Konten dari Pengguna

Sering Dianggap Remeh, Radiografer Sangat Penting di Bidang Kesehatan

Syamdiar Daffa Mahendra
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Vokasi, D4 Teknologi Radiologi Pencitraan
31 Desember 2024 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syamdiar Daffa Mahendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber : Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Penulis
Radiografer adalah sebutan bagi tenaga kesehatan yang bekerja di ruang radiologi. Meskipun masih terdengar lumayan asing, radiografer memiliki peran sangat vital di dunia kesehatan. Menurut keputusan Rakernas PARI tahun 2006, Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi, imajing, kedokteran nuklir, dan radioterapi di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Seorang radiografer mengoperasikan alat-alat seperti MRI, CT Scan, dan USG tergantung kasus yang ditangani. MRI digunakan untuk memeriksa organ dalam seperti saluran hati dan empedu, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, dan prostat. CT Scan untuk memvisualisasikan hampir semua bagian tubuh, dan USG untuk mendiagnosis berbagai macam kondisi yang mempengaruhi organ dan jaringan lunak tubuh. Selain itu, seorang radiografer selalu bekerja sama dengan dokter spesialis radiologi dalam dunia medis.
Radiografer juga berperan dalam pendidikan dan penelitian. Mereka dapat membantu dalam pelatihan mahasiswa radiologi dan berkontribusi pada penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan teknik pencitraan dan prosedur medis. Sehingga peran dari radiografer tidak hanya terbatas pada operasional harian di rumah sakit atau klinik, tetapi juga mencakup aspek pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Di masa depan, peran radiografer kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi medis.
ADVERTISEMENT
Dengan semakin canggihnya peralatan pencitraan dan teknik baru yang dikembangkan, kebutuhan rumah sakit akan radiografer yang terlatih dan kompeten akan semakin meningkat. Mereka harus memahami cara kerja peralatan baru, protokol keselamatan, dan teknik pencitraan terbaru untuk memastikan mereka dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan radiografer sangat penting untuk memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan masa depan dalam dunia kesehatan.
Berdasarkan Keputusan Rakernas PARI Tahun 2006, pendidikan untuk menjadi seorang Radiografer saat ini dikembangkan melalui jalur vokasional, yaitu pendidikan Diploma III dan pendidikan Diploma IV serta mempersiapkan pendidikan lanjutan untuk spesialis I dan spesialis II. Sedangkan untuk jalur akademik, yaitu pendidikan Sarjana, S1, S2 dan S3 (Doktor/Ph D) pada saat ini belum dapat direalisasikan. Namun demikian, dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan prima di bidang radiologi maka persiapannya sudah dilakukan baik penyusunan kompetensi, kurikulum sampai pada naskah akademik. Program-program ini mencakup pelatihan teoritis dan praktis yang intensif, termasuk anatomi, fisiologi, prinsip-prinsip pencitraan medis, dan keamanan radiasi.
ADVERTISEMENT
Selain peran teknisnya, radiografer juga harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena mereka sering berinteraksi dengan pasien yang mungkin merasa cemas atau tidak nyaman karena mungkin khawatir dengan bahaya radiasi selama prosedur pencitraan. Kemampuan untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien juga menjadi bagian penting dari pekerjaan ini. Peran radiografer dalam diagnosis medis tidak dapat diremehkan. Melalui pencitraan medis yang akurat, dokter spesialis Radiologi dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait diagnosis dan rencana perawatan pasien. Kualitas gambar yang dihasilkan oleh radiografer sangat menentukan sejauh mana dokter dapat melihat dan menganalisis kondisi medis pasien. Hal ini menunjukkan bahwa seorang radiografer memiliki peranan yang penting dalam dunia medis.
Selain itu, seorang radiografer juga harus tetap memperhatikan etika profesi dan privasi pasien. Dalam melakukan tugasnya, mereka harus memastikan bahwa data pasien terlindungi dan hanya digunakan untuk keperluan medis yang sesuai. Etika profesi ini menjadi sangat penting mengingat teknologi pencitraan semakin maju dan data medis pasien menjadi lebih mudah diakses dan disimpan secara digital dan juga rawan terjadi kebocoran. Radiografer juga harus bekerja sama dalam tim yang terdiri dari berbagai profesional kesehatan lainnya. Kerja sama dengan dokter, perawat, dan teknisi medis lainnya sangat penting untuk memastikan bahwa pasien menerima perawatan yang optimal dan berkualitas tinggi. Komunikasi yang efektif dan koordinasi antar anggota tim medis menjadi kunci keberhasilan dalam memberikan layanan kesehatan yang optimal.
ADVERTISEMENT
Penulis : Syamdiar Daffa Mahendra
Mahasiswa Universitas Airlangga, Fakultas Vokasi