Konten dari Pengguna

Potret Kehidupan Penghuni Kolong Tol Lodan Raya

Syaharani Putri
Broadcast-Journalism Student at Pembangunan Jaya University // Interested to Travel-Food Journalist, Photography, and UI/X.
6 Mei 2021 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syaharani Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta adalah tempat di mana kita bisa menemukan segala macam hal. Mulai dari gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan super mewah, dan mobil sport terbaru di Ibukota. Dibalik semua itu, kita juga bisa berjumpa dengan kaum paling miskin dari golongan miskin. Orang-orang yang dianggap kaum ilegal di kota ini. Mereka tinggal di tempat yang mungkin tidak pernah kita bayangkan.
Anak kecil yang sedang berjalan di tumpukan sampah. (Foto: Syaharani Putri)
zoom-in-whitePerbesar
Anak kecil yang sedang berjalan di tumpukan sampah. (Foto: Syaharani Putri)
Pada akhirnya, di bawah kolong tol menjadi satu-satunya lahan yang mereka andalkan untuk bertahan hidup.
Sejumlah warga sedang bercengkrama. (Foto: Syaharani Putri)
Bermodalkan bangunan semi permanen atau kayu, serta terpal sebagai atap, mereka bertahan dari teriknya panas ibu kota.
ADVERTISEMENT
Anak-anak sedang bercengkrama disalah satu rumah warga. (Foto: Syaharani Putri)
Hidup dengan fasilitas minim tidak menghalangi semangat mereka untuk tetap hidup. Bahkan, membuat mereka terbiasa untuk tetap tinggal. Meskipun mereka tahu, tanah yang mereka tinggali merupakan tanah milik negara dengan ancaman penggusuran.
Warung milik salah satu warga yang tinggal di Kolong Tol Lodan Raya
Salah satunya Sri, perempuan asal Jawa Tengah tinggal di tempat ini sudah sekitar 20 tahun.
Alasan Sri memilih tinggal di kolong tol karena keterbatasan uang yang tidak cukup untuk membeli tempat tinggal yang layak. Hanya bekal uang PHK yang bisa mencukupi untuk bertahan hidup di kolong tol ini.
Sri, memasak untuk persiapan berjualan warung makan. (Foto: Syaharani Putri)
Di kolong Tol Lodan Raya itulah, Sri dengan beberapa keluarga lainnya bertahan hidup. Semua cara dilakukan agar mendapat pundi-pundi rupiah, mulai dari mengamen, memulung, hingga membuka warung.
Hanya muat satu tubuh untuk memasuki rumah warga. (Foto: Syaharani Putri)
Hidup di Kolong Tol Lodan Raya penuh dengan tumpukan sampah. (Foto: Syaharani Putri)
Kamar mandi digunakan untuk dipakai bersama-sama. (Foto: Syaharani Putri)
Sejumlah warga sedang bercengkrama. (Foto: Syaharani Putri)
Anak kecil sedang asyik bermain. (Foto: Syaharani Putri)