Konten dari Pengguna

Delmare

Syaira Fatihanissa
Mahasiswa Universitas Pamulang
26 Juni 2024 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syaira Fatihanissa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi : Dokumen Syaira Fatihanissa
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi : Dokumen Syaira Fatihanissa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aku berlari kecil dengan riang menuju gerbang depan sambil sedikit menyapa teman-temanku yang masih menunggu untuk dijemput. Tujuanku hari ini adalah pergi ke pantai, yang selalu menjadi tempat ku untuk melepas rasa capek.
ADVERTISEMENT
Menikmati angin pantai dan mendengar suara deburan ombak yang selalu membuatku merasa tenang. Aku menatap laki-laki seumuran ku yang sedang berdiri di samping perahu yang tidak terlalu besar.
Jarak kami hanya dua kilometer, aku duduk di ayunan yang sudah ada disana sambil menatapnya dengan kagum.
"Nama mu siapa?" tanya ku memulai percakapan.
Dia menatap ke arahku sambil tersenyum. Aku juga ikut tersenyum menatapnya.
"Mare"
Aku mempersilakan dia untuk duduk di ayunan kosong yang berada disebelah ku.
Kami berdua sama-sama terdiam dan tidak ada percakapan yang keluar. Hanya ada suara deburan ombak dan angin yang terdengar.
"Aku delma, hm... aku sering ke pantai ini dan melihat mu berdiri di sana"
ADVERTISEMENT
Aku menunjuk kearah perahu itu menggunakan dagu dan kembali menatapnya.
Aku sebenarnya sangat ingin tahu, kenapa dia selalu berdiri disebelah perahu itu seperti sedang menunggu seseorang? Mungkin saja.
"Ada seorang gadis yang sedang aku tunggu, aku ingin mengatakan kepadanya kalau aku cinta dia"
Aku mengangguk. Tiba-tiba saja mata ku seperti otomatis terbuka, dan melihat sekeliling.
Ternyata aku masih berada di pantai, aku sudah tertidur hampir dua jam. Saat ini jam menunjukkan pukul tiga sore.
Dadaku rasanya sangat sesak, dan ingin menangis. Aku berlari menuju ayunan yang sudah rusak itu sambil terisak, sambil melihat sekeliling pantai.
"MARE... MARE... jangan tinggalin aku"
Aku menangis sejadi-jadinya mengingat pertemuan awal kami berdua. Dia adalah mare, laki-laki yang hadir dalam mimpiku.
ADVERTISEMENT
Laki-laki yang meninggalkan ku dengan rasa sakit di hatiku dan kenangan yang membekas di ingatanku. Mare, terima kasih atas kehadiran mu di hidupku. Semua menjadi lebih baik setelah ada kami disini.
Sekarang aku ikhlas melepaskan mu untuk hari ini dan selamanya.
"Mare... ikhlas ku seluas lautan walaupun rasanya sakit sekali. Sampai bertemu di kehidupan selanjutnya, terima kasih sudah mencintai ku dengan tulus"
Aku pergi meninggalkan pantai itu dengan rasa ikhlas yang seluas samudra, ditemani dengan isakan tangis ku karena merindukan hadirnya disini.