN tidak disiplin.
ADVERTISEMENT
Tidak ada lagi kerja santai ataupun bisa keluar melakukan aktivitas lainnya di dalam jam efektif kantor seperti sebelumnya. ASN dituntut bisa memanfaatkan waktu seefektif mungkin dan memenuhi target kegiatan yang dievaluasi secara berkala. Seperti slogan dari Bapak Jokowi "kerja kerja kerja" adalah hal nyata dalam aktivitas ASN. Belum lagi target untuk memenuhi kewajiban jam absensi yang mamaksa ASN untuk datang dan pulang tepat waktu. Bagi ASN yang mengemban jabatan fungsional, keharusan mengumpulkan angka kredit menjadi beban tersendiri yang mau tidak mau harus dipenuhi untuk bisa naik pangkat.
ASN di era digital saat ini dituntut kreatif dan inovatif. Eksistensi ASN bisa hilang ditelan jaman apabila tetap diam berpangku tangan. Beban tugas harus dijadikan tantangan yang harus dijawab dengan wujud kerja nyata. Bukan saatnya untuk mengeluh, tapi tuntutan jaman harus disikapi dengan bijak oleh ASN. Tidak ada lagi perbedaan antara ASN generasi Baby Boomer, Gen X, Gen Y (Millennial), dan Gen Z. Semua generasi ASN dituntut bisa memanfaatkan teknologi internet untuk mendukung kinerja ASN.
ADVERTISEMENT
Saat ini ASN harus bisa tampil di publik menunjukkan eksistensinya. Baik itu di forum formal maupun informal serta di platform media sosial. Masyarakat saat ini mulai mengenal ASN sebagai profesi yang mampu bekerja nyata dan secara perlahan meninggalkan stereotip negatif yang dahulu pernah melekat. ASN harus bisa menjadi contoh panutan serta menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan menyampaikan kebijakan pemerintah untuk masyarakat. Pemberitaan negatif di media mainstream atau media sosial yang saat ini masih terjadi karena ulah oknum ASN harus diperbaiki dengan membangun image dan fakta positif berupa karya nyata.
ASN harus bisa bekerja dan berprestasi. Biarlah masyarakat yang akan menilai karya yang dihasilkan. Masyarakat yang cerdas dalam menilai kinerja kita bukanlah sebuah ancaman. Namun justru harus dijadikan motivasi untuk bekerja maksimal. Tidak dengan bekerja santai, tapi ASN harus bisa menjawab tantangan yang terpampang nyata dihadapan mereka.
ADVERTISEMENT