Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perlukah Kita Terus Membahas G30S/PKI ?
30 September 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Saiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa G30S/PKI merupakan sebuah isu perdebatan sengit bagi kalangan sejarawan, dan juga menjadi bahan diskusi unik terhadap kita, sebab dalam peristiwa terkandung nilai-nilai penting yang berkaitan dengan perjalanan negara dari masa kemasa, sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwa peristiwa G30S/PKI adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 1965, tepatnya pada tanggal 30 september dan memasuki 1 oktober, peristiwa ini dilatar belakangi oleh adanya gerakan yang dilakukan oleh partai komunis indonesia (PKI), gerakan ini dipimpin lansung oleh letkol untung atau untung syamsuri, dia merupakan salah satu tokoh sentral dalam gerakan 30 september, dia juga merupakan komandan batalyon I cakrabirawa, yakni pasukan pengawal presiden kala itu, namun dalam gerakan tersebut ada yang sering dianggap otak dibalik itu semua, meskipun tidak secara lansung memimpin turun ke lapangan, dia adalah dipa nusantara aidit, dia menjabat sebagai ketua partai komunis indonesia (PKI).
ADVERTISEMENT
Peristiwa G30S/PKI juga dilatar belakangi oleh adanya tujuan-tujuan khusus oleh partai komunis indonesia (PKI), dilansir dari detikedu.com, ada beberapa tujuan yang tertuang dalam buku sejarah untuk SMK kelas IX oleh prawoto, diantaranya sebagai berikut:
1. Menghancurkan Negara Republik Indonesia (NKRI), dan menjadikannya sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita Partai Komunis Indonesia (PKI), yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat yang komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan terhadap presiden soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.
Meski sudah beragam tujuan yang disusun oleh Partai Komunis Idonesia (PKI), namun gerakan tersebut tidak membuahkan hasil yang sesuai, gerakan 30S/PKI gagal dalam mencapai tujuannya, dan pasca berlansungnya peristiwa ini baik letkol untung dan DN Aidit ditangkap dan di eksekusi mati.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi sasaran pada peristiwa G3S/PKI adalah para perwira, perwira tersebut tak lain adalah Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. Harjono, Mayjen. S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo, dan Lettu CZI Pierre Andries Tendean.
Beliau kini dikenal sebagai pahlawan revolusi yang di gugur oleh adanya aksi kekejaman pembantain yang tiada ampun oleh para kelompok G30S/PKI, tidak hanya di siksa, para pahlawan revolusi ini dibunuh tanpa ampun dan jazadnya dimasukkan kedalam sumur tua kecil yang dikenal dengan lubang buaya, hingga pada akhirnya pada tanggal 3 Oktber jazad ke tujuh perwira kebanggaan negara ini ditemukan lalu diangkat pada tanggal 4 Oktober dan di makamkan secara layak pada 5 Oktober 1965 di taman makam pahlawan kalibata, Jakarta selatan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini memang merupakan sejarah paling kelam bagi negara indonesia dan sudah puluhan tahun lamanya, namun meski sedemikian peristiwa ini tetap menarik perhatian setiap orang dan menjadi topik diskusi yang hangat, ada beberapa alasan tentang pentingnya peristiwa ini untuk selalu dibahas oleh kita diantaranya sebagai berikut:
1. Dengan langkah mendiskusikan peristiwa G30S/PKI kita dapat memahami masa lalu, sebab dalam pembahasan peristiwa ini tentu akan jelas dengan dasar tinjaun historisnya, sehingga dengan demikian kita juga dapat belajar dari sebuah kesalahan, kita sebagai generasi muda harus bisa mencegah terjadinya peristiwa yang serupa dimasa depan, dalam memahami peristiwa ini juga dapat menjadi daya dukung terhadap kita dalam membangun sebuah identitas nasional, karena peristiwa G30S/PKI adalah termasuk integral dari sejarah bangsa indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Sistem polarisasi termasuk sesuatu yang lumrah dalam kehidupan sosial, dan menjadi isu krusial yang perlu kita benahi bersama, maka dengan langkah membahas atau memahami peristiwa G30S/PKI secara terbuka dan objektif, kita dapat mengurangi tingkat polarisasi dan perpecahan dalam kehidupan masyarakat, setelah kita mencapai indikator tersebut, kita perlu kemudian menyusun strategi dalam meningkatkan rasa toleransi dan sikap saling menghormati antar kelompok masyarakat, mengingat hal tersebut sudah mengalami kemerosotan dalam setiap daerah.
3. Praktik penyebaran hoaks sudah menjadi hal yang sering dilansungkan oleh setiap kalangan, terutama penyampaian hoaks yang berkaitan dengan negara, dalam kegiatan mendiskusikan atau memahami peristiwa G30S/PKI akan menjadi sebuah wadah dalam menguak kebenaran sejarah, kita dapat mencari kebenaran tentang terjadinya peristiwa G30S/PKI, untuk mendukung dalam hal mencari kebenaran dari peristiwa tersebut, kita harus kompeten dalam menggali informasi yang tersedia dalam berbagai media dan juga melakukan penelitian.
ADVERTISEMENT
4. Selanjutnya dalam proses mendiskusikan peristiwa G3OS/PKI dapat memperkuat demokrasi negara indonesia, sistem pembahasan terbuka tentang peristiwa G30S/PKI sangat mendorong dalam hal kebebasan berpendapat serta menjujung tinggi nilai-nilai demokrasi, upaya meningkatkan kualitas demokrasi juga dapat dilakukan dengan cara yang sama yakni melansungkan diskusi atau memahi peristiwa G30S/PKI, sebab dalam proses tersebut kita bisa memahami dinamika politik yang terjadi pada masa lalu, kita mempunyai kesempatan dalam membangun demokrasi yang lebih baik.
Sebuah narasi yang berupa alasan-alasan diatas menjadi bukti terhadap pentingnya memahami atau terus mediskusika peristiwa G30S/PKI, namun demi menjaga keberlangsungan diskusi yang efektif dan interaktif kita perlu menekankan sikap perspektif yang berimbang, kita harus mampu menerima berbagai sudut pandang yang dikemukakan oleh lawan bicara, karena pada hakikatnya tidak ada kebenaran yang tunggal tentang peristiwa ini, setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda, semua berdasarkan pengetahuan dan sumber informasi yang di dapati, bersikap kritis juga merupakan hal yang penting untuk dimiliki dalam kegiatan diskusi ini, kita mempunyai kebebasan untuk tidak percaya pada satu narasi saja, kita juga perlu menfilter atas perspektif yang disampaikan oleh lawan bicara, kita dapat menganalisisnya secara objektif.
ADVERTISEMENT