Konten dari Pengguna

Inkonsistensi Nadiem Makarim: Pendidikan Karakter

Syakroni
Ketua Umum IMM FKIP Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Muhammadiyah Surabaya Sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Surabaya
17 Oktober 2022 0:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk membawa suatu perubahan dalam membangun peradaban, seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandala bahwa pendidikan juga menjadi senjata paling ampuh untuk membangun perubahan. Namun, esensi dari pendidikan sendiri adalah pembentukan karakteristik peserta didik, artinya pendidikan membuat peserta didik memiliki jiwa yang baik sehingga berperilaku dengan baik, tindakan maupun ucapan. Dalam pembentukan karakteristik semua tidak lepas dari sosok seorang figur publik yang memiliki peran penting terlebih dalam dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Seorang figur publik sangat berpengaruh ketika memberikan pernyataan, karena dapat memberikan stimulus kepada peserta didik dan mempengaruhi pola berpikir sehingga dapat di implementasikan dalam perbuatan dan tindakan. Menurut T. Ramli 2003 pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi peserta didik agar menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik. Sehingga harus memberi contoh hal-hal baik agar menjadi teladan yang baik pula.
Adapun contoh kasus yang tidak mencerminkan pendidikan karakter sudah banyak terjadi di dalam dunia pendidikan Indonesia, turunnya akhlak, moralitas dan kejujuran menjadi faktor utama. Contoh dalam kehidupan sehari hari turunnya nilai pendidikan karakter dapat kita lihat yang terjadi saat ini yang dilakukan oleh manteri pendidikan saat menyampaikan pidatonya.
ADVERTISEMENT
Gambar Nadiem Makarim di forum PBB (Shutterstock)
Dalam rangkaian agenda United Nations Transforming Education Summit di PBB Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) menyampaikan bahwa dalam kementerian memiliki 400 orang sebagai tim yang mendesain Pendidikan, bahkan 400 tim bayangan ini bukanlah vendor. Hal ini sangat berbeda Ketika menyampaikan dalam forum rapat kerja dengan DPR komisi X, Nadiem Makarim mengatakan bahwa tim banyagan ini merupakan vendor kementerian. Hal tersebut menjadi soroton publik atau kontroversi dikalangan elite DPR, pro dan kontra pun terjadi lantaran menteri pendidikan Nadiem Makarim menyampaikan argumentasi yang berbeda tentang 400 tim bayangan yang dimiliki oleh kementerian. Sebagai menteri pendidikan tentu hal tersebut kurang tepat disampaikan dalam forum PBB sedangkan di internal masih terjadi polemik yang belum diketahui oleh masyarakat secara umum.
ADVERTISEMENT
Seharunya menteri pendidikan harus menjadi contoh bagi warga negara, menunjukkan kepribadian yang baik tidak inkonsisten dalam ucapan maupun perbuatan seperti yang terjadi pada waktu itu. Masyarakat akan berpikir bahwa hal kecil dalam koordinasi tidak mampu dilakukan oleh menteri pendidikan apalagi dalam mengupayakan pendidikan di Indoensia yang masih jauh dari kata sempurna atau tertinggal.
Dari polemik tersebut dapat dilihat kembali bahwa tindakan yang dilakukan sangat tidak mencerminkan nailai-nilai dari pendidikan karakter. Apalagi ini dilakukan oleh menteri pendidikan yang notabennya patut untuk menjadi panutan dalam dunia Pendidikan serta mengemban cita-cita bangsa dalam membawa pendidikan Indonesia jauh lebih baik dan harapannya memiliki sistem yang tidak kalah dengan negara lain, Finlandia misalnya.