news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Tantangan Wanita Dominan dalam Menjaga Hubungan yang Harmonis

syarafina fildzah
Mahasiswa semester 4 Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya
2 Maret 2025 15:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari syarafina fildzah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita mandiri : (Sumber: Jcomp on Freepik)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita mandiri : (Sumber: Jcomp on Freepik)
ADVERTISEMENT
Beberapa hari ini, fenomena wanita independen atau wanita dominan semakin mencolok dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan perkembangan positif bagi wanita, di mana potensi yang dimiliki perlu diperhatikan dan dihargai. Wanita yang memiliki sifat dominan sering kali terbentuk dari tuntutan kehidupan yang mengharuskan mereka untuk mengatur berbagai aspek kehidupannya, terutama anak perempuan pertama dalam keluarga. Dominasi dalam konteks hubungan berarti mengambil peran kepemimpinan dengan rasa hormat dan persetujuan bersama, sedangkan mendominasi cenderung melibatkan pengendalian total terhadap pasangan, yang dapat membuat mereka merasa tertindas.
ADVERTISEMENT
Dominan memimpin dengan rasa saling percaya dan menghargai pendapat pasangan. Contohnya, seorang pasangan dominan mungkin berkata, "Ayo buat rencana makan di luar untuk minggu ini," yang menunjukkan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Mendominasi mengendalikan tanpa memberi ruang untuk diskusi, seperti mengatakan, "Kita akan pergi makan di sini minggu ini, tidak perlu berdiskusi." Ini menciptakan ketidakadilan dalam hubungan dan dapat menyebabkan konflik.
Wanita dominan sering kali memiliki ciri-ciri tertentu. Mudah Marah, mereka cenderung ingin diperhatikan dan keinginannya terpenuhi. Selalu Berpendapat, Mereka tidak mudah menerima pendapat pasangan jika dianggap tidak logis atau berisiko. Percaya Diri, tingkat percaya diri yang tinggi membuat mereka aktif dalam mengatur hubungan. Karakteristik ini menunjukkan bahwa wanita dominan bisa menjadi pemimpin yang baik jika mereka memimpin dengan empati dan saling menghormati.
ADVERTISEMENT
Sifat feminim dan maskulin pada pria dan wanita merupakan hasil interaksi kompleks dari faktor biologis, psikologis, dan sosial. Secara biologis, hormon estrogen pada wanita sering dikaitkan dengan sifat empati dan kelembutan, sementara testosteron pada pria berhubungan dengan agresivitas. Masyarakat sering menetapkan norma yang membatasi ekspresi individu berdasarkan gender. Stereotip ini dapat menimbulkan tantangan bagi individu yang tidak sesuai dengan harapan tersebut. Penting untuk menyadari bahwa setiap individu memiliki kombinasi sifat feminim dan maskulin yang unik. Dengan memahami perbedaan antara dominasi dan mendominasi serta karakteristik wanita dominan, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan saling menghormati. Dominasi yang sehat didasarkan pada persetujuan bersama dan empati, memungkinkan kedua pasangan untuk tumbuh dan berkembang secara bersamaan.
ADVERTISEMENT