Menjaga Kebhinekaan Dalam Kontestasi Pilpres 2024

Syakroni
Ketua Umum IMM FKIP Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Muhammadiyah Surabaya Sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Surabaya
Konten dari Pengguna
1 Februari 2024 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjaga kebhinekaan dalam kontestasi pilihan calon Presiden dan Wakil Presiden sangat diperlukan karena bukan pertama kalinya menjelang pemilihan selalu diwarnai situasi memanas. Menjelang pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden tepatnya 14 Februari 2024 yang hanya tinggal 13 hari lagi tentu situasi politik semakin menunjukan jauh dari kata kebhinekaan. Masing masing simpatisan pendukung calon menampakkan perbedaan pilihan yang semakin vulgar di media massa.
ADVERTISEMENT
Tentu hal ini tidak salah dalam konteks berbeda pilihan untuk mendukung calon Presiden dan Wakil Presiden, bukankah setiap masyarakat memiliki hak yang sama dalam menitipkan suaranya kepada mereka yang sedang berkontestasi di pemilihan Presiden 2024-2029.
Ilustrasi debat calon Presiden 2024. sumber foto shutterstock
Perbedaan pilihan justru selalu berkonotasi negatif, stigma yang sering kita dengar di masyarakat sampai – sampai kawan menjadi musuh, musuh menjadi kawan begitulah kondisi politik menjelang pemilihan. kondisi ini yang membuat mereka lupa bahwa dalam menentukan sikap politik untuk dukung mendukung paslon tidak harus diwarnai keributan. Seperti yang kita lihat bersama sudah banyak pemberitaan aksi-aksi simpatisan yang berkelahi, mengolok-olok dan penggunaan media sosial yang semakin liar untuk melontarkan kata-kata yang berkonotasi negatif.
Bahkan di prediksi menjelang pemilihan benturan-benturan sesama anak bangsa semakin tinggi karena kondisi politik yang selalu dinamis, tentu hal ini harus di jaga bersama-sama agar bertumpahan darah tidak terjadi karena berbeda pilihan, kalaupun ini terjadi teringat apa yang dikatakan oleh founder father bangsa Presiden Soekarno bahwa Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tetapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri.
ADVERTISEMENT
Sehingga menjaga kondusifitas menjelang pemilu harus di kawal secara bersama, agar tendensi oknum-oknum yang mau memecah bela khibenikaan antar sesama anak bangsa tidak terjadi. Sikap kedewasaan yang harus dimiliki oleh semua simpatisan pendukung paslon agar tidak mudah terprovokasi dan lapang dada dalam menerima hasil akhir dari pilihan Presiden 2024-2029.
Untuk menjaga hal tersebut ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk saling menjaga kebhinekaan dalam kontestasi pilpres 2024. Pendidikan politik yang inklusif, Kampanye yang beradab, penggunaan media sosial.
Pendidikan Politik yang Inklusif, penting untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terutama diri sendiri tentang pentingna kebhinekaan dan saling menghormati perbedaan pilihan. Pendidikan politik yang inklusif harus diperkuat di semua lapisan masyarakat termasuk pendidikan formal di sekolah maupun non formal dilingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kampanye yang beradab, siapapun yang terlibat baik calon Presiden dan Wakil Presiden, partai politik, bahkan simpatisan harus berkomitmen untuk menjalankan kampanye yang beradab, riang gembira dan menghormati semua pihak, tanpa memanfaatkan isu-isu yang dapat memecah bela mesyarakat. Fokus dalam pemenangan yang memperlihatkan bahwa calon Presiden dan Wakil Presiden layak untuk dipilih bukan malah sebaliknya.
Penggunaan Media Sosial, media sosial memiliki peran sangat penting dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi dinamika politik. Penting untuk memastikan bahwa informasi yang mau kita sebarkan bukan hoax sehingga perlu di filter terlebih dahulu supaya terhindar dari pemberitaan yang memicu terjadinya konflik antarkelompok atau simpatisan pendukung calon Presiden dan Wakil Presiden.