Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Konten dari Pengguna
Bertaruh di SNBT 2025: Dua Sisi Perjuangan Meraih Kampus Impian
17 Maret 2025 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Syamsul Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT 2025) resmi dibuka pada 11 Maret 2025 menandai dimulainya perjuangan ribuan calon mahasiswa untuk meraih kursi di perguruan tinggi negeri. Bertaruh di SNBT 2025, bagi sebagian orang, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) mungkin hanya dianggap sebagai salah satu jalur untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun, bagi mereka yang menginginkan kuliah di kampus impian, SNBT lebih dari sekadar proses seleksi—ia merupakan sebuah taruhan, kesempatan terakhir dan keputusan penting yang harus diambil dengan keyakinan penuh. Dalam perjalanan ini, terdapat dua kisah yang berbeda, tetapi keduanya memiliki benang merah yang sama yaitu tentang perjuangan untuk mendapatkan tempat di kampus yang diimpikan.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, SNBT menjadi jalur dengan jumlah pendaftar terbanyak mengingat peluang masuk PTN lebih terbuka dibanding SNBP yang hanya mempertimbangkan nilai rapot. Berdasarkan data dari SNPMB, jumlah pendaftar diprediksi meningkat dibanding tahun sebelumnya. Karena seiring dengan semakin banyaknya lulusan SMA/SMK/MAN Sederajat dan peserta-peserta yang gagal tahun sebelumnya (gapyear dan semigapyear) yang ingin memperjuangkan kampus impiannya.
Kisah Pertama
Bagi Nisrina Haifa Wafa Salsabila, calon mahasiswa yang sempat gagal di tahun 2023 dan 2024, tahun ini merupakan kesempatan yang terakhir baginya. Tahun lalu, ia gagal lolos dan kini harus memutuskan apakah masih ingin berjuang atau menyerah. "Sebenarnya, perasaan saya senang karena pendaftaran SNBT 2025 sudah dibuka. Tapi, melihat kegagalan tahun lalu, saya sempat berpikir apakah harus mencoba lagi atau tidak," katanya.
ADVERTISEMENT
Namun, kecintaanya terhadap jurusan Pendidikan Anak Usia Dini kampus Universitas Pendidikan Indonesia membuatnya tetap berjuang. "Saya sudah mengimpikan jurusan ini sejak SMA. Saya menyukai bidang ini, dan akhirnya saya tetap memutuskan untuk mencoba lagi," lanjutnya.
Dia belajar dari pengalaman, ia menyadari pentingnya persiapan yang lebih matang. "Jangan menyepelekan soal SNBT. Belajarlah dengan serius agar bisa menghadapi tes dengan baik." Ujarnya.
Jika nanti hasilnya tidak sesuai harapan, Nisrina akan mencoba berpikir positif dan ikhlas. Jika nanti hasilnya tidak sesuai harapan, ia mencoba berpikir positif. "Tidak apa-apa, mungkin memang belum jodoh saya untuk kuliah di kampus impian dengan jurusan yang saya mau."
Kisah Kedua
Berbeda dengan Nisrina, Zahra Nurhidayani, seorang mahasiswa yang sudah diterima SNBT 2024 disalah satu perguruan tinggi di Jawa Barat justru memilih untuk kembali mencoba SNBT 2025. Bukan karena tidak puas dengan kampusnya saat ini, tetapi lebih kepada keberanian untuk mengejar sesuatu yang salama ini ia takuti yaitu, kampus impian yang tak pernah ia coba pilih sebelumnya. "Saya ingin mencoba lagi SNBT 2025 karena penasaran apakah saya bisa meraih jurusan dan kampus yang benar-benar saya impikan. Ini juga tahun terakhir saya bisa ikut seleksi, jadi saya tidak ingin menyesal," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sejak lama, ia sebenarnya ingin kuliah di Universitas Padjajaran (Unpad) tetapi ketakutan akan kegagalan membuatnya tidak pernah berani memilihnya. Kini, dengan pengalaman yang lebih matang, ia memutuskan untuk mencoba Unpad dengan jurusan Ilmu Perpustakaan sebagai pilihan utama dan Farmasi sebagai cadangan. "Dulu saya takut kecewa, makanya saya tidak pernah berani memilih Unpad. Sekarang saya ingin mencoba, tidak peduli hasilnya nanti."
Meski harus menghadapi ujian kembali, ia tidak merasa perlu strategi khusus. "Paling latihan soal dan ikut tryout saja," katanya santai. Namun, ia tetap realistis. "Kalau nanti tidak lolos, saya akan tetap kuliah di kampus dan jurusan saya sekarang."
Dua kisah ini menggambarkan bahwa perjuangan di SNBT 2025 lebih dari sekadar tes masuk perguruan tinggi. Bagi sebagian orang, ini adalah kesempatan emas untuk mewujudkan impian, sementara bagi yang lain, ini adalah langkah berani untuk menghadapi ketakutan. SNBT 2025 menjadi ajang pertaruhan antara harapan dan risiko. Namun yang terpenting adalah kebaranian untuk mencoba tanpa penyesalan. Bagi mereka yang berjuang, satu hal pasti: apa pun hasilnya, mereka telah berani melangkah dan memperjuangkan impian mereka.
ADVERTISEMENT
Syamsul Arifin—Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.