Konten dari Pengguna

Pondok Pesantren Sebagai Wahana Menimba Ilmu

Saiful Bahri
Mahasiswa Fakultas Hukum universitas Muhammadiyah surabaya.
9 Juli 2024 6:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Saiful Bahri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto asli teman-teman saya saat menjadi panitia acara di pondok pesantren as-salafiyah sumber duko pakong
zoom-in-whitePerbesar
Foto asli teman-teman saya saat menjadi panitia acara di pondok pesantren as-salafiyah sumber duko pakong
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam situasi dan kondisi yang hampir terjadi kemorosotan etika di berbagai daerah, pesantren hadir dengan karakteristik yang beragam sebagai lembaga yang mampu menjawab hal tersebut, sedari dulu pondok pesantren menjadi icon terciptanya peradaban di bidang ilmu agama, walaupun kehidupan dalam pondok pesantren terkenal sebagai tempat yang sederhana, namun hal itu tidak pernah mengurangi rasa semangat belajar santri, hal yang paling penting adalah pondok pesantren tidak bisa disamaratakan standar pendidikannya dengan lembaga modern, sebab keberadaan setiap komponen pengajar atau pengurus seperti ustad dan ustadzah mengabdikan diri kepada pondok tanpa mengaharap bayaran sepeserpun, sehingga peran seorang ustad dan ustadzah ternilai sebagai pengabdian luhur.(Tolib, 2017).
ADVERTISEMENT
Secara tinjauan historisnya pondok pesantren merupakan pindidikan islam tertua di Indonesia, utamanya di pedesaan, pondok pesantren sangatlah melembaga dan menjadi sebuah cara setiap orang tua untuk meletakkan anaknya guna menimba ilmu, pada mulanya dipondok pesantren lebih mengembangkan pendidikan bidang keagamaan, akan tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, pondok pesantren membentuk lembaga formal yang berada dalam yayasan pondok pesantren sendiri, jika ditarik pada era penjajahan, pondok pesantren juga menjadi basis perjuangan kaum nasionalis pribumi(Syafe’i, 2017).
Pondok pesantren berbentuk asrama sebagai tempat tinggal santri yang mana kiyai sebagai pengasuhnya dan dibantu oleh jajaran kepengurusan dan keamanan yakni ustad atau ustadzah sebagai alat menertibkan santri, adapun pelaksanaan programnya masjid sebagai pusat dari segala kegiatan pondok pesantren, namun ada beberapa gedung atau ruangan khusus untuk ditempati guna melangsungkan KBM (kegiatan belajar mengajar), program yang ada dipondok pesantren berjalan secara estafet selama 24 jam, selama waktu tersebut seluruh santri diwajibkan mengikuti seluruh macam program yang ada sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh pihak pengurus pondok pesantren(Syafe’i, 2017).
ADVERTISEMENT
Didalam pondok pesantren juga dikenal sebagai tempat pembentukan karakter setiap santri, disana seluruh santri akan dihadapkan dengan berbagai macam pengalaman, mulai dari cara untuk bersikap dewasa, mandiri, komitmen dan produktif, ini yang kemudian menjadi alasan bahwa pondok pesantren sebagai Langkah pembentukan kader-kader ulama yang mampu bermasyarakat atas dasar ilmu-ilmu islam sebagai prinsip hidup (tafaqquh fi al-din)(Syafe’i, 2017).
Meski dalam pondok pesantren dikenal sebagai pusat pendidikan yang sangat aktif programnya selama 24 jam, bukan berarti santri tidak biberi waktu untuk bertemu dengan orang tuanya, melainkan ada waktu khusus untuk berkunjung setiap orang tuanya kepada anaknya, biasanya waktu berkunjung diletakkan pada hari libur pesantren, seperti contohnya disalah satu pondok dimadura, tepatnya pondok pesantren As-salafiyah sumber duko pakong, disana waktu berkunjung diletakkan pada hari jum’at, sebab pada hari tersebut segala program pondok diliburkan kecuali sholat berjamaah dan ngaji al-qur’an.
ADVERTISEMENT
Hal yang menjadi kesan unik pada waktu kunjungan itu adanya istilah khusus dari santri, yakni istilah hari rayanya santri, karena pada waktu kunjungan seluruh santri punya kesempatan besar untuk mengobati rasa rindu kepada orang rumahnya, utamanya orang tua dari santri, setiap orang tua yang berkunjungan pasti dengan senang hati membawa oleh-oleh untuk anakya, setelah waktu berkunjung dinyatakan habis oleh pihak pegurus, seluruh santri bergegas untuk kembali ke asramanya, guna manikmati masakan ala ibu, proses penyantapan makanannya dengan cara bersama-sama dengan temannya, ada istilah lucu juga yakni “sakhonni’ cokop, bennyak lober” jika di terjemah kedalam bahasa indonesia adalah “ sedikit cukup, banyak habis”, Ini sedikit ulasan dan kisah uniknya tentang santri pada saat kunjungan.
ADVERTISEMENT
Selama satu tahun biasanya di pondok pesantren ada event tertentu untuk mengasah kemampuan para santri, biasanya dikemas dengan pelaksanaan lomba, yang di lombakan adalah materi-materi yang di pelajari pada saat KBM (kegiatan belajar mengajar), pada waktu tersebut seluruh santri berlomba-lomba untuk saling adu kompetensi, guna sebagai bukti pencapian selama belajar, kegiatan atau event ini tidak Cuma satu kali dilaksanakan selama satu tahun, pelaksanaan event ini dilaksanakan dengan cara disatukan dengan peringatan hari besar nasional (PBHN) dan peringatan hari besar islam (PHBI).
Selain lomba yang menjadi agenda pada event tersebut, biasanya di sela-sela waktu ada penampilan atau antraksi dari santri tertentu, hal yang lumrah antraksi tersebut ditampilkan oleh organasisa kesantrian, sebab dalam pondok pesantren pasti ada organisasi kesantrian yang dapat menjadi daya dukung terhadap pengurus, guna mensukseskan setiap event yang digelar, alasan diadakannya penampilan tersebut guna menjadi bahan obat kejenuhan dalam mengikuti serangkaian acara pada event itu, karena dengan adanya penampilan oleh organisasi kesantrian, seluruh satri dapat terhibur, sehingga acara tersebut terkesan menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Dari sekian ulasan diatas mulai dari tentang bentuk pondok pesantren itu sendiri, pelaksanaan program pondok pesantren, semua ini menjadi alasan bahwa sejatinya pondok pesantren merupakan wahana ternyaman dan tepat dalam menimba ilmu, sebab sesuia dengan uraian diatas bahwa dalam pondok pesantren ada banyak pelajaran yang akan menjadi pengalaman, dan hal itu akan menjadi bekal dimanapun akan hidup atau bertempat tinggal.
Dengan adanya pondok pesantren ini dapat terjamin keamanan dan ketertiban setiap santri, karena dalam pondok pesantren ada aturan-aturan khusus yang tidak boleh dilanggar, selain daripada itu dengan adanya podok pesantren seluruh santri dapat terlatih disegala bidang, sehingga sangat diharapkan setelah selesai mondok dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat, guna menjadi daya penunjang terhadap kemajuan negara.
ADVERTISEMENT
Sekian tulisan yang dapat saya ulas tentang pondok pesantren, semoga penulis dan pembaca sama-sama mendapatkan barokah dari pondok pesantren, sehingga menjadi insan yang punya ketentraman dalam menjalani episode kehidupannya, sebagai bentuk terimakasih, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pengurus dan keamanan pondok utamanya ustad yang sudah rela membimbing saya sehingga banyak suatu pelajaran yang menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan.