Konten dari Pengguna

Distopia dan Utopia Sebagai Kota Fiksi

Syakirah Khalda
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
14 Desember 2022 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakirah Khalda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by <a href="https://pixabay.com/users/roymüller-15999999/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=7639359">ROY MUELLER</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=7639359">Pixabay</a>
zoom-in-whitePerbesar
Image by <a href="https://pixabay.com/users/roymüller-15999999/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=7639359">ROY MUELLER</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=7639359">Pixabay</a>
ADVERTISEMENT
“Apa yang terjadi ketika kota fiksi ada pada kehidupan asli kita…”
ADVERTISEMENT
Hi…Pembaca. Apakah teman-teman pernah membayangkan sebuah tempat yang indah dan memiliki sebuah tatanan yang sempurna. Kalau iya, pasti itu semua tertuang dan tergambarkan pada film maupun novel fiksi saja, kan? Yang kita tahu tempat itu hanya fiksi dan khayalan semata seorang penulis dan anak kecil. Padahal, tanpa sadar itu semua ada di sekitar kita dan nyata.
Apa itu Utopia dan Distopia?
Utopia dan distopia adalah sebutan yang digunakan pada cerita fiksi. Dalam Oxford dictionary (2005), dikatakan bahwa arti kata utopia secara spesifik berarti tempat imajiner atau negara yang sempurna (an imaginary place or state in which everything is perfect). Kata yang digagas, oleh Sir Tomas More pada tahun 1516, yang menceritakan tentang sebuah pulau imajiner dengan kesempurnaan sistem hukum, sosial, dan politik (Harper, 2016). Tahun 1610, istilah ini menjadi penyebutan pada semua tempat yang sempurna. Utopia dipahami sebagai tempat yang kita hanya bisa bermimpi tentang realitas yang ideal. Berbanding terbalik dengan arti distopia yang digambarkan sebagai ”tempat yang buruk”
ADVERTISEMENT
Pada novel, sebutan utopia itu berarti kota dengan keindahan dan tatanan sempurna atau sebutan bagi dunia atas, sebaliknya kota yang di bawah disebut distopia, kota dengan kehidupan yang bisa dibilang terbelakang dibanding dunia atas. Ya, benar ini digambarkan pada film dan novel fiksi, sebuah tingkatan kasta yang amat terlihat perbedaannya. maka dari itu pada film pemberontakan terjadi untuk menyetarakan keadilan bagi dunia atas maupun bawah.
Distopia dan utopia dalam sebuah film
Banyak hal yang bisa menggambarkan bagaimana utopia dan distopia, misal pada sebuah novel fiksi maupun film seperti The Hunger Games dan Divergent. Pada film tersebut sangat menggambarkan utopia dan distopia, para tokoh dalam cerita yang pada akhirnya mencoba memberontak pada ketentuan dan keharusan mereka tunduk pada hukum yang ada. Digambarkan bagaimana kontrasnya utopia dan distopia pada film-film tersebut dengan perbedaan golongan pada masing-masing kelompok. Kita bisa merasakannya ketika menonton film tersebut bagaimana ketegangan tokoh utama yang ingin memberontak akan hukum yang ada.
ADVERTISEMENT
Pada film trilogi yang berjudul The Hunger Games adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama. Film yang bergenre Action/Sci-fi ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Katniss Everdeen yang mengajukan diri menggantikan adiknya Prim dalam sebuah permainan. Permainan yang mempertaruhkan hidup dan mati buatan “The Capitol”. Ia berasal dari distrik 12, distrik terakhir yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai penambang. Salah satu dari 12 distrik lainnya di negara yang disebut Panem. Katniss adalah gadis yang memiliki keberanian dan keingintahuan yang tinggi. Selama menjadi kandidat untuk mewakili distriknya ia mulai merasakan adanya ketidakadilan The Capitol yang dipimpin oleh seorang pemimpin bernama Presiden Snow. Bisa kita lihat dalam film sangat menggambarkan perbedaan tingkatan setiap distrik, bagaimana distrik 1 dan 2 begitupun seterusnya. Orang-orang kelas atas sangat antusias pada permainan ini, para pemain menjadi tontonan bagi mereka hanya untuk hiburan semata. Mereka juga akan memilih pemain mana yang akan mereka sponsori dalam permainan itu. Seperti pada salah satu scene, Katniss mengalami cedera luka bakar, mentornya mencoba mencari sponsor untuk membantu Katniss mendapatkan obat, agar ia tetap bertahan dan menyelesaikan permainan.
ADVERTISEMENT
Sepanjang film kita bisa melihat bagaimana Katniss ingin mengetahui tujuan dan melakukan pemberontakan pada “The Capitol” yang tentu tidak mudah, butuh pengorbanan besar. Pemberontakan yang ia yakini bisa merubah peraturan dan kepemimpinan pemerintah yang totaliter. Kita juga bisa melihat seberapa penderitaan kelas bawah yang tergambar pada film tersebut. Perjalanan mencari kesetaraan dan keadilan bagi dirinya dan distrik lainnya. Ada simbol ikonik dalam film yaitu acungan tiga jari ke atas. Tetapi dalam film tiga jari ini sebagai simbol pemberontakan. Arti asli acungan tersebut adalah sebagai salam tanda terima kasih, bangga, dan perpisahan.
Hubungan kota fiksi pada dunia nyata
Setelah membaca sedikit cerita tentang Katniss apakah kamu mulai merasakan jika hal itu pernah kamu lihat? Tanpa kita sadari hal tersebut ada di sekitar kita dan nyata. Pada dasarnya sebutan utopia dan distopia hanya kita temui dalam cerita fiksi, ternyata pada kenyataannya bisa kita lihat pada kehidupan yang kita jalani sekarang. Mungkin sebutan si kaya dan si miskin bisa tergambar perbedaannya. Kita bisa lihat orang-orang yang tinggal di apartemen dan di perumahan, tempat nya lebih rapi dan tertata. Sedangkan orang-orang yang tinggal di pinggiran, mereka hidup dengan sederhana dan apa adanya.
ADVERTISEMENT
Perbedaan yang sebenarnya nyata ada di sekitar kita, yang terkadang kita menutup mata akan itu. Banyak contoh nyata yang saya yakin kita pernah melihatnya. Sebuah kasus yang sering saya dengar dan lihat di internet seperti bagaimana perlakuan yang berbeda kepada orang yang lebih terlihat mampu dengan yang kurang mampu. Di sebuah tempat makan ada orang yang terlihat lebih rapi dengan style “kaya” akan dilayani dengan senyuman dan keramahan, tapi ketika orang yang terlihat lebih sederhana beberapa pelayan akan melayani dengan berbeda dan kurang ramah. Tetapi semua ini tidak selalu dan hanya beberapa oknum yang melakukannya.
Akankah kita terus mengelompokan dan membedakan diri? Kita hidup dengan menghirup udara yang sama, bertempat tinggal di planet yang sama. Sejujurnya semua ini balik lagi pada diri kita sendiri sikap apa yang akan kita ambil, agar kelas kasta ini bisa kita sadari kalau hal apa yang akan berdampak di masa depan. Jangan sampai hal buruk terjadi nantinya, semua itu tergambar pada cerita fiksi dan film. Apakah itu terjadi pada kita? Sadari dan setarakan apa yang memang baik dan jauhi keburukannya. Mari bersama kita membuat ‘keadilan’ yang bisa dirasakan semua manusia.
ADVERTISEMENT