Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
2 Ramadhan 1446 HMinggu, 02 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menanamkan Nilai Kemanusiaan melalui Pendidikan di Bulan Ramadan
1 Maret 2025 13:58 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan kembali hadir sebagai momen yang dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan Ramadan juga merupakan sebagai bulan ampunan, bulan di mana setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya begitu besar sehingga tidak dapat dihitung dengan logika matematika. Namun, jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka kita bisa kehilangan kesempatan emas ini dan termasuk ke dalam golongan orang yang merugi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memanfaatkan Ramadan sebagai sarana pendidikan moral dan spiritual, terutama dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Bulan Ramadan bukan sekadar menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran dalam mengasah empati, kepedulian, dan kepekaan sosial. Dalam Islam, manusia diajarkan untuk saling menolong, berbagi, dan berbuat baik kepada sesama. Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan sejauh mana nilai-nilai kemanusiaan masih tertanam dalam diri kita. Melalui ibadah puasa, kita diajarkan untuk merasakan bagaimana kehidupan saudara-saudara yang kurang beruntung, yang setiap hari harus berjuang demi sesuap nasi. Dari sini muncul kesadaran bahwa berbagi bukan sekadar anjuran, tetapi juga kebutuhan dalam membangun kehidupan sosial yang harmonis.
Kegiatan berbagi seperti memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada fakir miskin, menyantuni anak yatim, dan membantu sesama yang membutuhkan, adalah contoh nyata dari praktik nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam. Ramadan juga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri dari sifat egois dan materialistis. Segala yang kita miliki bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga terdapat rezeki orang lain yang perlu diberikan. Dengan demikian, Ramadan menjadi sarana pendidikan yang mengajarkan nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kesadaran untuk Berlomba dalam Kebaikan (Fastabiqul Khairat)
Dalam beberapa bulan terakhir, kita menyaksikan fenomena sosial yang luar biasa di masyarakat. Meskipun sikap saling tolong-menolong dan berbagi seharusnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sering kali tindakan ini baru dilakukan setelah suatu peristiwa menjadi viral. Contohnya, seorang anak yatim yang diarak warga karena mencuri pisang demi bertahan hidup dan masih ingat dengan kasus yang menimba Nenek Minah. Kejadian ini mengundang pertanyaan siapa yang sebenarnya bersalah? Tindakan mencuri tentu tidak dapat dibenarkan, tetapi di sisi lain, hal ini mencerminkan kondisi sosial yang perlu mendapat perhatian.
Contoh lainnya adalah pedagang es teh yang menjadi bahan ejekan di sebuah pengajian serta band sukatani yang viral setelah lagunya yang dianggap menghina institusi kepolisian. Menariknya setelah viral barulah banyak dermawan yang datang untuk memberikan bantuan. Hal ini mencerminkan adanya nila-nilai kemanusiaan yang seolah mulai luntur. Mengapa harus menunggu viral terlebih dahulu sebelum tergerak untuk membantu. Seharusnya kepedulian terhadap sesama menjadi bagian dari kehidupan tanpa perlu dipicu oleh perhatian media atau tren di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Melalui Bulan Ramadan tentu mengajarkan konsep fastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Dalam bulan ini, kita didorong untuk memperbanyak amal saleh tanpa pamrih, baik dalam bentuk sedekah, membantu sesama, dan perbuatan dari hal-hal yang tidak baik. Momen ini harus menjadi refleksi bagi kita semua, apakah kita sudah cukup peduli terhadap lingkungan sekitar? Apakah kita sudah cukup memberikan manfaat bagi sesama?
Kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadan tidak seharusnya hanya bersifat musiman, tetapi menjadi kebiasaan yang terus melekat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menanamkan nilai kemanusiaan melalui pendidikan di bulan Ramadan, kita tidak hanya memperbaiki diri secara spiritual, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.
Bulan Ramadan adalah sekolah kehidupan yang mengajarkan banyak hal berharga. Jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, nilai-nilai kemanusiaan yang tertanam dalam diri akan terus tumbuh dan menjadi bagian dari karakter kita, tidak hanya dalam Ramadan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan bulan penuh berkah ini sebagai momentum untuk kembali menanamkan nilai kemanusiaan yang sejati, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih bermanfaat bagi sesama.
ADVERTISEMENT