Pentingya Mengenalkan Matematika Sejak Dini

Syakroni
Ketua Umum IMM FKIP Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Muhammadiyah Surabaya Sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Surabaya
Konten dari Pengguna
2 Januari 2023 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syakroni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak asing di telinga siswa, mata pelajaran yang seringkali memberikan tantangan bagi siswa saat mempelajarinya. Tak heran apabila dalam dunia pendidikan mata pelajaran matematika selalu ada di setiap jenjang pendidikan. Mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita menyadari manfaat mempelajari matematika itu sendiri. Semisal dalam transaksi jual beli di pasar atau di tempat lainnya. Dalam melakukannya kita menemui teori operasi bilangan yang digunakan dalam memenuhi transaksi jual beli tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak jarang juga pelajaran matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan atau sulit untuk dipahami sehingga siswa kurang meminati pelajaran matematika. Sebenarnya hal ini sangat berbanding terbalik dengan melihat fungsi dari pelajaran matematika yang memiliki manfaat begitu besar dalam perkembangan dunia sains dan teknologi serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi beberapa peneliti dari hasil risetnya mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam pelajaran matematika. Seperti yang dilakukan oleh Christ Sarah, 2021 dalam penelitiannya banyak siswa yang berminat dalam pelajaran matematika dan ada beberapa siswa yang kurang berminat dalam pelajaran matematika. Siswa yang meminati pelajaran matematika dan siswa yang kurang berminat dalam pelajaran matematika memiliki faktor tersendiri, sehingga mendorong siswa untuk memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap mata pelajaran matematika.
ADVERTISEMENT
Padahal kalau diamati lebih dalam, matematika adalah proses pembelajaran yang menyenangkan. Stigma matematika yang penuh hitung-hitungan memang benar tapi masih ada proses yang menyenangkan untuk di selisik sebelum kita memulai menghitung, seperti menganalisis permasalahan, memahami konsep, menalar pola matematikanya, memecahkan masalah hingga kita dapat mengkomunikasikan hasil kerja kita dalam bentuk simbol, tabel atau diagram yang dapat memperjelas suatu keadaan.
Dalam prosesnya siswa akan dihadapkan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam belajar matematika. Faktor tersebut bisa jadi dari dorongan orang tua yang menuntut anaknya untuk berprestasi dalam bidang matematika sehingga dia merasa terbebani oleh tuntutan orang tua. Kurangnya motivasi siswa dan rasa ingin mengetahui dalam mempelajari pelajaran matematika, atau penjelasan guru yang menoton saat memberikan materi sehingga perlu model-model pembelajaran yang dirasa menarik saat menyampaikan materi matematika.
ADVERTISEMENT
Perlu adanya pendukung atau role model pembelajaran agar siswa mudah mempelajari matematika sehingga dapat memahami dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan, matematika dapat dipelajari dengan berbasis budaya yang sering disebut dengan etnomatematik yaitu dimana aktivitas matematika di dalamnya terjadi proses pengabstrakan dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam matematika.
Ketertarikan siswa bisa juga dikenalkan dengan tokoh-tokoh ilmuwan matematika yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam peradapan islam. Sehingga rasa ingin mengetahui siswa terhadap matematika cukup besar. Pengetahuan terhadap matematika tidak hanya sakadar menghafal rumus tetapi mengetahui sejarah matematika melalui ilmuwan matematika yang sudah tidak asing di telinga seperti halnya Al Khwarizmi, Abu Wafa al Bawzajani, Abu Kamil Syuja, Al Jauhary, Al Khuyandi, Khusiyar Ibn Laban, Almajriti dan ilmuwan matematika yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, jika tingkat dasar konsep matematika yang diajarkan tidak dapat membangun semangat dan kepercayaan siswa dalam belajar matematika maka dapat dipastikan di tingkat selanjutnya siswa akan menganggap matematika adalah pelajaran yang rumit.
Sesuai dengan porsi jenjang pendidikan masing-masing dalam memberikan penyadaran bahwa mempelajari sejarah matematika juga tak kalah pentingnya untuk siswa. Jarang sekali hal tersebut dilakukan oleh sekolah-sekolah untuk siswa agar mau mengetahui sejarah matematika. Sehingga hal tersebut bisa menjadikan siswa lebih suka mempelajari pelajaran matematika dan tidak dianggap sebagai pelajaran yang sulit di mengerti.
Mengenalkan sejarah matematika bisa dilakukan oleh guru setelah atau sebelum memberikan materi kepada siswa sejak dini. Sebagai bentuk dorongan belajar agar siswa terbiasa dengan pelajaran matematika, hal tersebut apabila diterapkan dengan baik maka siswa akan berpikir positif tentang pelajaran matematika.
ADVERTISEMENT