Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Hakikat Matematika untuk TK: Membangun Kognitif dan Fondasi Masa Depan
14 Maret 2025 10:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses berpikir, baik secara deduktif maupun induktif. Para ahli memiliki pandangan yang beragam mengenai definisi matematika. Wilkins (2004) menyatakan bahwa terdapat berbagai definisi tentang matematika, salah satunya dikemukakan oleh Whitehead, seorang ahli logika yang menyebutkan bahwa matematika dalam arti paling luas adalah pengembangan berbagai jenis pengetahuan yang bersifat formal dengan penalaran yang bersifat deduktif.
ADVERTISEMENT
Kedudukan matematika dalam kehidupan sangatlah penting karena menjadi alat utama dalam berbagai bidang seperti ilmu alam, teknik, kedokteran, ekonomi, hingga psikologi. Oleh karena itu matematika menjadi bagian fundamental dalam dunia pendidikan, yang diajarkan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran matematika yang berkelanjutan di setiap jenjang pendidikan bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir logis, analitis, serta pemecahan masalah yang efektif.
Pemerintah saat ini mulai memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya pengenalan matematika di taman kanak-kanak (TK). Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengagas wacana untuk mengenalkan matematika sejak tingkat TK. Gagasan ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan karena memberikan kesempatan bagi anak untuk mulai membangun fondasi berpikir logis sejak dini. Namun, di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik, terutama guru di taman kanak-kanak (TK), dalam menemukan metode yang tepat agar matematika dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran matematika di taman kanak-kanak (TK) harus berorientasi pada membangun rasa cinta terhadap matematika sejak dini. Anak-anak perlu diperkenalkan pada konsep-konsep dasar yang tidak membebani, melainkan memicu rasa ingin tahu dan kegembiraan dalam belajar. Dalam hal ini, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan kognitif serta daya tangkap mereka. Penting untuk diingat bahwa pembelajaran di setiap jenjang memiliki karakteristik tersendiri, sehingga pendekatan yang digunakan untuk TK tidak dapat disamakan dengan jenjang SD ataupun jenjang yang lebih tinggi.
Salah satu tantangan utama dalam mengenalkan matematika di TK adalah bagaimana menjadikannya sebagai pengalaman yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Anak-anak perlu melihat matematika sebagai sesuatu yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan bukan sebagai beban yang harus mereka kuasai secara instan. Jika proses pembelajaran tidak tepat, bukan tidak mungkin mereka akan mengalami ketakutan terhadap matematika yang berlanjut hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk mengajarkan matematika dengan cara yang sesuai dengan dunia anak, yakni melalui permainan, eksplorasi, serta pengalaman langsung.
ADVERTISEMENT
Matematika di TK tumbuh melalui pengalaman konkret yang melibatkan objek-objek fisik yang dapat disentuh. Kemajuan dalam pemahaman matematika terjadi secara bertahap, dari konsep yang sudah diketahui menuju konsep yang lebih kompleks. Pound (2008) berpendapat bahwa cara terbaik untuk mengenalkan matematika dengan menggunakan lagu-lagu dengan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari. Seperti halnya mecocokkan pada konsep ini, anak belajar untuk mengamati dan mengungkapkan lebih banyak dan lebih sedikit.
Penggunaan metode bermain dalam pembelajaran matematika dan menggunakan media seperti balok susun, puzzle angka, atau permainan edukatif untuk membantu siswa memahami matematika dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu guru juga dapat mengajak anak untuk berpartisipasi dalam permainan kelompok yang melibatkan mengelompokkan atau pencocokan benda berdasarkan karakteristik tertentu.
ADVERTISEMENT
Pengenalan matematika di TK memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak dan membentuk sikap belajar yang positif untuk jenjang pendidikan berikutnya. Seperti yang diuraikan dalam standar dan prinsip pembelajaran matematika oleh The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), pengalaman awal dalam matematika harus dirancang untuk mendorong pemikiran yang fleksibel, keterampilan pemecahan masalah, serta sikap percaya diri terhadap pembelajaran matematika.
Dengan adanya pendekatan yang menyenangkan, berbasis eksplorasi, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, matematika tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit atau menakutkan. Sebaliknya, anak-anak akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep dasar dan melihat matematika sebagai bagian yang menyenangkan dalam kehidupan mereka. Hal ini akan memberikan pondasi yang kuat bagi mereka untuk menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika di taman kanak-kanak (TK) harus didesain dengan mempertimbangkan karakteristik anak serta kebutuhan mereka. Guru memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Jika matematika diperkenalkan dengan cara yang tepat, maka akan membantu membangun fondasi yang kuat bagi anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang lebih kompleks di masa depan. Dengan demikian, pembelajaran matematika di taman kanak-kanak (TK) bukan hanya tentang mengenalkan angka atau operasi hitung, tetapi lebih pada membangun pola pikir logis yang akan bermanfaat sepanjang kehidupan mereka. Membangun kecintaan terhadap matematika sejak dini bukan hanya akan membantu anak dalam akademik, tetapi juga membentuk pola pikir yang lebih kritis dan sistematis dalam kehidupan sehari-hari mereka.
ADVERTISEMENT