Kontestasi Pilpres dan Reformasi Pendidikan

Syakroni
Ketua Umum IMM FKIP Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Muhammadiyah Surabaya Sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Surabaya
Konten dari Pengguna
1 Februari 2024 6:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi masyarat memilih dan memasukan kertas suara. shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi masyarat memilih dan memasukan kertas suara. shutterstock.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia sebentar lagi akan merayakan pesta demokrasi yang diselenggarakan 5 tahun sekali yang berlangsung pada tanggal 14 Februari Tahun 2024. Pesta demokrasi ini merupakan momentum untuk memilih sosok pemimpin yang akan menentukan arah bangsa Indonesia ke depannya.
Sosok pemimpin yang peduli terhadap kepentingan masyarakat dapat diketahui melalui penyampaian gagasan visi-misi. Calon pemimpin bangsa Indonesia sendiri terdapat tiga calon pasangan capres dan cawapres yang akan berkontestasi di Tahun 2024 yang terdiri dari pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Kontestasi yang akan berlangsung ini sebagai pemilih kita wajib mengetahui gagasan dari setiap calon pemimpin bangsa Indonesia, agar tidak salah memilih pemimpin dan menyesali di kemudian hari. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang berkontestasi akan memasuki babak debat terakhir capres dan cawapres, segala upaya untuk merebut suara masyarakat sudah dilakukan dengan pelbagai cara, termasuk dengan menebar janji manis melalui program kerja yang akan dilakukan ketika nanti terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
ADVERTISEMENT
Sebagai pemilih perlu mencermati kembali visi misi yang telah disampaikan dari awal pelaksanaan debat dan saat melakukan kampanye turun masyarakat. Hal tersebut sebagai referensi untuk memberikan hak suara kepada calon presiden dan wakil presiden. Jangan sampai menjadi bagian dari golongan putih (Golput) yang tidak menentukan sikap kepada siapa negara ini dipimpin.
Dengan ikut serta memilih paling tidak sudah berupaya menentukan pemimpin yang diharapkan. Sebagian masyarakat tentu merindukan pemimpin yang memiliki keselarasan dalam membangun bangsa Indonesia. Siapakah pemimpin tersebut? Dari ketiga calon Presiden dan Wakil Presiden merupakan putra terbaik Indonesia sehingga dalam kontestasi ini memilih yang terbaik.
Ilustrasi Peserta didik sedang belajar. sumber foto pribadi
Walaupun tema pendidikan menjadi perhelatan debat terakhir, tentu hal ini menarik untuk di bahas permasalahan pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun yang masih belum terselesaikan. Hal ini sangat disayangkan karena pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan pendidikan memiliki bekal dalam menjalani bermasyarakat yang baik, menurut Nelson Mandela pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
Permasalahan Pendidikan yang sering terjadi tidak lepas dari peranan penting Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam menerapkan sebuah kebijakan. Sehingga penting nantinya Presiden dan Wakil Presiden terpilih memilih Menteri yang kompeten dalam bidang pendidikan. Tidak menutup kemungkinan permasalahan terjadi karena muncul dari kebijakan yang hari ini sedang diupayakan artinya mengganti kebijakan yang lama ke yang baru.
Muncul pertanyaan kemudian apakah dengan gantinya kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang baru akan mengganti juga kebijakan yang telah diterapkan. Sebagaimana yang telah terjadi pada periode-periode sebelumnya. Penerapan kurikulum pendidikan salah satunya yang selalu berganti sampai kurang lebih 10 perubahan kurikulum di Indonesia. Tentu saja perubahan kurikulum yang terus menerus membuat peserta didik, guru, dan orang tua kebingungan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang kurang merata juga menjadi salah satu permasalahan yang sering terdengar di telinga. Ketidakmerataan ini seringkali dialami oleh lapisan masyarakat yang berpenghasilan rendah, seperti yang kita ketahui semakin tinggi pendidikan maka semakin mahal pula harganya. Sehingga tidak jarang orang yang memilih memutuskan untuk tidak bersekolah karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Akibatnya sebagian masyarakat masih belum merasakan manisnya pendidikan. Dan masih banyak permasalahan pendidikan yang masih belum terselesaikan.
Melihat permasalahan di atas menjadi PR bagi pemimpin ke depannya untuk mereformasi sistem pendidikan di Indonesia supaya lapisan masyarakat tidak lagi mengalami atau terdampak dari kebijakan yang membuat bingung masyarakat.
Tentu gagasan dan tawaran calon Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan yang kita tunggu bersama. Karena ini akan berdampak dalam kemajuan bangsa Indonesia yang dilihat dari kualitas pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
ADVERTISEMENT