Konten dari Pengguna

Pementasan Wayang Sebagai Tontonan Penuh Makna Dan Nilai Moral

Syalula S Aisya
Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.
13 Desember 2023 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syalula S Aisya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: sumMenonton,adi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: sumMenonton,adi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wayang Kulit adalah suatu seni pertunjukan Jawa yang sangat khas, wayang sendiri telah menjadi wadah budaya untuk menyampaikan pelajaran moral dan kisah epik. Salah satu cerita yang menarik adalah "Gatotkaca Wisuda," sebuah lakon yang bercerita mengenai perjalanan Gatotkaca, anak Bima, saat ia memulai perjalanan yang seru dan menantang menuju pemahaman diri dan penguasaan diri.
ADVERTISEMENT
Menurut Wicaksana (1998) ketika melihat wayang tidak cukup hanya mengenalnya, tetapi juga menghayati, memahami, mengiterpretasi, dan mengevaluasi, sehingga timbul kepekaan pikiran kritis dan kepekaan rasa terhadap masalah pewayangan. Dalam upaya yang dimaksud adanya upaya untuk memahami lebih mendalam arti penting wayang melalui pemaknaan filosofis terhadap elemen-elemen pertunjukan yang digunakan.
foto: sumber pribadi
Pada tanggal 22 september 2023, museum wayang indonesia yang berada di Jakarta Kota. Menggadakan pementasan wayang kulit yang berjudul "Gatot Kaca Wisuda". Pementasan ini pun menjadi yang terakhir dipertunjukan pada tahun ini. Pada pemenentasan ini ada beberapa pembelajaran yang bisa kita ambil dari lakon Gatot Kaca Wisuda.
Perjalanan Gatotkaca Wisuda di dalam hutan mistis menjadi metafora bagi ketidakpastian kehidupan dan pencarian pencerahan. Hutan menjadi tempat di mana Gatotkaca diuji, melambangkan sifat tak terduga yang terjadi pada kehidupan dan keberanian untuk terus melangkah menghadapi tantangan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Upacara wisuda, Inti dari cerita ini adalah wisuda Gatotkaca, bukan dari lembaga konvensional, melainkan dari sekolah kehidupan dan keterampilan bela diri. Upacara simbolis ini mencerminkan perolehan kebijaksanaan, keterampilan, dan tanggung jawab. Wisuda Gatotkaca adalah bukti akan pentingnya pembelajaran terus-menerus dan pengembangan diri.
foto: sumber pribadi
Senjata Gatotkaca menjadi simbolis, menggambarkan bukan hanya kekuatan fisiknya tetapi juga kebajikan yang diwakilinya. Pedang mungkin melambangkan keberanian, perisai perlindungan, dan busur serta panah ketepatan dan tekad. Setiap senjata berfungsi sebagai metafora bagi aspek-aspek karakter seorang pahlawan.
Kebijaksanaan yang terdapat pada dialog, Dialog dalam Gatotkaca Wisuda bukanlah sekadar pertukaran kata-kata. Refleksi filosofis Gatotkaca dan percakapannya dengan karakter lain memberikan kedalaman naratif, memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan, tugas, dan kondisi manusia.
ADVERTISEMENT
Musik gamelan yang menyertai berkontribusi pada pengalaman perjalanan Gatotkaca. Irama dan melodi musik meningkatkan nuansa emosional pementasan, membawa penonton melalui momen-momen ketegangan, kemenangan, dan refleksi.
Gatotkaca Wisuda muncul sebagai bagian menarik dari warisan budaya yang melintasi zaman. Dalam kekayaan simbolisnya, lakon ini mengundang penonton untuk merenungkan kompleksitas kehidupan, perjuangan mencari kebijaksanaan, dan kekuatan transformasi penemuan diri. Melalui lakon Gatotkaca Wisuda, Wayang Kulit mejadi alat penyampaikan pelajaran berharga yang bergema di sepanjang generasi dan budaya.