Menulis Puisi di Masa Pandemi

Syaimah Kusnari Putri
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
7 November 2021 6:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syaimah Kusnari Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Pexels dari Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi Covid-19 telah melanda dunia sejak awal tahun 2020 dan masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini membuat pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir terjadinya penyebaran virus ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19 pada tahun 2021 ialah dengan membuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan sebelum pelaksanaan PPKM pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlangsung di sebagian wilayah di Indonesia. Kebijakan tersebut membuat masyarakat untuk segera menyesuaikan diri dengan selalu mematuhi protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak yang begitu besar bagi kehidupan sosial masyarakat. Banyak perubahan yang terjadi dalam kegiatan kehidupan masyarakat, dikarenakan pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk belajar, bekerja, dan tidak melakukan aktivitas berlebih di luar rumah. Adanya imbauan tersebut, membuat masyarakat merasa jenuh karena berkurangnya interaksi sosial. Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengatasi kejenuhan di masa pandemi ialah dengan melakukan kegiatan menulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan bentuk kegiatan produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis dapat dijadikan sebagai hobi dalam mengisi waktu luang. Melalui kegiatan menulis kita dapat mengekspresikan perasaan emosional yang tersimpan dalam diri dengan bentuk tulisan. Tulisan tersebut nantinya dapat dikembangkan menjadi sebuah karya sastra baik berupa puisi, cerita pendek, dongeng, dan lirik lagu.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi Covid-19 sering kali kita temukan di media sosial tulisan-tulisan seperti quotes, puisi, ataupun cerpen mengenai pandemi Covid-19. Selain itu, banyak lagu baru yang bermunculan bertemakan pandemi Covid-19. Salah satu contoh lagu yang berjudul “Wabah Corona” yang diciptakan oleh Otib Satibi. Terdapat juga seorang sastrawan sekaligus penyair dan ahli pengobatan Akupuntur beliau adalah Putu Oka Sukanta beliau merefleksikan dirinya di masa pandemi dengan menciptakan banyak puisi salah satu puisi yang beliau ciptakan di masa pandemi berjudul “Poster Gelisah”. Puisi tersebut menceritakan bagaimana ketakutan Putu Oka Sukanta agar tidak tertular virus tersebut. Sehingga, beliau menutup praktik pengobatan Akupuntur di rumahnya.
Poster GELISAH
Karya: Putu Oka Sukanta
Kutempel GELISAH
di kaca jendela
ADVERTISEMENT
orang lewat di depan rumah
berhenti berhenti, mangguk-mangguk
Ooo sampai kapan?
Sudah setahun lebih
poster kecil itu tetap nempel
di kaca jendela, mulai berdebu tapi
jelas,
GELISAH
orang lewat di depan rumah
atau bertanya lewat angkasa
“Sampai kapan itu Gelisah?”
Semoga jawabanku mendengar
“Tanya tu si Corona.”
Poster GELISAH itu, telah berubah
jadi
TUTUP.
R’mangun 30/05/21
Karya-karya tersebut merupakan bentuk dari ekspresi sastra. Ekspresi sastra merupakan ungkapan jiwa dan perasaan seseorang secara emosional dalam menikmati karya sastra yang dituangkan ke dalam bentuk lisan maupun tulisan. Puisi juga merupakan salah satu cara mengekspresikan perasaan seseorang tentang suatu kejadian yang sedang di alami. Melalui puisi sesuatu yang kita rasakan dapat dirasakan pula oleh orang lain atau pembacanya.
ADVERTISEMENT
Puisi adalah sebuah karya sastra yang terikat oleh irama, rima, penyusunan bait dan baris, serta bahasanya indah dan penuh makna (Tarigan & Henry, 2008). Puisi juga menjadi salah satu pembelajaran yang dilakukan di sekolah tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Menulis puisi dapat dijadikan sebagai salah satu aspek yang dapat diharapkan untuk mengukur dan mengasah kemampuan siswa dalam kemampuan mengekspresikan dalam bentuk sastra tulis yang kreatif dan dapat memberikan pengaruh positif kepada pembaca.
Biasanya guru memberi tugas kepada siswa untuk menciptakan puisi sederhana dengan tema yang sudah ditentukan bahkan siswa dibolehkan membuat puisi sesuai dengan tema yang diinginkan. Kemudian, siswa membacakan hasil karyanya dalam bentuk video karena masih dalam keadaan pandemi dan dikirim ke dalam grup kelas, sehingga dapat disaksikan oleh anggota grup kelas. Tidak jarang siswa membawakan pembacaan puisi dengan memberikan instrumen lagu di dalamnya. Sehingga puisi lebih menarik untuk didengar dan tersalurkan maksud isi dari puisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalaman ini, marilah kita gunakan waktu luang kita dengan menulis. Penulis juga menuangkan segala bentuk emosional yang ada pada diri penulis dengan menciptakan sebuah karya berupa puisi dan cerpen. Karena dengan menulis puisi, penulis dapat berbagi rasa atau cerita dengan orang lain secara tidak langsung. Artinya puisi ditulis sebagai bentuk ekspresi diri yang menggunakan bahasa tidak langsung dan merupakan hasil dari pengalaman, imajinasi, dan suatu kejadian yang berkesan dalam diri penulis. Oleh karena itu, marilah kita belajar menulis dan selalu mengasah kemampuan menulis kita, karena dengan menulis kita dapat mengungkapkan banyak hal melalui bentuk sastra tulisan. Sehingga kita bisa menjadi penulis profesional dan mampu menghasilkan banyak karya sastra, baik berupa puisi, cerita pendek, esai, cerita khayalan dan novel.
ADVERTISEMENT
“Adanya pandemi bukanlah suatu alasan untuk kita berhenti mengasah kemampuan diri. Tetapi sebaliknya, dengan adanya pandemi kita mampu mengembangkan kemampuan diri dan selalu mengeluarkan inovasi serta ide-ide kreatif yang dapat membawa kita menjadi pribadi yang lebih berintelektualitas dan berkualitas.” ~Syaimah Kusnari Putri~
Sumber:
Henry Guntur Tarigan, MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA, (Bandung: Penerbit ANGKASA Bandung), 2021, Edisi Digital.
Puisi isolasi karya Putu Oka Sukanta, diakses 6 November 2021 https://www.insideindonesia.org/the-isolation-poems-by-putu-oka-sukanta.
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/pexels-2286921/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1851096">Pexels</a> dari <a href="https://pixabay.com/id/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=1851096">Pixabay</a>
Rohilah, Sri Awan, dkk, Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Estafet Writing, diunduh pada 6 November 2021, https://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id.